Kopi TIMES

Mengungkap Lebih Dalam Makna Haji

Rabu, 21 Juli 2021 - 18:28 | 43.66k
Amirudin Mahmud, pemerhati sosial politik dan keagamaan bekerja di SDN Unggulan  Srengseng I Kabupaten Indramayu.
Amirudin Mahmud, pemerhati sosial politik dan keagamaan bekerja di SDN Unggulan  Srengseng I Kabupaten Indramayu.

TIMESINDONESIA, INDRAMAYU – Memasuki bulan Dzulhijjah terasa ada yang hilang. Hiruk pikuk pemebrangkatan calon jamaah haji Indonesia tak terdengar.

Seperti diketahui bersama Kemeterian Agama RI telah membatalkan pemberangkatan calon jamaah haji tahun 2021 baik yang menggunakan kuota haji Indonesia atau lainnya. Alasan pembatalan, pertama mengutamakan kesehatan dan keselamatan calon jamaah haji yang terancam akibat penyebaran pandemi covid 19. Seperti diketahui penyebaran covid 19 belum berakhir. Bahkan cenderung merajalela, mencemaskan banyak negara.  

Kedua, pemerintah Arab Saudi sendiri telah memutuskan bahwa pelaksanaan ibadah haji tahun ini hanya diikuiti oleh jamah haji domestik yakni warga negara Arab Saudi sendiri. Tidak ada satu negara pun yang memperoleh kuota haji pada tahun ini. Keputusan pembatalan dituangkan dalam Ketputusan Menteri Agama RI Nomor 660 Tahun 2021 yang ditetapkan 3 Juni lalu.

Pembatalan haji bukan karena hutang Indonesia pada Arab Saudi seperti isu yang sempat berkembang. Indonesia tak memiliki hutang sepeser pun pada Arab Saudi terkait haji seperti ditegaskan Menteri Agama. Bukan juga karena dana haji habis digunakan untuk membangun infrastruktur. Itu perlu dipahami. Sebab banyak isu, hoaks seputar pembatalan haji tersebut. Sepantasnya  semua pihak tak mudah mempercayai begitu saja setiap informasi yang melintas di media sosial.

Pembatalan haji oleh pemerintah jelas mengecewakan banyak pihak, terutama mereka yang sudah bersiap diri untuk berangkat. Itu wajar. Bagaimanapun mereka telah menunggu lama. Kerinduan dalam penantian panjang bisa jadi mengantarkan pada batas kesabaran mereka. Namun sebagai orang beriman tak sepatutnya berlebihan dalam kekecewaan, terlebih jika putus asa. Orang mukmin senantiasa optimis menghadapi setiap persoalan, bagaimanapun keadaannya.

Ada sebuah hadist, nabi Muhammad SAW mengatakan niat seorang mukmin itu terkadang lebih baik dari amal perbuatanya sendiri. Ini sebuah jaminan dari nabi SAW bahwa haji anda boleh batal tahun ini, tapi niat dan tekad anda telah dicatat sebagai amal kebaikan. Dan bisa jadi niat dan tekad anda lebih baik daripada perbuatannya sendiri. Yakinlah berbekal niat baik dan tekad kuat Allah akan memberikan kemudahan pada proses pemberangkatan pada tahun berikutnya. Insya Allah.

Sebenarnya ada yang lebih penting dari pelaksanaan ritual ibadah haji. Yakni pemaknaan haji itu sendiri dalam kehidupan nyata. Hidup itu sejatinya perjalan haji. Jika sekarang anda belum bisa melakukan ibadah haji di Arab Saudi sesuai tuntunan ajaran agama maka pastikan anda sedang berhaji dalam kehidupan nyata. Bagaimana haji dalam kehidupan sehari-hari?

Hidup diawali dengan wukuf. Wukuf itu artinya berhenti. Berhenti untuk berniat. Menanamkan tekad. Menyusun rencana, membuat planning dan program sebelum melangkah dalam kehidupan. Wukuf dalam hidup juga dimaknai sebagai mengevaluasi segala langkah dan tindakan.   Wukuf itu di Arofah. Arofah itu maknanya pengetahuan, ilmu.

Artinya dalam menyusun rencana, membuat program juga mengevaluasi dibutuhkan ilmu pengetahuan. Dalam sebuah hadist dikatakan barang siapa yang mengharap kehidupan yang layak di dunia maka sepantasnya menguasai ilmu pengetahuan. Demikian jika ingin kebahagian akherat sepatutnya berbekal ilmu pengetahuan.

Kemudian sa’i. Sa’i adalah simbol ikhtiar, kerja keras, etos kerja dan pantang menyerah. Sa’i itu artinya berusaha. Ritual sa’i dalam ibadah haji didasarkan kepada penggalan sejarah hidup istri nabi Ibrahim as, Hajar. Siti Hajar adalah ibunda nabi Ismail as. Ibrahim as meninggalkan keduanya di padang pasir sebuah dusun bernama Bakkah (sekarang disebut Mekkah).

Tiba saat mereka berdua membutuhkan air, sementara bekal yang mereka bawah telah habis. Maka sayyidah Hajar pun berusaha mencari air. Beliau berlari-lari kecil, kesana kemari. Berlarian antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Sampai akhirnya Allah memberi mereka air zamzam melalui injakan kaki mungil Ismail kecil. 

Dalam hidup sepantasnya meneladani Siti Hajar dalam mencari air. Usaha tanpa putus asa. Tak mengenal Lelah. Pantang mundur. Apa pun dihadapi. Tak mudah menyerah. Berikhtiar sepenuh hati. Jiwa dan raga disiapkan  untuk meraih dan mencapai apa yang diinginkan. Etos kerja seorang muslim tercermin dari hidup keras Siti Hajar dan Ismail di Mekkah. Ini sangat penting dalam kehidupan nyata setiap orang beriman.

Dalam hidup banyak tantangan, rintangan dan godaan. Dalam ritual haji ada lontar jumrah. Yaitu  sebuah kegiatan yang merupakan bagian dari ibadah haji. Para jemaah haji melemparkan batu-batu kecil ke tiga tiang (jumrah; bahasa Arab: jamarah, jamak: jamaraat) yang berada dalam satu tempat bernama kompleks Jembatan Jumrah, di kota Mina yang terletak dekat Mekkah. Para jemaah mengumpulkan batu-batuan tersebut dari tanah di hamparan Muzdalifah dan meleparkannya.

Godaan, rintangan dan tantangan hidup kudu dilawan. Tak boleh menyerah dengan keadaan. Siapkan batu-batu kecil keimanan. Lemparkan, buang dan singkirkan segala godaan dan rintangan hidup dengan berbekal iman. Ingat selalu tujuan awal hidup, yaitu menuju Allah SWT. Setan akan selalu berusaha menggoda dan menyelewengkan hidup manusia. Maka berhati-hatilah.

Dalam ibadah haji juga ada tahalul. Tahallul merupakan salah satu rangkaian penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Rangkaian ini tidak boleh ditinggalkan karena termasuk ke dalam syarat sah ibadah haji dan umrah. Dalam ilmu fikih, kata tahallul berarti keluar dari keadaan ihram karena telah selesai menjalankan amalan haji atau umrah, seluruhnya atau sebagian. Rangkaian ini ditandai dengan mencukur atau menggunting beberapa helai rambut, minimal tiga helai.

Memotong rambut. Sedangkan rambut ibarat mahkota bagi setiap orang. Ini tak lain satu pembelajaran bahwa perjuangan dalam hidup itu membutuhkan pengorbanan. Pengorbanan bisa bersifat material atau non material. Fisik non fisik. Pengorbanan dapat berupa harta benda, tenaga, pikiran, waktu bahkan nyawa sekalipun yang menjadi taruhannya. Dan sebagai muslim kita dituntut siap melakukkannya.

Melakukan ibadah haji mengenakan pakaian ihram. Pakaian ihram bagi laki-laki adalah 2 lembar kain yang tidak berjahit yang dipakai untuk bagian bawah menutup aurat, dan kain satunya lagi diselendangkan. Sedangkan pakaian wanita ihram adalah menutup semua badannya kecuali muka dan telapak tangan (seperti pakaian ketika sholat). Warna pakaian ihram disunatkan putih. 

Pakaian ihram menjadi simbol bahwa dalam kehidupan seorang mukmin semua dipandang dan diperlakukan secara sama. Tidak memandang ras, suku dan bangsa. Tidak melihat warna kulit atau etnis. Tidak dibedakan antara si kaya, si miskin. Yang berpangkat dan rakyat jelata. Semua tak dibedakan. Hanya ketakwaan yang membedakan mereka. Bukankah di sisi Allah yang mulia adalah mereka yang bertakwa?

Terakhir, tawaf. Tawaf adalah adalah salah satu rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan cara mengelilingi kakbah sebanyak tujuh kali. Dalam Islam kita mengenal berbagai macam tawaf yaitu tawaf qudum, tawaf ifadhah, tawaf sunah, tawaf tahiyyat, tawaf nazar, dan tawaf wada. Masing-masing tawaf ini memiliki tuntunannya masing-masing karena dilakukan pada waktu yang berbeda-beda. Meski begitu, semua jenis tawaf termasuk tawaf wada sama-sama dilakukan di Masjidil Haram.

Tawaf dalam kehidupan seorang muslim dimaknai bahwa hidup mereka senantiasa Bersama Allah. Mematuhi dan menjalankan segala yang diperintah. Menjahui apa yang dilarang. Hidup berada di jalan-Nya. Hidup semata-mata mencari ridho Allah. Hidup itu menuju Allah SWT.

Walhasil, hidup itu adalah berhaji. Semua rangkaian ritual haji wajib dijadikan pedoman hidup. Mengaplikasikan makna haji tak harus ke Mekkah. Bisa dari sini dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dapat melakukannya.  Wa Allahu ‘Alam Bis shawab.

***

*) Oleh: Amirudin Mahmud, Pemerhati Sosial Politik dan Keagamaan, Berkerja di SDN Unggulan Srengseng, Kabupaten Indramayu.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES