Pendidikan

Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi Siswa Tunarungu

Minggu, 18 Juli 2021 - 11:42 | 176.89k
Nurul Zainab, Mahasiswa Progam Studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.
Nurul Zainab, Mahasiswa Progam Studi Doktor Pendidikan Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan agama merupakan bagian yang sangat fundamental dalam pemenuhan kebutuhan spiritual manusia agar tercipta kehidupan yang stabil pada jalan yang benar. Melalui pendidikan agama, diharapkan anak akan memiliki kesadaran diri dan tanggung jawab serta perilaku yang sesuai dengan norma-norma dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan agama sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum sekolah formal, diberikan kepada anak termasuk difabel, pendidikan agama tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan religiusnya, tetapi juga terkait dengan kewajiban sebagian difabel untuk menjalankan syariah.

Di dalam sudut pandang fiqhiyyah, kondisi difabel tidak serta-merta menghapus kewajiban seseorang menjalankan syariah. Salah satu kondisi yang dianggap masih memiliki kewajiban menjalankan agama adalah tunarungu.

Oleh sebab itu, maka pemerintah memiliki kewajiban menyediakan layanan publik yang ramah difabel termasuk layanan Pendidikan Agama Islam (PAI).

Pelaksanaan pembelajaran PAI bagi tunarungu merupakan tantangan bagi guru. Mata pelajaran PAI tidak hanya mencakup sejarah dan nilai-nilai karakter tetapi juga mencakup cara dan bacaan saat melaksanakan kewajiban agama tersebut seperti bacaan shalat, bacaan Al-Qur’an dan bacaan dalam ibadah lainnya.

Sehingga, pembelajaran PAI menuntut keterampilan guru untuk menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tunarungu tersebut.

Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah luar biasa, Nurul Zainab yang merupakan salah satu mahasiswa progam studi Doktor Pendidikan Agama Islam ini melihat bahwa meskipun mata pelajaran PAI tercantum dalam kurikulum, namun tidak semua sekolah luar biasa memberikan mata pelajaran tersebut karena keterbatasan guru.

Di beberapa sekolah luar biasa dalam praktiknya mata pelajaran PAI sama dengan di sekolah reguler baik dari segi kurikulum maupun proses pembelajarannya. Selanjutnya, penulis menemukan ada sebuah sekolah luar biasa khusus tunarungu di Kota Malang dan sekolah tersebut melaksanakan pembelajaran PAI.

Sekolah Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa (SLB YPTB) Kota Malang yang sebelumnya bernama Sekolah Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tuli Bisu ini merupakan sekolah luar biasa khusus penderita tunarungu dengan tingkat ketunaan yang beragam. Penyelenggaraan pembelajaran PAI di SLB YPTB diampu oleh guru kelas dengan keahlian pendidikan luar biasa. 

Berdasarkan hasil observasi awal terseut, Nurul Zainab mengangkat problematika tersebut menjadi sebuah penelitian disertasi dengan tajuk “Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bagi Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pendidikan Tunas Bangsa Kota Malang”.

Melalui penelitian ini, Nurul berusaha memahami secara mendalam model pembelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa tunarungu dan efektivitasnya di SLB YPTB Kota Malang.

Model Pembelajaran FDD (Face-Directional Learning Model for Deaf)

Secara prinsip, pembelajaran bagi tunarungu dilakukan dengan keterarahan wajah. Berkurangnya kemampuan indera pendengaran pada siswa tunarungu, menjadikan guru memaksimalkan fungsi indera yang lain seperti penglihatan dan perabaan.

Selain itu, selama pelaksanaan pembelajaraan guru juga bisa memaksimalkan sisa pendengaran siswa melalui beberapa latihan.

Nurul melihat bahwa pembelajaran PAI dilaksanakan dengan lebih banyak menggunakan komunikasi oral, sedangkan bahasa isyarat sebagai penunjang yang sesekali dilakukan oleh guru.

Sehingga temuan penelitian Nurul tersebut adalah model pembelajaran baru yang kemudian ia sebut sebagai Model Pembelajaran FDD (Face-Directional Learning Model for Deaf). Model pembelajaran ini merupakan modifikasi yang dilakukan oleh guru terhadap model pembelajaran yang termasuk ke dalam kategori model pembelajaran perubahan perilaku.

Sintaks model pembelajaran FDD mencakup orientasi, presentasi, duplikasi dan koreksi, refleksi dan motivasi. Pada tahap orientasi, guru memposisikan siswa terarah ke guru atau tidak membelakangi guru, guru menyampaikan tema materi pelajaran dan mengaitkannya dengan materi sebelumnya atau dengan kehidupan siswa sehari-hari serta menyampaikan tujuan.

Pada tahap presentasi, guru menuliskan poin-poin materi di papan tulis dan siswa menulisnya di buku. Selanjutnya guru membacakan materi yang sudah ditulis dan menjelaskan materi, sedangkan siswa memperhatikan penjelasan guru dengan memaksimalkan sisa pendengaran. Tahap selanjutnya adalah duplikasi dan koreksi.

Pada tahap ini guru menuntun siswa untuk membaca atau menulis atau mempraktikkan materi dan meminta siswa lain memperhatikan. Selanjutnya guru meminta siswa membaca, menulis atau mempraktikkan materi kemudian guru mengoreksi dan memberikan masukan.

Tahap refleksi merupakan tahapan ke empat dilakukan guru dengan mengulang kembali penjelasan, menyampaikan hikmah, manfaat atau contoh materi yang berkaitan dengan keseharian siswa. Motivasi dalam model pembelajaran FDD bisa dikatakan bukan tahapan ke lima, karena pemberian motivasi tidak hanya dilakukan guru di akhir pembelajaran, tetapi pada setiap tahapan pembelajaran.

Motivasi dilakukan guru dengan memberikan pujian, nilai dan nasihat kepada siswa berkaitan dengan materi pembelajaran.

Menurut penjelasan Nurul, model pembelajaran FDD tersebut mencakup beberapa komponen yaitu pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam model pembelajaran FDD adalah teacher centered approaches dan pendekatan Komunikasi Total.

Strategi yang digunakan adalah strategi ekspositori. Metode yang diterapkan guru adalah demonstrasi, bina komunikasi persepsi bunyi dan irama (BKPBI), ceramah, cerita, tanya jawab, hafalan, MMR, pemberian contoh dan metode teman sebaya.

Sedangkan teknik yang digunakan adalah menulis, membaca, gesture, mimik wajah, ketukan, artikulasi, bahasa isyarat, ejaan jari dan membaca ujaran.

Berdasarkan penelitiannya, Nurul menyimpulkan bahwa model pembelajaran FDD efektif diterapkan dalam pembelajaran PAI di SLB-YPTB Kota Malang dilihat dari kejelasan materi, kesesuaian materi dengan tingkat ketunaan siswa, waktu pembelajaran, motivasi siswa dan tercapainya tujuan instruksional.

Implikasi Teoritis

Dionfirmasi saat akan mendaftar ujian Nurul menjelaskan hasil penelitian ini menguatkan teori operant conditioning (B.F. Skinner). Motivasi dalam model pembelajaran PAI di SLB-B YPTB merupakan reinforcement yang diberikan untuk menguatkan ataupun mengurangi perilaku siswa sebagai respon siswa terhadap stimulus.

Menurut Skinner, belajar adalah perubahan perilaku individu secara jelas. Perubahan perilaku tersebut diperoleh sebagai hasil respon individu terhadap stimulus dari lingkungan.

Hasil penelitian ini juga menguatkan teori komunikasi total yang dikembangkan oleh Roy Holcomb dalam hal kemampuan tunarungu berkomunikasi secara verbal dan non-verbal.

Selama beberapa dekade, tunarungu dipandang terbelakang dan hanya bisa berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Tetapi, guru di SLB-B YPTB melaksanakan pembelajaran dengan lebih banyak menggunakan komunikasi oral sebagaimana teori komunikasi total Roy Holcomb.

Hasil penelitian ini mengembangkan penelitian Bruce Joyce tentang macam-macam model pembelajaran dengan menambah satu model baru pada rumpun model perubahan perilaku yaitu FDD (Face Directional Learning Model for the Deaf). 

Nurul berharap hasil penelitiannya menjadi rujukan guru-guru di sekolah lainnya dalam mengembangkan pembelajaran PAI bagi siswa tunarungu. Nurul juga berharap, ini menjadi dasar agar program studi Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam mempersiapkan calon guru PAI yang siap berkiprah tidak hanya di sekolah reguler tetapi juga di sekolah luar biasa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES