Politik

Direktur Progress Indonesia Sebut Gaya Pejabat Orba Selalu Main Ancam

Rabu, 21 Juli 2021 - 11:50 | 24.07k
Ilustrasi (Foto: eclaw)
Ilustrasi (Foto: eclaw)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Direktur Progress Indonesia, Taufik menyayangkan adanya pejabat yang lebih senang mengancam daripada berdialog, lebih suka marah daripada meminta maaf kepada rakyat dan mengakui kelemahan.

Kenyataannya ada pejabat yang terungkap mengirimkan pesan bernada ancaman kepada tokoh nasional Rizal Ramli. Bukannya menerima kritik, atau melakukan upaya dialog, dan memperbaiki kebijakan dan kinerjanya malah sibuk menebar ancaman.

Taufik menyebut, sosok Rizal Ramli yang sudah sangat matang dalam bernegara tidak mungkin melakukan kritik untuk kepentingannya sendiri.

Ia menyebut, Rizal sejak awal sudah membaca kegagalan pemerintah mengendalikan pandemi Covid-19 ini banyak memberikan solusi dalam tulisan maupun wawancaranya di media nasional, terutama dari sisi ekonomi.

Rizal juga tak mudah ditekan untuk diam,  sudah menghadapi banyak rezim dan malang melintang di luar dan dalam pemerintahan.

"Ada pejabat republik ini yang masih bergaya Orba, anti kritik, selalu merasa benar, dan suka menebar ancaman," tegas Taufik, Rabu (21/7/2021).

Ia mengatakan, pejabat tersebut lupa bahwa ini sudah era yang sangat terbuka dan membutuhkan kolaborasi semua pihak.

"Janganlah merasa hebat terus, semua terkendali dan tidak ada masalah. Mari pahami batin rakyat sedang dalam situasi berat. Public mood yang down ini bisa mengarah pada ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah (public distrust), ini bisa meluas dan berlanjut menjadi keresahan sosial (public unrest)," beber Taufik.

Taufik menambahkan, era demokrasi seharusnya diwarnai kebebasan berpendapat dan penuh dengan pertarungan ide-ide untuk menyejahterakan rakyat.

Maka, tidak masuk akal di negeri demokrasi seperti Indonesia ada pejabat yang anti kritik dan suka mengancam pendapat publik, apalagi dari tokoh masyarakat yang kredibel.

"Pemerintah jangan merasa benar terus, sumber daya dan kapasitas bukan hanya berada di pemerintahan, rakyat bukan objek dan beban negara sebagaimana mindset negara otoriter dan tertutup. Justru rakyat lebih memiliki daya tahan dalam berbagai kondisi. Pemerintah harus memahami situasi batin rakyat saat ini, bukan malah menebar ancaman dan bertindak sewenang-wenang.  Udah bukan zamannya lagi main ancam," lanjut Taufik yang merupakan mantan ketua umum PP KAMMI tersebut.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES