Kesehatan

Dekan Psikologi UMG bagi Tips Minimalisir Kecemasan Hadapi Covid-19

Kamis, 22 Juli 2021 - 13:55 | 46.31k
Masyarakat saat mengikuti simulasi penanganan pasien isoman di Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)
Masyarakat saat mengikuti simulasi penanganan pasien isoman di Desa Sukorejo Kecamatan Kebomas (Foto: Akmal/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, GRESIK – Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Awang Setiawan Wicaksono membagikan tips meminimalisir kecemasan seseorang menghadapi pandemi Covid-19. 

Menurut Awang, mengurangi paparan informasi hoaks merupakan salah satu meminimalisir tensi ketegangan dan kecemasan di masyarakat. 

Dikatakan dia, paparan informasi tentang covid besifat toxic atau berpotensi menyebabkan kecemasan. Misalkan membaca berita mengerikan dan sejenisnya. 

"Dua hal itu bisa jadi langkah yang cukup efektif untuk mengurangi kecemasan dan tingkat stres masyarakat," katanya pada Kamis (22/7/2021).

Diungkapkan lebih jauh oleh Awang, fenomena ajakan tidak meng-upload berita yang ramai di media sosial akhir-akhir ini juga harus dilihat dengan positif.

Masyarakat saat mengikuti simulasi b

Kemudian, adanya fenomena larangan membunyikan sirine ambulans yang melintas area pemukiman juga bisa mengurangi kecemasan masyarakat.

"Fenomena ini muncul karena saat ini masyarakat sudah lelah secara mental (psikologis) dan dalam tingkat kepanikan cukup tinggi. Dalam kondisi tertentu mengarah pada munculnya perilaku menekan realitas," paparnya.

Diterangkan lebih jauh oleh Awang, untuk menghadapi situasi pandemi seperti ini masyarakat harus tenang. Tidak perlu terlalu takut. Selain itu harus bisa memilah cakupan informasi untuk diri sendiri.

Salah satu yang bisa dilakukan, ujar dia adalah cukupkan informasi dalam takaran yang proporsional. Artinya, sesuai kebutuhan masing-masing. 

"Dengan demikian masyarakat akan memberikan perhatiannya dan mampu menumbuhkan awareness untuk menyikapi covid secara proporsional," tambahnya.

Kemudian, yang tak kalah penting menurut Awang adalah saling membangun kesadaran. Di era pandemi ini akan lebih efektif jika pemerintah menggandeng masyarakat untuk terlibat sebagai subyek. Bukan hanya objek.

Melalui cara tersebut masyarakat tidak hanya diposisikan sebagai objek dari penerapan aturan saja. Namun, lebih jauh bisa diajak untuk menjadi relawan pemulasaraan jenazah atau lainnya.

"Karena masyarakat merasa tidak terlibat dalam pembuatan aturan maka situasi ini yang akan membuat masyarakat melakukan penolakan," tutup Dekan Psikologi UMG saat memberikan tips meminimalisir kecemasan hadapi Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES