Ekonomi

Relakan Gaji Rp 20 Juta, Peternak di Bondowoso Malah Raup Rp 2 Miliar Per Bulan

Jumat, 16 Juli 2021 - 19:30 | 467.48k
Pemilik ternak Al Fatih Farm, Mahrus Ali saat mengecek kondisi ternak di salah satu kandang induk di belakang rumahnya (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).Mahrus Ali bersama petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bondowoso saat meneriksa kand
Pemilik ternak Al Fatih Farm, Mahrus Ali saat mengecek kondisi ternak di salah satu kandang induk di belakang rumahnya (FOTO: Moh Bahri/TIMES Indonesia).Mahrus Ali bersama petugas dari Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bondowoso saat meneriksa kand

TIMESINDONESIA, BONDOWOSO – Mahrus Ali, salah seorang peternak sukses di Kabupaten Bondowoso itu tengah sibuk mengecek domba-domba di kandang induk miliknya. Ia juga terlihat sibuk melayani pembeli domba untuk kurban Idul Adha 1442 H besok.

Meski usianya masih cukup muda, 31 tahun. Tapi dirinya sudah memiliki kandang ternak modern dengan luasan lahan 3,5 hektar. Ke depan rencananya akan dikembangkan menjadi 6 hektar.

Bahkan saat ini pembangunan tengah berlangsung. Kandang ternak milik Mahrus tidak hanya didesain bagus. Tetapi juga dilengkapi sistem keamanan yakni berupa kamera pemantau. 

Kandang-kandang itu penuh dengan ternak. Terdiri dari kambing, domba dan sapi. Terdapat juga satu kandang yang berisi puyuh. Kebersihan kandang pun terjaga sehingga tak ada bau menyengat.

Peternakan yang diberi nama Al Fatih Farm ini, berlokasi di belakang rumahnya. Tepatnya di Desa Kupang, Kecamatan Curahdami, Bondowoso.

Mahrus mengaku, kesuksesannya saat ini tentu tidak didapatkannya secara cuma-cuma. Banyak proses dan ikhtiar yang dilaluinya. Di awal, dia pun juga pernah bangkrut.

Pria yang akrab disapa Mahrus ini mengaku, bahwa agar bisa fokus di ternak, ia harus meninggalkan pekerjaannya di sebuah tambang batubara di Kalimantan. Meskipun saat itu posisinya sangat strategis.

Selain finansial, keberanian, niat yang sungguh-sungguh dan perhitungan yang matang juga menjadi modal utamanya. Tentu juga harus siap dengan segala risiko.  

"Saat itu gaji saya minimal Rp 15 juta ke atas bahkan bisa Rp 20 juta per bulan. Tapi saya tinggal, karena potensi untuk ternak di Bondowoso ini sangat besar," katanya.

Menurutnya, masih banyak warga di Bondowoso yang menganggap beternak hanya sampingan. Padahal itu salah. "Beternak itu melebihi pekerjaan yang saya kerjakan sebelumnya," imbuhnya.

Mahrus mulai menggagas usahanya pada 2016. Saat itu ia tak langsung berhenti dari tambang, tetapi memilih cuti dan pulang dari Kalimantan. Ia bekerja di tambang sejak 2010 dan mulai mengumpulkan modal.

"Sebenarnya niat untuk memiliki peternakan itu sudah lama. Sebagian gaji saya buat beli tanah yang sekarang ditempati ini," ungkapnya.

Kemudian ia memutuskan resign Tahun 2017. Pesangon dari perusahaan tambang dijadikan modal untuk mengembangkan usahanya. "Secara analisa usaha, di peternakan itu lebih bagus potensinya. Selain itu saya bisa berkumpul dengan keluarga," jelasnya, Jumat (16/7/2021).

Tentu dalam menjalankan usahanya, Mahrus sempat mengalami kendala hingga bangkrut pada 2017. "Jadi ternak saya tak dibayar oleh pengusaha. Nilainya Rp 600 juta. Padahal itu modal dan orangnya menghilang," kenangnya.

Bangkit Langi dan Perkuat Usaha Langit

Pihaknya menjelaskan, bahwa saat bangkrut dirinya hanya bselalu sibuk mengembangkan usaha dan lalai terhadap agama. "Lupa zakat dan sebegainya. Akhirnya diuji dengan kegagalan," imbuhnya.

Namun tak menunggu lama, ia introspeksi diri dan segera bangkit lagi. Mahrus menata lagi usahanya dan kembali memperbaiki aktivitas keagamaan atau spritualnya.

Dari pengalamannya, ia menyimpulkan bahwa bisnis tidak semata-mata hanya menggunakan analisa usaha. Tapi juga harus meningkatkan hubungan dengan Tuhan. Menurutnya, usaha dan agama tidak bisa dipisahkan. Akibat melalaikan agama kata dia, banyak pelaku usaha yang gagal di sana. 

"Usaha dunia harus sejajar dengan usaha langit. Ternyata usaha dunia dan agama itu tidak bisa dipisahkan. Akhirnya saya bangkit lagi di bulan keenam setelah bangkrut. Alhamdulillah sukses sampai saat ini," jelasnya.

Sementara nama Al Fatih diambil dari nama anak pertamanya. Di sisi lain Al Fatih adalah seorang pejuang Islam yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. 

"Saya ingin peternakan ini bisa mendunia seperti Sultan Mohammad Al Fatih. Perjuangan saya di bidang perekonomian. Kita di bidang peternakan dan Al Fatih bidang agama. Tapi sama-sama perjuangan," terangnya.

Omzet Capai Rp 2 Miliar

Dengan kegigihan dan semangat juang, kini peternakannya menjadi besar. Saat ini total ada sekitar 18.000 populasi. Sementara di kandang induk bisa menampung 6.000 domba dan 200 sapi.

Al Fatih Farm juga mempunyai ratusan mitra. Yakni untuk domba ada 600 kandang, dan sapi 215-250 orang. "Ada yang mandiri dan ikut KUR BNI, total ada sekitar 600 sapi," imbuhnya.

Sementara di kandang induk ia mempekerjakan 15-20 orang. Dengan total keseluruhan ada 40 karyawan tetap. "Ada pengiriman ke luar, pengambilan pakan, divisi penggemukan, kemitraan dan devisi-devisi yang lain. Dari hulu ke hilir kita sudah solid," jelasnya.

Awal merintis usaha, ia berniat hanya ingin pemberdayaan anggota keluarga. Tapi pada akhirnya bisa mempekerjakan masyarakat.  "Kalau saya otodidak. Intinya mau berkembang. Dasar sekolah saya pertanian tidak punya dasar peternakan sama sekali. Pelaku susaha harus belajar dan belajar," jelasnya.

Ia mengaku bahwa dari usaha ternaknya, Mahrus bbisa memperoleh omzet sebesar Rp 1,5 miliar sampai Rp 2 miliar per bulan. "Alhamdulillah dibanding saat kerja di tambang, cukup lah," imbuhnya.

Peternakan Al Fatih Farm di Kabupaten Bondowoso milik Mahrus Ali, kini menyuplai ternak hingga ke luar kabupaten/kota. Bahkan di momen Idul Adha ini sudah terjual 3.200 domba dan 115 ekor sapi untuk kurban. "Iya juga ada dari luar yang beli. Ponpes Al-Islah Bondowoso saja beli sekitar 500 ekor dan 26 sapi," terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES