Cek Fakta Fakta atau Hoaks

[CEK FAKTA] Pesawat Jatuhkan Zat Kimia, Penyakit Muncul

Kamis, 22 Juli 2021 - 17:09 | 211.33k
Informasi pesawat terbang yang menjatuhkan zat kimia dari udara untuk tujuan membuat manusia sakit.
Informasi pesawat terbang yang menjatuhkan zat kimia dari udara untuk tujuan membuat manusia sakit.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar informasi mengenai pesawat terbang yang menjatuhkan zat kimia dari udara untuk tujuan membuat manusia sakit. Informasi tersebut beredar melalui aplikasi WhatsApp.

Dalam informasi tersebut, terdapat gambar tangkapan layar dari akun Instagram @teluuur.

Pada gambar tangkapan layar itu, akun I @teluuur menuliskan adanya penampakan chemtrails "saling silang' dari dua kota yang berbeda.

Akun tersebut juga menuliskan, "Apakah ini sebuah kebetulan? Sepertinya tidak mungkin jika hanya kebetulan semata"

Sementara dalam informasi informasi yang tersebar di WhatsApp, dalam gambar tangkapan layar itu disematkan narasi sebagai berikut:

gak tahu ni hoax atau nga. katanya pesawat jatuhin zat kimia buat kita jd sakit ?????
benerkah????

dan emang bbrp hari ini disini jg banyak pesawat bulak balik aku jadi mengtelurrr skrg

cek fakta Pesawat Jatuhkan Zat Kimia 2Sumber: Tangkapan layar Instagram

Pantauan Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, unggahan akun @teluuur tersebut, namun sudah tidak ditemukan lagi.

cek-fakta-Pesawat-Jatuhkan-Zat-Kimia-3.jpgSumber: Tangkapan layar Instagram

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim pesawat terbang yang menjatuhkan zat kimia dari udara untuk tujuan membuat manusia sakit, tidak benar.

Informasi dan gambar serupa dengan sebutan penampakan chemtrails juga beredar di media sosial dan aplikasi WhatApp. Mafindo - jaringan Tim Cek Fakta TIMES Indonesia- melalui turnbackhoax.id, menelusuri klaim tersebut. 

Dalam penjelasannya, turnbackhoax.id menyebutkan Chemical trail atau dikenal dengan sebutan chemtrail adalah sebuah teori konspirasi berupa garis putih di langit yang mirip dengan jejak asap pesawat (contrail), yang diduga sengaja dikeluarkan untuk menguasai cuaca, sampai usaha untuk memusnahkan populasi manusia di dunia. Teori ini mulai muncul dan beredar pada tahun 1990-an, sejak publikasi majalah Angkatan Udara Amerika tentang modifikasi cuaca.

Teori konspirasi chemtrails ini kemudian semakin berkembang karena memiliki kesamaan dengan modifikasi albedo (geoengineering), yang telah diteliti oleh para ahli untuk menambahkan bahan ke atmosfer bumi agar mencerminkan lebih banyak sinar matahari kembali ke angkasa. Hal ini dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi perubahan iklim akibat akumulasi gas rumah kaca di dunia.

Banyak yang kemudian berpikir bahwa penelitian modifikasi albedo ini kemudian menjadi gagasan untuk membuat chemtrails atau chemical trail.

Seiring besarnya asumsi orang-orang tentang chemtrails ini, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah apapun yang telah menjelaskan terkait kebenaran chemtrail ini. Para ahli kemudian hanya memberikan respon berupa penjelasan dan pembuktian ilmiah terkait peristiwa-peristiwa yang diduga chemtrails.

Pada tahun 2000, Federal Aviation Administration, otoritas penerbangan nasional AS, bekerja sama dengan Environmental Protection Agency (EPA), National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), membuat laporan rinci yang ditujukan untuk menghilangkan rumor chemtrails.

Pada tahun 2015, EPA mengeluarkan kembali terkait laporan tersebut yang berbunyi,

“Jika kelembaban tinggi (lebih besar dari yang dibutuhkan untuk kondensasi es terjadi), jejak asap (contrail) akan terjadi terus-menerus. Partikel es baru terbentuk dan akan terus muncul dalam ukuran tertentu, dengan mengambil air dari atmosfer sekitarnya. Selanjutnya proses ini akan menghasilkan garis berbentuk garis contrail hingga meluas untuk jarak luas di belakang pesawat terbang. Contrails persisten dapat bertahan selama berjam-jam saat muncul, dan melebar dari 200 meter hingga 400 meter. Contrails menyebar karena turbulensi udara yang diciptakan oleh pergerakan pesawat, perbedaan kecepatan angin sepanjang jalur penerbangan, dan kemungkinan melalui efek pemanasan matahari.”

Ada lagi bantahan dari David E. Thomas, Committee for Skeptical Inquiry. David membantah klaim konspirasi dari Jim Marss, mantan wartawan harian Forth Worth Star-Telegram, yang menyebutkan bahwa terdapat 6.8 part per million (ppm) barium dari kabut asap yang dihasilkan sebuah pesawat pada tahun 2007. Dimana angka itu telah melewati ambang batas aman yang diperkenankan oleh Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA).

Dalam bantahannya, David menyatakan bahwa reporter televisi dan Jim salah membaca angka hasil uji laboratorium. Kenyataannya, David menulis di Sketical Inquirer, kadar barium pada kabut asap itu masih jauh di bawah ambang batas dari EPA.

cek fakta Pesawat Jatuhkan Zat Kimia 4Sumber: [SALAH] Chemtrails Penyebar Virus Penyakit Muncul di Langit Pantura | Turnbackhoax

cek fakta Pesawat Jatuhkan Zat Kimia 5Sumber: Konspirasi untuk Menguasai Cuaca | Detik

KESIMPULAN

Klaim pesawat terbang yang menjatuhkan zat kimia dari udara untuk tujuan membuat manusia sakit, keliru. 

Hingga saat ini, belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa chemtrails itu benar-benar ada dan maksud dari chemtrails tersebut. 

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, informasi tentang penerima vaksin akan meninggal dunia dalam dua tahun dalam kategori Misleading content (konten menyesatkan). Konten ini dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerja sama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES