Glutera News

7 Tanda Kondisi Memburuk pada Pasien Covid-19 Isolasi Mandiri

Sabtu, 17 Juli 2021 - 12:41 | 68.75k
Image: Glutera for TIMES Indonesia
Image: Glutera for TIMES Indonesia

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Jika Anda harus melakukan isolasi mandiri di rumah karena terinfeksi Covid-19, maka Anda jangan lupa untuk memperhatikan gejala-gejala yang harus diwaspadai. 

Isolasi mandiri sebenarnya ditujukan untuk orang yang positif Covid-19 berdasarkan pemeriksaan antigen atau PCR, tapi tidak menunjukkan gejala, atau bergejala ringan. 

Gejala ringan yang dimaksud seperti demam, flu, batuk, sakit tenggorokan, namun saturasi oksigen normal di angka 95 persen, dan tidak mengalami sesak napas.

Selain demam di atas 38 derajat Celcius, maka Anda sebagai pasien Covid-19 yang isolasi mandiri di rumah juga harus memperhatikan gejala-gejala lain yang Anda derita.  Misalnya Anda merasakan sakit yang memburuk dari gejala-gejala yang Anda rasakan sebelumnya.

Berikutnya, Anda diminta untuk mewaspadai juga gejala sesak napas seperti napas terasa pendek dan semakin berat.  

1. Muncul gejala sesak napas

Dokter spesialis penyakit dalam di RSUP Persahabatan, Hayatun Nufus mengatakan pasien Covid-19 yang isoman harus segera dibawa ke rumah sakit ketika mengalami sesak napas.

Jika frekuensi napas sudah lebih dari 24 kali per menit, maka pasien sudah masuk dalam gejala sesak napas.

Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit untuk menghindari perburukan.

Setiap pasien yang menjalani isolasi mandiri juga harus teratur menghitung frekuensi napas dalam satu menit untuk mengetahui jika terjadi perburukan.

2. Saturasi oksigen di bawah 93 persen

Baik anak maupun dewasa yang menjalani isolasi mandiri dengan saturasi oksigen di bawah 93 persen harus segera pergi fasilitas kesehatan terdekat.

Pada anak maupun dewasa terjadi distres pernapasan berat, dan saturasi oksigen kurang dari 93 persen, maka sudah masuk kategori gejala berat dan perawatan di fasilitas kesehatan.

3. Terjadi perburukan

Pasien Covid-19 yang isolasi mandiri juga harus segera ke rumah sakit ketika dirasa ada satu gejala yang semakin memburuk. 

Hayatun menjelaskan, perburukan pada pasien Covid-19 bisa terjadi pada satu gejala tertentu, atau terjadi penambahan gejala.

Seperti misalnya seorang pasien isolasi mandiri terus demam tinggi di atas 37,8 derajat celcius dan tidak menunjukkan tanda-tanda membaik meski sudah diberi obat-obatan penurunan demam.

Pasien Covid-19 yang awalnya tidak bergejala diare tiba-tiba mengalami diare, disertai muntah, maka harus segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan karena ditakutkan kekurangan cairan (dehidrasi).

4. Disorientasi waktu

Meski jarang ditemukan, pasien Covid-19 isolasi mandiri bisa mengalami disorientasi waktu. Gejala yang dialami seperti linglung, lupa hari, lupa waktu, atau susah fokus berujung hilang kesadaran.

Jika pasien Covid-19 yang isolasi mandiri mendadak mengalami disorientasi waktu, maka harus segera mendapat pertolongan dokter.

5. Hilang kesadaran

Kondisi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri bisa memburuk jika tidak ditangani secara tepat di rumah. Kondisi perburukan harus segera mendapat penanganan medis di puskesmas atau rumah sakit.

Salah satu kondisi perburukan adalah hilangnya kesadaran pasien Covid-19. Hilang kesadaran bisa terjadi karena kurangnya nutrisi pada pasien selama isolasi mandiri.

Jika demikian, maka pasien harus segera mendapat penanganan medis di rumah sakit.

6. Wajah dan Bibir Kebiruan

Ketika wajah dan bibir Anda menjadi biru, kondisi tersebut menunjukkan gejala hipoksia (kurang oksigen).

Paru-paru yang terdampak COVID-19 tidak hanya memperlihatkan ciri dari keadaan tenggorokan. 

Kondisi lainnya, seperti bibir atau wajah membiru, juga dapat mengindikasikan kondisi serupa.

Inilah yang dapat menjadi salah satu faktor pembeda, mana pasien positif COVID-19 yang masih bisa isoman dan yang harus ke rumah sakit.

7. Batuk Tak Kunjung Sembuh atau Makin Parah

Ketika batuk terus-menerus, bahkan semakin parah, disertai gejala-gejala virus corona lainnya, segera cari pertolongan medis.

Selain beberapa gejala di atas, tanda-tanda lain seperti perubahan pada penglihatan, muntah, dan batuk darah juga harus diwaspadai.

Melihat tanda-tanda tersebut untuk pasien-pasien yang batuk terus-menerus atau mengalami demam 38 derajat Celcius lebih dari itu, tidak dianjurkan untuk isolasi mandiri karena harus mendapatkan pemantauan dari tenaga medis. (*) 

Be Everlasting with Glutera 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES