Pemerintahan MPR Rumah Kebangsaan

Wakil Ketua MPR RI Minta Pemerintah Berikan Perhatian Lebih kepada Para Nakes

Sabtu, 17 Juli 2021 - 08:32 | 36.20k
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Ilustrasi Tenaga Kesehatan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

MPR Rumah Kebangsaan

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Syarief Hasan mempertanyakan komitmen dan perhatian Pemerintah terhadap tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya. Pasalnya, sejumlah tenaga kesehatan mengundurkan diri dari pekerjaan dalam menangani pasien Covid-19.

Informasi pengunduran diri tersebut disampaikan oleh Ketua Dokter Indonesia Bersatu, Eva Sri Diana Chaniago yang dilansir dari Kompas.com pada Kamis (15/7/2021). Menurut dr. Eva, banyak tenaga kesehatan mundur karena insentif penanganan Pandemi Covid-19 tidak kunjung cair pada beberapa daerah di Indonesia.

Syarief Hasan menegaskan, Pemerintah harusnya memberikan perhatian terhadap tenaga medis dan kesehatan lainnya yang memiliki beban kerja yang sangat  berat dan penuh resiko tinggi.

"Para tenaga medis kesehatan bahkan bekerja  mempertaruhkan jiwa mereka untuk menangani Covid-19. Pemerintah harus memberikan perhatian penuh.", ungkap Syarief Hasan.

Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat ini juga menyebutkan, gaji tenaga kesehatan tergolong kecil dibandingkan beban kerjanya.

"Mereka bekerja keras. Bahkan, beberapa relawan tenaga kesehatan mendapatkan gaji yang sangat kecil. Harusnya, insentif yang dijanjikan Pemerintah segera disalurkan secara cepat dan merata.", ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan menyebut, Pemerintah yang telah menjanjikan insentif Rp.5 juta sampai Rp.15 juta per-bulan harus segera membayarkan kepada para tenaga kesehatan.

"Mereka sudah dijanji dan beban mereka berat. Insentif november yang lalu baru cair bulan ini di beberapa wilayah. Sementara Pemerintah dalam laporan APBN 2020 anggaran kesehatan sudah tersedia dari hasil Hutang SBN. Dimana kesalahan birokrasinya? Seharusnya penyaluran anggaran kebutuhan Tenaga kesehatan mendapat prioritas Utama. Ternyata Pemerintah memang tidak siap menangani pandemi Covid 19," ungkap Syarief Hasan.

Syarief Hasan khawatir, jika banyak tenaga kesehatan yang mengundurkan diri maka penanganan pasien Covid-19 dapat dipastikan  semakin sulit dan 100.000 per hari korban tertular akan menjadi nyata. 

 Kini dalam sehari sudah mencapai 57.756 per hari tertular  dan ini  membutuhkan tenaga kesehatan, belum lagi korban yang sedang dirawat dan sebagainya. Secara keseluruhan penanganan pandemi Covid 19 memang tidak terkendali ( istilah pemerintah) 

Korban Covid 19 tertular tertinggi dunia per hari tersebut menjadi berita di beberapa  media asing setiap hari dan ini juga menunjukkan ketidaksiapan  Pemerintah dalam menangi Covid 19.

Kini WHO sudah  mengingatkan bahwa gelombang ketiga akan datang. Syarief Hasan mempetanyakan bagaimana kesiapan Pemerintah dari semua sektor.

"Kalau tidak ada perbaikan yang komprehensif, rakyat dan bangsa kita  akan semakin terpuruk.
Pemerintah harus dan tidak perlu malu atau sensitive  menerima masukan  dari semua pihak, kita harus bersatu menghadapi pandemi Covid 19 agar kita bisa bangkit menata ekonomi kita lebih baik kedepan," ungkap Syarief Hasan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES