Wisata

Menengok Petilasan Mbah Umar Tumbu di Kali Mason

Senin, 19 Juli 2021 - 13:41 | 135.35k
Tempat pasolatan dan tempat bertapa Mbah Umar Tumbu di kali Mason Pacitan (Foto: Yusuf For TIMES Indonesia)
Tempat pasolatan dan tempat bertapa Mbah Umar Tumbu di kali Mason Pacitan (Foto: Yusuf For TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PACITAN – KH. Umar Syahid atau yang dikenal dengan Mbah Umar Tumbu adalah tokoh ulama dari Pacitan, Jawa Timur yang memiliki kisah perjalanan spiritual yang melekat masyarakat setempat. Mbah Umar Tumbu dikenal dengan kisah berjalan kaki keliling menjual tumbu anyaman dari bambu dan bersemedi pada masa mudanya. Salah satu tempat bersemedi adalah di Kali Mason.

Suwito (62), warga sekitar Kali Mason, bercerita, pada waktu muda Mbah Umar sering melakukan shalat dan semedi di Kali Mason selama bertahun-tahun.

"Mbah Umar Tumbu pada waktu muda sering bersemedi di batu umpak dekat pohon aren Kali Mason," katanya, Senin (19/7/2021).

Kali Mason merupakan sumber mata air yang dimanfaatkan penduduk sekitar untuk mencari air atau ngangsu. Saat musim kemarau panjang tidak pernah habis meskipun diambil airnya.

Petilasan-Mbah-Umar-2.jpg

Di atas Kali Mason terdapat tempat pasolatan atau mushola yang konon digunakan oleh para wali dan tokoh termasuk Syeh Subakir dan Mbah Umar Tumbu untuk shalat dan bermunajat saat berdakwah menyebarkan Islam di daerah selatan Pacitan.

"Batu umpak ini adalah tempat singgah dan sholatnya Syeh Subakir waktu menyebarkan Islam di daerah selatan Pacitan, termasuk Mbah Umar Tumbu," terang Suwito.

Saat memasuki kawasan Kali Mason terasa sangat sejuk dan dingin serta suara gemericik sumber mata air yang terus mengalir. Letaknya berada di Dusun Krajan Kulon, Desa Mantren, 500 meter ke selatan dari Kantor Desa.

Petilasan-Mbah-Umar-3.jpg

Menurut Pegawai Kecamatan Punung, Bagus Suwardoyo, konon orang yang memiliki niat tidak baik akan mendapatkan sial di tempat ini.

Sejak tahun 2019, area Kali Mason mulai dibangun Agrowisata penanaman sayur-mayur dan buah jambu dengan memanfaatkan lahan milik Pemerintah Desa, rencananya juga akan dibuka wisata religi berupa petilasan Syeh Subakir dan Mbah Umar Tumbu.

"Nantinya akan kami bangun mushola tepat di batu umpak petilasan Syeh Subakir dan Mbah Umar Tumbu," Kata Kasi Kesejahteraan Desa Mantren, Pujianto (39).

Mbah Umar Tumbu telah wafat pada Rabu (4/1/ 2017) silam. Beliau wafat di usia 114 tahun yang semasa masih hidupnya banyak masyarakat datang meminta nasehat dan wejangan. Yang menjadi ciri khas Mbah Umar Tumbu adalah kesederhanaan dan kelembutan budi pekertinya sehingga dikagumi oleh masyarakat Pacitan.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES