Ekonomi

Tingkatkan Ekonomi Masyarakat, Kades Sooka Luncurkan Program Magistabel

Rabu, 21 Juli 2021 - 12:50 | 57.98k
Kolam ikan Satu rumah satu kolam program Pemdes Sooka guna ketahanan pangan di masyarakat (FOTO: Yusuf For TIMES Indonesia)
Kolam ikan Satu rumah satu kolam program Pemdes Sooka guna ketahanan pangan di masyarakat (FOTO: Yusuf For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITANKepala Desa Sooka, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Eko Wahyudi (46) berkomitmen meningkatkan perekonomian masyarakat melalui inovasi program Makanan Bergisi Tanpa Beli (Magistabel).

Eko mengatakan, program yang dilakukan sejak 2019 ini untuk ketahanan pangan masyarakat selama pandemi Covid-19 terutama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti lauk-pauk, sayur-mayur dan air bersih.

"Saya lakukan program Magistabel untuk ketahanan pangan masyarakat saat pandemi Covid-19 agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari, jadi tidak mengeluarkan uang," katanya, Rabu (21/7/2021).

Kemudian untuk ketersediaan lauk, Eko membuat program satu rumah satu kolam yang diisi berbagai ikan air tawar bergizi tinggi untuk meningkatkan imunitas masyarakat.

Kolam-ikan2.jpg

"Untuk kebutuhan lauk, masyarakat wajib memiliki satu kolam di setiap rumahnya, boleh diisi dengan lele, nila, dan ikan air tawar layak konsumsi lainnya," jelasnya.

 Eko juga menggalakkan program Desa Asi, yaitu penanaman berbagai sayuran seperti terong, katu, kacang panjang dan lainnya untuk ibu hamil dengan memanfaatkan pekarangan rumah masyarakat yang ada. Menurutnya, jika kebutuhan sayuran terpenuhi maka akan lahir generasi dengan SDM yang berkualitas.

"Dengan menanam sayuran di pekarangan masing-masing masyarakat, selain kebutuhan sayuran terpenuhi maka akan lahir generasi sehat dengan SDM yang berkualitas nantinya," imbuhnya.

Selain itu, kebutuhan air bersih di Desa Sooka tercukupi dengan adanya sumber mata air Kali Sooka, Dusun Sooka dan Kali Teleng, Dusun Kedungmenjangan yang dikelola melalui BUMDes.

"Jadi masyarakat kami sangat terbantu dengan dua titik sumber mata air melimpah di Dusun Sooka dan Kedungnjangan sehingga kebutuhan air bersih tidak pernah kurang, malah bisa buat menyirami tanaman di pekarangan," terang Eko Wahyudi.

Eko-Wahyudi.jpg

Desa yang terdiri dari 10 (sepuluh) Dusun ini memiliki jumlah penduduk sekitar 2.800 jiwa yang hampir mayoritas berprofesi sebagai petani, pedagang dan pelaku usaha UMKM. Salah satunya adalah produksi tempe yang dibungkus daun jati khas Dusun Kedungnjangan.

"Sampai saat ini peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa Sooka berkembang cukup baik dan pembangunan segala bidang  juga meningkat terutama sektor kebutuhan pangan mandiri dari program-program yang kami lakukan, sehingga ekonomi juga meningkat," ucap Eko Wahyudi di kediamannya terkait program peningkatan perekonomian masyarakat Desa Sooka.

Perlu diketahui, Desa Sooka juga memiliki situs pra sejarah, kali Bak Sooka dan Batu Rijang. Dua tempat ini banyak menyimpan peninggalan seperti perbengkelan artefak, yaitu kapak genggam, mata tombak dan mata panah dari bebatuan alam.

Desa Sooka merupakan salah satu dari 13 desa di wilayah Kecamatan Punung, yang terletak 3 km ke arah selatan dari kota Kecamatan,  Desa Sooka mempunyai luas wilayah seluas 725.750 hektar. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES