Peristiwa Nasional

Ali Ngabalin Buka Suara Tentang Revisi Statuta Kampus UI

Kamis, 22 Juli 2021 - 11:16 | 45.18k
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat mendampingi presiden Jokowi dalam kunjungan kerja (FOTO: Instagram/Ngabalin)
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin saat mendampingi presiden Jokowi dalam kunjungan kerja (FOTO: Instagram/Ngabalin)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Ngabalin membela Presiden RI Jokowi terkait terkait terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2021. Menurut Ngabalin, tidak ada unsur kepentingan apapun tentang revisi Statuta Universitas Indonesia (UI). Semua dilakukan untuk memperbaiki UI agar lebih baik ke depannya.

Ngabalin membela Jokowi lewat akun Twitter pribadinya @AliNgabalinNew, pada hari Kamis (22/7). Tidak butuh waktu lama postingan tersebut diserbu banyak netizen dan menuai kecaman.

"Tidak ada unsur kepentingan di balik revisi statuta UI, revisi itu demi mewujudkan UI yang lebi baik," ucap Ngabalin di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Sebelumnya, Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2021 tentang Statuta UI. Aturan ini merevisi statuta sebelumnya yang melarang Rektor UI merangkap jabatan Komisaris.

Revisi aturan ini bertepatan dengan gencarnya kritik terhadap Rektor UI Ari Kuncoro yang juga menjabat Komisaris BRI. Selama ini rektor merangkap jabatan ini dikritik oleh banyak aliansi mahasiswa, termasuk Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI.

Aturan itu jadi sorotan publik karena terbit setelah dugaan rangkap jabatan Rektor UI Ari Kuncoro. Ari menjabat sebagai Rektor UI sekaligus Komisaris BRI.

Padahal, pasal 35 PP Nomor 68 Tahun 2014 menyebut Rektor UI tidak boleh merangkap jabatan. Salah satu poin di pasal itu adalah larangan menjabat pada badan usaha milik negara (BUMN)/daerah maupun swasta.

Situs resmi Sekretariat Negara pun tak mengunggah salinan PP tersebut hingga saat ini Padahal, PP nomor 74 dan 76 telah diunggah pada situs web yang beralamat di jdih.setneg.go.id.

Ngabalin juga mengajak mahasiswa yang tak henti-hentinya nyinyir kepada presiden agar lebih mawas diri. Mereka dihimbau tidak asal-asalan dalam mengkritik, tapi juga menyajikan data. "Yang nyinyir harus diperiksa pengetahuannya," tandas Ali Ngabalin. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES