Ekonomi

Srikandi Milenial Asal Pacitan Jadi Inspirasi Program YESS

Kamis, 22 Juli 2021 - 16:57 | 220.66k
Devie Yuisce Erlandin, srikandi milenial asal Kabupaten Pacitan yang menjadi inspirasi Program YESS. (FOTO: Humas Polbangtan Malang)
Devie Yuisce Erlandin, srikandi milenial asal Kabupaten Pacitan yang menjadi inspirasi Program YESS. (FOTO: Humas Polbangtan Malang)

TIMESINDONESIA, PACITAN – Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng International Fund For Agriculture (IFAD) mencetak wirausaha milenial tangguh dan berkualitas melalui Program YESS (Youth Enterpreneurship and Employment Support Services). Program YESS merupakan program pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan bagi generasi muda di sektor pertanian yang didanai oleh International Fund for Agricultural Development (IFAD). Program ini diharapkan akan menjadi model untuk pengembangan kewirausahaan dan ketenagakerjaan generasi muda di sektor pertanian. Program YESS juga merupakan salah satu upaya untuk meregenerasi petani serta menghasilkan wirausahawan milenial yang berkualitas di sektor pertanian.

Petani mungkin bukanlah profesi yang diidam-idamkan oleh para milenial. Banyak di antara mereka yang menganggap bahwa petani adalah profesi yang tidak menjanjikan, kotor dan tidak keren. Namun, Devie Yuisce Erlandin membuktikan bidang pertanian bisa menjadi profesi utama yang menopang ekonomi keluarga. Wanita 38 tahun asal Desa Sempu Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur ini menekuni usaha jual beli hasil pertanian seperti jahe, laos, kunyit, kencur, temu, janggelan, dll. Selain jual beli hasil pertanian Devie juga mempunyai usaha olahan biofarmaka atau empon empon.

Srikandi Milenial Asal Pacitan 2Bahan baku hasil pertanian yang dikeringkan sebelum dijual oleh Devie, srikandi milenial asal Kabupaten Pacitan. (FOTO: Humas Polbangtan Malang)

Devie memulai usahanya 15 tahun silam dengan jual beli empon empon pada skala kecil. Diakui Devie, keberhasilannya sebagai wirausahawan milenial di bidang pertanian melalui proses yang panjang dan pasang surut. Akan tetapi berkat ketekunan dan kerja keras serta kemauan untuk terus belajar usahanya bisa terus berkembang. Bahkan pasarnya saat ini sudah sampai ke Wonogiri, Solo, Madiun, Ponorogo dan Kediri. Pada 2019 Devie mengembangkan usahanya pada olahan biofarmaka Sari Empon empon, diantaranya Sari Jahe Instan, Sari Temu lawak, Sari Kunyit, dan lain lain. Untuk olahan biofarmaka dia mampu memproduksi sebanyak 50 – 100 kg per bulan pada masing masing varian. 

Devie sapaan akrabnya merupakan salah satu peserta yang telah mengikuti kegiatan Pelatihan Proposal Bisnis dari Program YESS. Melalui keikutsertaannya pada Program YESS Devie berharap bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak, serta jejaring yang luas, sehingga usahanya lebih maju dan berkembang serta menjadi salah satu produk unggulan. 

“Dengan adanya Program YESS saya ingin lebih bisa memberdayakan petani  baik itu sebagai pekerja maupun sebagai mitra usaha, agar mereka bisa memperoleh penghasilan yang lebih baik dan tidak lagi mengalami kerugian” ungkap Devie saat ditemui tim mobilizer Kabupaten Pacitan, Rabu (21/7/2021).

Upaya yang dilakukan Devie dengan menekuni usaha di bidang pertanian sejalan dengan Program YESS yang ingin meningkatkan minat para pemuda untuk menjadi petani, sehingga regenerasi petani bisa terwujud. 

“Saya berharap para pemuda bisa lebih aktif dan kreatif dalam berwirausaha dibidang pertanian. Para pemuda hendaknya bisa mengikuti perkembangan jaman sehingga usaha mereka bisa menjadi berkembang dan menjadi produk unggulan” tutur Devie.

Upaya yang dilakukan Devie sebagai representasi generasi muda yang didukung dengan Program YESS tentu menjadi catatan positif. Mengingat saat ini, menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), jumlah pelaku pertanian semakin lama semakin menurun. Minat generasi muda terhadap pertanian kurang, karena dirasa tidak menarik dan tidak memberi masa depan yang menjanjikan. 

Hal tersebut merupakan tantangan Kementerian Pertanian untuk menggerakkan generasi milenial melirik sektor pertanian dengan berbagai program. Salah satunya adalah program regenerasi petani dengan mencetak petani milenial yang berjiwa wirausaha pertanian dan berdaya saing. Program tersebut adalah Program YESS.  
Dalam program YESS, dilakukan peningkatan kapasitas pemuda perdesaan menjadi wirausahawan muda pertanian yang mempunyai akses permodalan, akses pemasaran dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kaum muda di wilayah perdesaan tersebut.

Senada dengan arahan Mentan SYL, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa petani milenial sangat potensial untuk melanjutkan pembangunan pertanian di Indonesia, karena mereka rata-rata cerdas, adaptif terhadap teknologi dan siap memasuki era pertanian 4.0. Mereka mampu menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern dari hulu sampai dengan hilir. 

Dia mengatakan, upaya mencetak, memproses dan menjadikan pemuda perdesaan menjadi petani milenial, seperti melalui Program YESS, diperlukan dukungan dan sinergitas berbagai elemen, salah satunya adalah mengoptimalkan BPP menjadi pusat penggondokan petani milenial. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES