Kopi TIMES

Ekosistem PAI untuk Pengembangan Budaya Berprestasi Siswa SD Muhammadiyah

Kamis, 22 Juli 2021 - 10:21 | 70.38k
Triono Ali Mustofa, Mahasiswa Program Doktor PAI  Unverstas Muhammadiyah Malang.
Triono Ali Mustofa, Mahasiswa Program Doktor PAI Unverstas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Ekosistem pendidikan yang terdiri atas sekolah, keluarga, dan masyarakat hendaknya menjadi sebuah hubungan simbiosis mutualisme antara ketiganya sehingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh.

Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk mendidik, namun yang lebih penting adalah cara pendidikan itu sendiri dapat mendidik ekosistem. Maka ekosistem pendidikan harus diperkuat dengan menumbuhkan kekuatan pada seluruh komponen pendidikan. 

Ekosistem pendidikan juga merupakan salah satu tujuan dari Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan periode (2014-2019) yaitu mengejawantahkan akan pentingnya terbentuk ekosistem pendidikan yang harmonis.

Ekosistem pendidikan Islam diciptakan antara lain untuk kematangan berpikir siswa. Pendidikan bukan saja merupakan proses belajar mengajar di sekolah, tetapi semua hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang dapat mengubah seseorang.

Dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik. Yang sebelumnya tidak bagus menjadi bagus, yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu. Tentu itu semua tidak hanya bisa didapatkan di sekolah saja, melainkan di semua tempat termasuk di dalam keluarga dan masyarakat. 

Apabila di dalam ekosistem tersebut ada salah satu komponen yang tidak dapat mendukung komponen yang lain, maka tujuan pendidikan agama Islam tidak akan dapat tercapai. Ekosistem pendidikan agama Islam juga menjadi salah satu tolok ukur dari mutu sekolah Islam. 

Mengetahui akan pentingnya ekosistem pendidikan, Triono Ali Mustofa yang juga mahasiswa program Doktor Pendidikan Agama Islam Unverstas Muhammadiyah Malang melakukan pendalaman dalam bentuk penelitian tentang bagaimana pembentukan ekosistem pendidikan terutama pendidikan agama Islam yang ada pada SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo merupakan sebuah lembaga pendidikan yang terletak di jantung kota Kabupaten Ponorogo. Sebagai lembaga pendidikan keagamaan Islam di bawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ponorogo memiliki tujuan terbentuknya peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya atau menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo membangun sebuah ekosistem pendidikan agama Islam yang utuh, yang merupakan suatu tatanan kesatuan menyeluruh antara segenap unsur lembaga pendidikan tersebut, sehingga saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya.

Melalui penelitiannyam Triyono mendapati ekosistem pendidikan agama Islam yang diterapkan di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo kepada siswa, antara lain: puasa sunah Senin dan Kamis, sholat Dhuha berjama’ah, tadarrus al-Qur’an sebelum jam pelajaran dimulai, sholat Dhuhur berjama’ah, berjabat tangan dengan bapak ibu guru ketika masuk dan pulang sekolah, perkemahan pandu Hizbul Wathan (HW), budaya sholat Subuh berjama’ah dan pengajian ahad pagi di Universitas Muhammadiyah (UNMUH) Ponorogo.

Sedangkan pembiasaan religius yang ditanamkan untuk guru dan karyawan berupa kajian tarjih, kajian Jum’at pagi, shalat dhuha berjama’ah, shalat dhuhur berjama’ah, Baitul Arqam Majlis Kader Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), puasa Senin dan Kamis serta tahsin qira’atil Qur’an.

Adapun budaya religius untuk orang tua antara lain parenting, paguyuban wali murid dengan kegiatan bakti sosial terhadap korban bencana, santunan yatim piatu, buka puasa bersama dan berpakaian islami yang menutup aurat di lingkungan sekolah. 

Ekosistem pendidikan agama Islam tersebut, melahirkan budaya berprestasi bagi siswa-siswi Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam bidang akademik maupun non akademik dengan diraihnya berbagai macam prestasi, baik prestasi mulai tingkat kecamatan, kabupaten, nasional maupun internasional.

Adapun prestasi akademik yang telah diraih pada dua tahun terakhir ini di tingkat internasional antara lain juara olimpiade matematika yang diselenggarakan oleh Thailand International Matematic Olympiad (TIMO) di Thailand, juara olimpiade robot di Malaysia yang diselenggarakan oleh International Islamic School Robotic Olympiad (IISRO) di Jepang.

Sedangkan prestasi akademik dan non akademik yang telah diraih di tingkat nasional adalah juara robot dalam lomba Muhammadiyah Education Awards (ME Awards), juara matematika pada lomba Hidayatullah Mathematic and Science Olympiad (HIMSO), Gebyar Ilmiah Sains (GIS), dan Kompetisi Matematika Nalaria Realistik (KMNR). Ungkap mahasiswa yang berprofesi sebagai guru tersebut.

Triyono menjelaskan bahwa ekosistem pendidikan agama Islam dalam pengembangan budaya prestasi siswa di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo, dilakukan melalui hubungan fungsional yang sistematis diantara komponen pendidikan agama Islam.

Berawal dari tujuan pendidikan agama Islam, materi pendidikan, metode pendidikan, guru pendidik, siswa yang terdidik hingga lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Penerapan ekosistem pendidikan agama Islam dilakukan untuk mensukseskan tujuan pendidikan, yang akan dirasakan manfaatnya oleh pribadi siswa, guru, lembaga pendidikan, orang tua, lingkungan dan masyarakat luas. 

Dalam disertasinya Triyono juga menjabaran pengembangan budaya berprestasi siswa di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo dilakukan dengan beberapa cara. Seperti mengobservasi serta bertanya pada diri siswa tentang apa yang sedang menjadi cita-cita selama ini, apa saja hal yang membuat siswa senang, mencari kelebihan da  menanyakan seputar kegiatan sehari-hari, lalu aktif memberikan latihan, melakukan sharing  terbuka seperti menerima kritik, masukan dan saran serta masih banyak lagi variasi metode yang digunakan.

Implikasi Teori

Berdasarkan hasil penelitiannya, triyono menghasilkan implikasi teori tentang interaksi ekosistem pendidikan agama Islam di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo yang berbeda dengan interaksi ekosistem kerjasama dan interaksi akomodasi Bronfenbrenner, yang menyatakan bahwa sebuah hubungan, pasti ada permasalahan.

Permasalahan untuk diselesaikan. Hal ini dilakukan dengan mengurangi konflik agar tujuan yang sama-sama hendak dicapai dapat tercapai. Dalam berinteraksi, komponen akan melakukan proses adaptasi ketika terjadi perubahan sistem.

Perubahan dapat disebabkan oleh lingkungan internal sistem dan sistem eksternal. Sedangkan interaksi ekosistem dalam penelitiannya merupakan interasi fungsional dimana suatu interaksi kesatuan lingkungan yang di dalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematis antara satu makhluk hidup yang satu dengan yang lain dan antara komponen yang satu dengan yang lain. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES