Peristiwa Internasional

Banjir Bandang di Jerman, 80 Jiwa Meninggal Dunia 1.300 Hilang

Jumat, 16 Juli 2021 - 20:20 | 54.02k
Sebuah kereta lokal terjebak banjir bandang di Kordel, Jerman pada 15 Juli 2021 setelah sungai Kyll meluap. (FOTO: AP Photo via VOA America)
Sebuah kereta lokal terjebak banjir bandang di Kordel, Jerman pada 15 Juli 2021 setelah sungai Kyll meluap. (FOTO: AP Photo via VOA America)

TIMESINDONESIA, JERMANBanjir besar dilaporkan terjadi di Jerman sejak Rabu (14/7/2021) hingga hari ini, Jumat (15/7/2021). Dilansir dari Deutsche Welle, banjir tersebut telah memakan sebanyak 80 korban tewas di negara bagian North Rhine-Westphalia dan Rhineland-Palatinate.

Berikutnya 1.300 orang hilang dilaporkan hilang di wilayah Ahrweiler, barat daya Bonn, imbas dari sungai Ahr yang mengalir ke Rhine meluap. Operasi penyelamatan terhambat oleh fakta bahwa koneksi telepon dan internet terputus di sebagian wilayah tersebut.

Bahkan para pejabat setempat mengatakan banjir juga mengganggu jalur kereta api dan jalur air sungai Rhine. Sebuah video udara yang beredar di sosial media menunjukkan rumah-rumah hanyut serta jalan dan jembatan tertutupi air.

Pekerja darurat dan tentara telah dikerahkan untuk menyelamatkan warga, beberapa dari mereka terdampar di atap.

Banjir-Bandang-2.jpgSebuah jalan terputus dan sejumlah properti rusak akibat banjir besar di wilayah Jerman. (FOTO: Wolfgang Ratay/REUTERS via DW)

Sementara itu Kanselir Jerman Angela Merkel kala kejadian tengah berada di Amerika Serikat untuk pertemuan dengan Presiden Joe Biden. Dalam sebuah pernyataan, dirinya mengaku terkejut dengan tingkat  kerusakan dan korban jiwa. Ucapan bela sungkawa dan simpati ia sampaikan kepada keluarga yang meninggal dunia atau hilang.

Di sisi lain, Perdana Menteri Rhine-Westphalia Utara Armin Laschet telah mengunjung daerah terdampak. Kepada awak media dirinya menyampaikan belum mengetahui secara persis berapa banyak korban akibat banjir.

Laschet merupakan kandidat konservatif yang mencalonkan diri untuk menggantikan Merkel.

Menurut Para Ilmuwan

Fenomena banjir besar itu ternyata tidak hanya melanda Jerman. Negara tetangga seperti Belgia, Luksemburg, Prancis, dan Belanda juga mengalaminya.

Para ahli mengatakan banjir bandang ini terjadi lantaran cuaca ekstrem akibat perubahan iklim. Kejadian seperti itu biasanya hanya terjadi sekali dalam satu generasi.

Namun seiring dengan semakin tingginya tingkat kerusakan lingkungan maka kemungkinan terjadi lebih akan sering di masa yang akan datang. Alam seolah ingin memberikan bukti bahwa perubahan iklim akan berimbas langsung ke kehidupan manusia.

"Ini adalah normal baru. Perubahan iklim juga mengubah definisi cuaca normal. Kita perlahan mendekati normal baru yang mencakup pola curah hujan yang berbeda," ungkap Johannes Quaas, ahli meteorologi di Universitas Leipzig.

Banjir-Bandang-3.jpgPotret suasana perkotaan di Jerman terendam usai hujan ekstrem mengguyur sejak Rabu (14/7/2021) hingga Jumat (15/7/2021). (FOTO: Christoph Hardt/Future Image via DW)

Menurutnya, Jerman sebagai negara industri memiliki tingkat pemanasan dua kali lebih cepat daripada pemanasan secara global. "Itu berarti kemungkinan hujan lebat 20% lebih tinggi dibandingkan dengan abad ke-19 dan 10% lebih tinggi daripada ketika saya lahir, sekitar empat dekade lalu," ujarnya.

Potensi cuaca ekstrem akan semakin sering terjadi sebagai imbas meningkatnya suhu udara. Ketika suhu udara memanas, maka penguapan air di darat dan laut akan lebih cepat.

Hal ini menyebabkan udara mengandung lebih banyak uap air yang kemudian memicu turunnya curah hujan secara ekstrem.

"Curah hujan yang kita alami di seluruh Eropa selama beberapa hari terakhir adalah cuaca ekstrem yang intensitasnya diperkuat oleh perubahan iklim -dan akan terus menguat dengan lebih banyak pemanasan," terang Friederike Otto dari Institut Perubahan Lingkungan di Universitas Oxford dalam banjir Jerman dan beberapa negara Eropa. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES