Pendidikan

Membina Karakter Profesional Karyawan Muslim Melalui Tasawuf

Minggu, 18 Juli 2021 - 11:37 | 49.78k
A. Sulaeman, Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang.
A. Sulaeman, Mahasiswa Program Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pembinaan terhadap sumber daya manusia dalam suatu perusahaan untuk membentuk potensi dan kompetensi tidak bisa lepas dari proses latihan dan pengembangan. Ada yang menyatakan bahwa pembinaan merupakan usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan pegawai atau sebagai proses peningkatan mutu karyawan dalam aspek kinerjanya.

Pengetahuan dan keahlian mestinya identik dengan kemajuaan dan kebaikan, tetapi bila tidak didasari nilai-nilai moral akan bisa berbalik menjadi kerusakan dan kesengsaraan. Manusia saat ini telah mengalami kesenjangan-kesenjangan nilai yang menjurus pada aspek demoralisasi kemanusiaan, sehingga perilaku serta sikap yang muncul lepas dari kodrat kemanusiaannya sendiri.

Perilaku-perilaku tersebut secara gamblang bisa dilihat di atas pentas kehidupan sehari-hari seperti kasus korupsi, kerja tidak produktif, dan cenderung tidak amanah dalam mengemban tangung jawab dan tugas perusahaan. 

Menyadari akan hal tersebut di atas maka PT Telkom Purwokerto terus berusaha membentuk karakter kepada sumber daya manusianya melalui proses internalisasi nilai-nilai islami (tasawuf) dapat mencerminkan sebagai makhluk sosial serta sebagai makhluk Tuhan secara bersamaa.

Tasawuf di sini sebagai pola pikir dan pola laku. Bukan tasawuf sebagai organisasi tarekat. Akan tetapi tasawuf yang dikembangkan PT Telkom perlu memiliki panduan sehingga menjadikannya sebagai budaya organisasi, yang mudah, possible, simpel dan praktis untuk diterapkan, menyenangkan dan fashionable untuk dilaksanakan, serta menjadikan tasawuf sebagai pilihan dan life style komunitas profesional. 

Mengetahui akan usaha yang terus dilakukan oleh PT. Telkom Purwokerto tersebut membuat A. Sulaeman yang sedang menempuh program Doktor Pendidikan Agama Islam di Universitas Muhammadiyah Malang tersebut menjadikan Tasawuf yang ada di perusahaan tersebut menjadi sebuah penelitian disertasi. 

Mahasiswa yang akrab dipanggil Pak Leman ini menjelaskan bahwa metode tasawuf yang dipakai adalah tasawuf al-Ghazali, yaitu Takhalli dimana mengkosongkan atau membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan dari kotoran penyakit hati yang merusak, mengisi hati dengan segala sifat terpuji, serta memperoleh nur Ilahi di dalam hati yang telah berisi dengan sifat-sifat terpuji dan bebas dari sifat tercela. 

Langkah-langkah yang dilakukan PT Telkom Purwokerto menggunakan konsep gambaran mental dari obyek, proses, pendapat (paham), rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan. Gambaran konsep yang dijadikan rancangan kegiatan di PT Telkom Purwokerto meliputi, latar belakang pembinaan untuk membentuk sumber daya manusia yang sehat jasmani dan rohani yang diperlukan perusahaan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Lalu maksud dan tujuan pembinaan sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia di lingkungan perusahaan dengan tujuan untuk meningkatkan value dan produktivitas kerja karyawan.

Berikutnya pembinaan ruang lingkup di mana pembinaan mental/rohani menurut agama dan kepercayaan masing-masing sehingga sasaran pembinaannya adalah karyawan pada khususnya, keluarga dan tidak menutup kemungkinan mengikutsertakan pensiunan Telkom.

Penelitiann yang akan diujikan dalam Sidang Promosi Doktor pada Senin 19 Juli 2021 ini menjelaskan bahwa proses pembinaan meliputi pelaksaaan kegiatan pembinaan dilaksanakan secara rutin seminggu sekali, kegiatan incidental melalui peringatan Hari-hari Besar keagamaan maupun Hari-hari Besar Nasional dan kegiatan khusus di bulan Ramadhan.

Pemateri adalah para ustad dengan mendatangkan dari bebagai wilayah yang memiliki kompetensi terhadap materi pembinaan yang sudah dicanangkan. Pemateri dari pimpinan dilaksanakan dengan mengacu pada rencana yang ada di buku panduan.

Pemateri dari karyawan dilakukan dengan meminta salah satu karyawan untuk memandu diskusi tentang materi pembinaan yang ada di buku panduan. Proses berikutnya adalah penyampaian materi pembinaan sesuai buku panduan di PT Telkom meliputi; Bekerja Bismillāh, Bekerja Lillāh, Bekerja Ma’allāh, Bekerja Billāh dan Bekerja Bil Mahabbah.

Metode pembinaan berupa ceramah, diskusi, tadarus, zikir dll. Kemudian yang terakhir evaluasi pembinaan yaitu merupakan kegiatan untuk mengetahui keberhasilan dan kekurangan suatu kegiatan yang telah dilaksanakan setiap akhir periode pembinaan.

Output atau hasil pembinaan karakter adalah terbentuknya karakter “Ihsan”, yaitu menjadi Muslim-Muslimah profesional yang terbaik kerjanya dan terbaik kontribusinya kepada kinerja perusahaan untuk menjadikan perusahaannya menjadi perusahaan terbaik sebagai bagian dari wujud ibadah kepada Allah SWT.

“Implikasi pembinaan karakter karyawan yang saya dapatkan ada dua, yaitu implikasi pembinaan karyawan bagi perusahaan dan bagi karyawan diman implikasi pembinan bagi perusahaan adalah meningkatkan produktivitas kerja karyawan ditandai dengan meningkatnya perolehan laba dari tahun ke tahun tercipta lingkungan serta suasana kerja yang harmonis, dan nilai-nilai budaya perusahaan menjadi lebih baik," ungkap Sulaeman.

Sedangkan implikasi terhadap karyawan meliputi menguatnya karakter jujur dengan indikasi bersungguh-sungguh dalam bekerja, melaporkan pekerjaan dengan sebenar-berarnya, dan tidak mau menerima gratifikasi dalam bekerja.

Menguatkan karakter disiplin dengan indikasi masuk kerja sesuai jadwal yang telah ditentukan, mengoptimalkan waktu dalam bekerja, tidak menunda pekerjaan, meningkatkan prestasi kerja, bersungguh-sungguh mencurahkan tenaga dan pikiran dalam bekerja, dan lebih bersemangat dalam bekerja.

Menguatkan karakter kerja sama dengan indikasi kerja sama antar karyawan dalam bekerja, saling membantu dalam bekerja, dan saling bertukar pengalaman dalam bekerja. Menguatkan karakter kerja keras dengan indikasi cakap tanggap dalam pekerjaan yang diberikan perusahaan, menambah ketrampilan dalam bekerja, dan mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh perusahaan secara tuntas.

Menguatkan karakter komunikatif dengan indikasi saling terbuka dalam permasalahan yang dihadapi, saling percaya antara karyawan satu dengan lainnya serta dan mampu menghargai orang lain dalam bekerja.

Sulaeman menyadari bahwa penelitian yang ia lakukan masih belum sempurna dan perlu adanya peelitian lanjutan yang sebih mendetail. Terutama dalam pembelajaran melalui Tasawuf.

“Itu sebabnya semoga nanti para peneliti sebelumnya dapat lebh menyempurnakan kajian serta pendalaman terkait penggunaan metode tasawuf dalam pembinaan karakter sumber daya manusia.” (*) Uj
 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES