Indonesia Positif

Teknologi Pemeraman Dendeng, Teknik Pengawetan Daging Saat Lebaran Idul Adha

Rabu, 21 Juli 2021 - 18:45 | 80.34k
(Foto A) Daging diiris pipih ketinggian merata. (Foto B) Dendeng dilumuri garam dioven 1 jam. (Foto C) Dendeng dipipihkan dengan palu, dibumbui dan siap simpan.
(Foto A) Daging diiris pipih ketinggian merata. (Foto B) Dendeng dilumuri garam dioven 1 jam. (Foto C) Dendeng dipipihkan dengan palu, dibumbui dan siap simpan.

TIMESINDONESIA, BATU – “Seorang mukmin makan dengan satu usus, sedangkan orang kafir makan dengan tujuh usus”, pernyataan ini disampaikan Ibn Umar di jaman Rasulullah yang diriwayatkan HR. Bukhari: 4974 – Tentang Makanlah Secukupnya, sebenarnya mempunyai makna 1) Seorang mu’min tidak rakus dalam makan, ia makan secukupnya, 2) Terlalu banyak makan mengakibatkan berbagai macam penyakit, karena itu Islam mengajarkan penganutnya untuk tidak berlebihan dalam segala sesuatu, termasuk makan.

Setiap manusia mempunyai porsi tertentu dalam kebutuhan makan. Demikian juga untuk kebutuhan mengkonsumsi daging, yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk olahan setengah jadi maupun yang siap saji. Konsumsi daging rata-rata menjadi meningkat ketika lebaran Idul Adha.

Namun Budaya untuk bergabung melakukan kewajiban penyerahan kurban tidak ada ketentuan yang merujuk pada lokasi sesuai tempat tinggal, tetapi dapat dilakukan dimana saja, misalnya sedang musafir bisa dilakukan pada tempat seseorang sedang berada, dapat juga bergabung dengan tempat yang bersangkutan bekerja (sebagai karyawan).

Kewajiban melaksanakan penyembelihan hewan kurban di wilayah tempat tinggal kami relatif meningkat setiap tahun. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran bagi masyarakat yang mampu makin meningkat dalam pemahaman insan yang berkualitas menganut agama Islam.

Pada kesempatan ini, 10 Dhulhijah 1442, 20 Juli 2021 panitia kurban Mesjid Al- Islam, Bedali-Lawang  dapat menghimpun 5 ekor Kambing dan 10 ekor Sapi. Pihak menejemen mengatur bahwa peserta yang ikut qurban mendapat jatah hingga 19 kg hasil penyembelihan, yang dipikul setiap 7 orang/ekor sapi. Kegiatan ini juga serentak terjadi di semua daerah.  

Pada faktanya menunjukkan bahwa saat lebaran Idul Adha, peserta hewan qurban berkesempatan mendapat hasil penyembelihan hewan kurban dengan porsi berlebih dari kebutuhan konsumsi sehari. Bagaimana mensiasati pengawetannya, agar bernilai ekonomis bisa menghasilkan olahan dan bisa dikonsumsi jangka waktu relatif lama?

Biasanya jatah hewan kurban di tempat kami dibagikan 6-8 jam setelah disembelih, kira-kira jam 14.00 wib. Waktu yang tanggung untuk melakukan penanganan pasca panen/penyembelihan hewan. Penanganan yang paling umum untuk mengawetkan adalah melakukan klasifikasi bagian daging dan organ, pewadahan dan kemudian dimasukkan freezer sebagai teknik penyimpanan beku.

Untuk melakukan penganeka-ragaman awetan untuk diolah, dengan waktu kondisi kurang representative, berikut teknologi pemeraman dendeng.

Tahap pertama daging dibuat irisan lembaran pipih dengan ketinggian yang sama, luas permukaan tergantung bentuk jatah daging yang diterima, kemudian dilumuri garam halus, disusun pada Loyang-loyang untuk dioven sekitar 1 jam. Meskipun kondisi masih berair tidak masalah, lembaran daging ditiriskan.

Setelah kering (air tidak menetes lagi), lembaran daging oven disusun dalam wadah tertutup dan dimasukkan dalam lemari es semalam, agar tekstur menegang/mengeras.

Esoknya setiap lembaran dipipihkan dengan menggunakan palu daging hingga empuk, kemudian seluruh permukaan dilumuri bumbu sesuai selera, menjadi dendeng. Tahap terakhir lembaran dendeng ditata bertumpuk pada wadah. Dendeng ini siap digoreng atau menjadi bahan baku olahan yang lain. Jika disimpan maka menjadi olahan awetan yang relatif tahan lama, untuk persediaan masak pada waktu yang selanjutnya.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES