Pendidikan

Rektor UII: Pemimpin Perguruan Tinggi Harus Responsif Hadapi Pandemi

Kamis, 22 Juli 2021 - 08:23 | 31.11k
Prof. Fathul Wahid, Rektor UII. (FOTO: Humas UII for TIMES Indonesia)
Prof. Fathul Wahid, Rektor UII. (FOTO: Humas UII for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof. Fathul Wahid mengatakan para pemimpin perguruan tinggi, siapa pun dia harus responsif untuk menjamin keberlanjutan kegiatan akademik di masa pandemi Covid-19. Pandemi bukan hanya soal kesehatan, tetapi masalah multidimensi, termasuk di dalamnya adalah masalah ekonomi dan pendidikan

"Di masa pandemi Covid-19, pemimpin perguruan tinggi diharuskan memahami masalah dan meresponsnya dengan cepat dan tepat,"  kata Fathul dalam The 2nd National Sustainability University Leaders Meeting 2021 bertema ‘Kepemimpinan dalam Transformasi Kampus Berkelanjutan Pasca Pandemi’ yang dilakukan secara virtual di Yogyakarta, Rabu (21/7/21)

Kecepatan dan ketepatan respons, katanya sangat penting untuk menjaga keberlanjutan operasi dan akademik. Namun, setelah 1,5 tahun berjalan, alasan kedaruratan telah berkurang validitasnya.

Menurutnya perspektif baru perlu juga digunakan oleh para pimpinan perguruan tinggi di masa pandemi. Pandemi, bagi Fathul sudah seharusnya tidak hanya dilihat sebagai musibah yang harus dimitigasi, namun juga mengandung berkah tersamar yang perlu disyukuri.

"Sikap yang terkesan subtil ini, menurut saya sangat penting, bisa menjadi titik balik dari mengutuk kegelapan ke menyalakan lilin penerang, dari ratapan menuju harapan, dari hujatan menuju lompatan," ujar Fathul

Perspektif tersebut, menurutnya juga akan menumbuhkan sikap menerima keadaan secara objektif dan memikirkan inovasi untuk meresponsnya, termasuk meningkatkan kualitas akademik. "Termasuk di dalamnya adalah inisiatif penguatan ekosistem pembelajaran daring dan peningkatan pengalaman pembelajaran mahasiswa," tuturnya

Dia menambahkan Universitas Islam Indonesia (UII) selama ini merespons pandemi Covid-19 dengan tiga pendekatan yang saling terkait yaitu cermat bertahan, sehat berbenah, dan pesat bertumbuh. "Bingkai tersebut bisa kita kaitkan dengan keberlanjutan perguruan tinggi, dalam artian yang sangat luas," imbuhnya

Menurutnya, pola pikir di atas, jika tidak diletakkan pada perspektf yang luas dan horison yang jauh dapat menjebak kita dalam egoisme, karena cenderung berorientasi ke dalam (inward looking). "Keberlanjutan perguruan tinggi juga harus berorientasi ke luar (outward looking) dan dikaitkan dengan pembangunan berkelanjutan untuk kebermanfaatan yang lebih luas," ucapnya

Lebih jauh, ia menuturkan bahwa pemahaman terhadap konsep keberlanjutan sangat beragam. Perbincangan terkait keberlanjutan perguruan tinggi, minimal punya tiga dimensi yang saling terkait. Pertama dimensi temporal. "Kita seharusnya tidak hanya berfokus pada kekinian atau horison waktu yang pendek, tetapi juga masa depan yang jauh," katanya

Kedua, dimensi spasial, perguruan tinggi seharusnya tidak hanya terpaku pada area di dalam pagar kampus, tetapi juga menyentuh khalayak dan kawasan yang lebih luas. Tujuan pembangunan keberlanjutan bisa menjadi salah satu bingkai bergerak untuk melebatkan manfaat dari kehadiran perguruan tinggi di tengah bangsa.

Hal ini diperlukan, salah satunya, untuk menjamin keberlanjutan negara di rel yang benar, yang kehadirannya ditujukan untuk menjamin kesejahteraan warganya. Ia berharap, dengan konsistensi sikap dan programnya, perguruan tinggi bisa ikut andil di dalamnya.

Ketiga dimensi kontekstual, konsep tiga p yakni  planet, people, profit bisa kita jadikan bingkai untuk mengukur keberhasilan Perguruan tinggi. Sebab Keberlanjutan tidak hanya soal lingkungan, tetapi juga terkait dengan manusia, dan juga manfaat.

"Dalam konteks perguruan tinggi, tiga p ini perlu dikontesktualisasi dengan baik. Kombinasi optimal ketiganya perlu diikhtiarkan bersama," papar Fathul, Rektor UII. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES