Olahraga

Ditegur IOC, Korea Selatan Akhirnya Mencopot Spanduk Provokatif

Minggu, 18 Juli 2021 - 11:07 | 40.79k
Sisa-sisa spanduk provokatif yang merujuk pada perang abad ke 16 antara Jepang vs Korea di wisma atlet Olimpiade Tokyo 2020.(FOTO A: Japan Today/Yonhap via AP)
Sisa-sisa spanduk provokatif yang merujuk pada perang abad ke 16 antara Jepang vs Korea di wisma atlet Olimpiade Tokyo 2020.(FOTO A: Japan Today/Yonhap via AP)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Komite Olimpiade Korea Selatan, Sabtu (18/7/2021) mengatakan, pihaknya mencopot spanduk di wisma atlet Olimpiade Tokyo 2020 yang merujuk  perang abad ke-16 antara Korea dan Jepang.

Pencopotan itu dilakukan setelah Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan bahwa spanduk itu provokatif.

Korea Selatan mengatakan mereka juga minta pengibaran bendera "matahari terbit" Jepang juga dilarang di stadion dan tempat Olimpiade lainnya.

Bendera yang menggambarkan matahari merah dengan 16 sinar memanjang ke luar, dibenci oleh banyak orang di Korea Selatan dan bagian lain Asia yang melihatnya sebagai simbol masa lalu perang Jepang.

Olimpiade Tokyo 2020Seragam kontingen Korea Selatan menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 saat diperkenalkan bulan April 2021 lalu.(FOTO B: Yonhap)

Spanduk Korea Selatan, yang menuai protes dari beberapa kelompok sayap kanan Jepang, sempat digantung di balkon kamar atlet Korea Selatan dan secara kolektif mengeja pesan yang berbunyi: "Saya masih mendapat dukungan dari 50 juta orang Korea."

Kata-kata itu dipinjam dari ucapan laksamana angkatan laut Korea pada abad ke-16, Yi Sun-sin, yang menurut pengetahuan sejarah mengatakan kepada Raja Seonjo dari Kerajaan Joseon Korea "Saya masih memiliki 12 kapal perang tersisa" sebelum meraih kemenangan penting melawan armada Jepang yang lebih besar selama invasi Jepang 1592-1598 ke Korea.

Komite Olimpiade Korea Selatan mengatakan telah diberitahu oleh IOC bahwa spanduk tersebut berisi gambar perang dan bertentangan dengan Aturan 50 Piagam Olimpiade, yang mengatakan "tidak ada demonstrasi atau propaganda politik, agama atau rasial yang diizinkan di situs, tempat Olimpiade mana pun atau daerah lain.

Panitia mengatakan setuju untuk menghapus spanduk setelah IOC berjanji  juga akan menerapkan aturan yang sama pada bendera matahari terbit dan melarangnya di semua tempat Olimpiade.

"Berdasarkan kesepakatan, panitia tidak akan memperdebatkan lebih lanjut agar para atlet bisa sepenuhnya fokus pada kompetisi, sementara IOC akan melarang pengibaran bendera matahari terbit di semua tempat Olimpiade agar tidak ada masalah politik yang muncul," kata pejabat Korea Selatan dikutip panitia dalam sebuah pernyataan.

Toshiro Muto, CEO panitia penyelenggara Tokyo, mengatakan, IOC menganggap spanduk Korea Selatan "tidak pantas" dan memintanya untuk diturunkan.

Presiden Panitia Penyelenggara, Seiko Hashimoto, mengakui mungkin ada banyak "cara berpikir" mengenai masalah ini.

"Jika pesan itu dianggap politis, itu bertentangan dengan pesan Olimpiade dan Paralimpiade untuk menyatukan dunia menjadi satu," katanya.

Para pejabat Jepang tidak berkomentar tentang pengumuman Korea Selatan bahwa IOC juga melarang bendera matahari terbit di Olimpiade.

Korea Selatan pada tahun 2019 pertama kali secara resmi meminta IOC untuk melarang bendera matahari terbit di Olimpiade, membandingkannya dengan swastika Nazi.

Pejabat Olimpiade Korea Selatan kemudian mengatakan panitia penyelenggara Tokyo menolak tuntutan mereka agar bendera itu dilarang, dengan mengatakan itu digunakan secara luas di Jepang dan tidak dianggap sebagai pernyataan politik.

Banyak orang Korea Selatan masih memendam permusuhan atas pemerintahan kolonial Jepang 1910-1945 di Semenanjung Korea, dan negara tersebut telah melihat hubungan mereka tenggelam ke posisi terendah baru pascaperang dalam beberapa tahun terakhir dengan perselisihan mengenai sejarah, perdagangan dan kerjasama militer.

Namun Jepang dan Korea Selatan telah berusaha untuk meningkatkan hubungan sejak pelantikan Presiden Joe Biden dengan menyerukan kerjasama tiga arah yang lebih kuat dengan sekutu tradisional Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman dan tantangan nuklir Korea Utara yang ditimbulkan oleh China, meskipun perkembangannya lambat.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Widodo Irianto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES