Peristiwa Internasional

Ratusan Orang Masih Hilang karena Banjir Bandang di Jerman

Jumat, 16 Juli 2021 - 19:37 | 51.41k
Puing-puing rumah dan mobil setelah banjir di Schuld, Jerman. (FOTO:Al Jazeera/EPA)
Puing-puing rumah dan mobil setelah banjir di Schuld, Jerman. (FOTO:Al Jazeera/EPA)

TIMESINDONESIA, JAKARTABanjir bandang dahsyat yang melanda sejumlah negara di Eropa seperti Jerman, Belgia dan Belanda ternyata membawa korban semakin banyak karena puluhan bahkan diperkirakan ratusan orang masih hilang.

Hingga kini setidaknya ditemukan 92 orang meninggal dunia. Sementara puluhan orang hilang di Jerman barat dan Belgia, di mana sungai dan jalan berubah menjadi arus deras yang menghanyutkan mobil dan menyebabkan rumah runtuh.

Pihak berwenang di Rhineland-Palatinate Jerman mengatakan pada hari Jumat, bahwa 50 orang telah meninggal dunia dalam banjir yang menghancurkan di negara bagian barat, menjadikan jumlah kematian nasional sedikitnya 81 orang, dengan lusinan lainnya hilang.

"Jumlah korban meninggal dunia meningkat menjadi 50 dari semula 28 orang di wilayah yang terkena dampak parah,"!kata juru bicara kementerian dalam negeri Rhineland-Palatinate, Timo Haungs seperti dilansir Al Jazeera.

Kanselir Jerman Angela Merkel, dalam kunjungan ke Washington, DC, menyuarakan keterkejutannya dalam peristiwa banjir, dengan mengatakan "Saya berduka untuk mereka yang kehilangan nyawa dalam bencana ini".

Sebagian-besar-Jerman-barat-dilanda-hujan-lebat-dan-terus-menerus-pada-Rabu-malam.jpgSebagian besar Jerman barat dilanda hujan lebat dan terus-menerus pada Rabu malam, yang berlanjut pada Kamis, mengakibatkan banjir bandang lokal yang menghancurkan bangunan dan menyapu mobil. (FOTO: Al Jazeera/EPA)

Ia mengatakan, jumlah korban meninggal dunia kemungkinan akan bertambah lagi. "Jumlahnya masih belum kami ketahui. Tapi itu akan banyak," ujarnya.

Berbicara di Gedung Putih, Merkel mengatakan hari itu ditandai dengan ketakutan, keputusasaan, penderitaan, dan ratusan ribu orang tiba-tiba menghadapi bencana.

"Hati saya untuk semua orang yang dalam bencana ini kehilangan orang yang mereka cintai, atau yang masih mengkhawatirkan nasib orang yang masih hilang," katanya lagi.

Di antara desa-desa Jerman yang paling parah terkena dampak adalah Schuld, di mana beberapa rumah runtuh dan puluhan orang masih belum ditemukan.

Operasi penyelamatan terhambat oleh jalan yang diblokir dan padamnya telepon serta internet di seluruh Eifel, wilayah gunung berapi yang berbukit-bukit dan lembah-lembah kecil.

Beberapa desa menjadi puing-puing karena rumah bata dan kayu tua mereka tidak bisa menahan terjangan air yang tiba-tiba yang disertai pohon dan puing-puing lainnya saat menerjang melalui jalan-jalan sempit.

Karl-Heinz Grimm, yang datang untuk membantu orang tuanya di Schuld berkata, bahwa dia belum pernah melihat Sungai Ahr yang kecil meluap dengan aliran yang begitu mematikan. "Malam ini, itu seperti kegilaan," katanya.

Puluhan orang harus diselamatkan dari atap rumah mereka dengan perahu karet dan helikopter. Ratusan tentara dikerahkan untuk membantu upaya penyelamatan.

"Ada orang meninggal dunia, ada orang hilang, banyak yang masih dalam bahaya," kata gubernur negara bagian Rhineland-Palatinate, Malu Dreyer, kepada parlemen regional. "Kami belum pernah melihat bencana seperti itu. Ini benar-benar menghancurkan," kata Gubernur.

Di negara Belgia, tetangga Jerman, tercatat ada 11 kematian akibat banjir. Di dekat Liege, Sungai Vesdre meluap dan mengalirkan air ke jalan-jalan Pepinster, di mana operasi penyelamatan oleh petugas pemadam kebakaran gagal ketika sebuah perahu kecil terbalik dan tiga orang tua hilang.

Orang-orang-dievakuasi-dari-daerah-yang-terkena-banjir.jpgOrang-orang dievakuasi dari daerah yang terkena banjir, menyusul hujan lebat di Valkenburg, Belanda.(FOTO: Al Jazeera/Reuters)

"Sayangnya, mereka dengan cepat ditelan," kata Walikota Philippe Godin. "Aku khawatir mereka mati," ujarnya kemudian.

Di Verviers, kantor kejaksaan mengatakan beberapa jenazah ditemukan tetapi tidak bisa mengkonfirmasi laporan media lokal bahwa ada empat orang meninggal dunia di sana. Jalan raya utama tergenang di bagian selatan dan timur negara itu, dan semua kereta dihentikan.

Di Liege, sebuah kota berpenduduk 200.000, Sungai Meuse meluap pada hari Kamis dan walikota meminta orang-orang yang tinggal di dekatnya untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.

Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen mentweet, berjanji untuk membantu: "Pikiran saya bersama keluarga para korban banjir yang menghancurkan di Belgia, Jerman, Luksemburg dan Belanda dan mereka yang kehilangan rumah," twitnya.

Tingkat kerusakan sepenuhnya masih belum jelas, dengan banyak desa terputus oleh banjir dan tanah longsor yang membuat jalan tidak bisa dilalui.

Video di media sosial menunjukkan mobil-mobil melayang di jalan-jalan dan rumah-rumah sebagian runtuh. Banyak dari korban yang meninggal dunia itu baru ditemukan setelah banjir surut.

Pihak berwenang di daerah Rhine-Sieg di selatan Cologne memerintahkan evakuasi beberapa desa di bawah waduk Steinbach karena khawatir bendungan jebol.

Laschet, seorang konservatif yang mencalonkan diri untuk menggantikan Merkel sebagai kanselir dalam pemilihan musim gugur ini mengatakan, badai yang luar biasa berat dan gelombang panas sebelumnya dapat dikaitkan dengan perubahan iklim. 

Lawan politiknya telah mengkritik Laschet, putra seorang penambang, karena mendukung industri batu bara di kawasan itu dan menghambat perluasan tenaga angin selama masa jabatannya.

Di Belanda, Raja Willem-Alexander dan Ratu Maxima juga mengunjungi kota Valkenburg di Belanda yang dilanda bencana pada Kamis malam untuk mendukung penduduk dan layanan darurat. Banjir mengubah jalan utama disana menjadi aliran air cokelat, membanjiri rumah dan bisnis.

Pemerintah Belanda mengirim sekitar 70 tentara ke provinsi selatan Limburg Rabu malam untuk membantu evakuasi dan pengisian karung pasir.

Ribuan orang di lingkungan kota Maastricht dan desa-desa lain di sepanjang Sungai Maas diperintahkan untuk mengungsi di tengah ancaman Banjir bandang, dan pusat-pusat didirikan untuk menampung mereka. Maas adalah nama Belanda untuk Sungai Meuse. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES