Ekonomi

Pasarkan Lewat Online, Cara UMKM di Banyuwangi Bertahan Di Tengah PPKM Darurat

Jumat, 16 Juli 2021 - 16:54 | 32.06k
Sunarsih bersama para penggiat kopi saat pemotretan produk yang  dimiliki. (FOTO: Riswan Efendi/TIMES Indonesia)
Sunarsih bersama para penggiat kopi saat pemotretan produk yang dimiliki. (FOTO: Riswan Efendi/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Berbagai cara dilakukan oleh sejumlah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Banyuwangi guna bertahan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.

Salah satunya dengan memanfaatkan dunia digital untuk menawarkan produk yang mereka miliki. Selain karena kebijakan yang harus ditaati oleh setiap orang. Pemasaran melalui media internet juga dapat menyasar pangsa pasar yang lebih luas lagi.

Seperti halnya Sunarsih (48), salah satu pemilik UMKM kopi asal Desa Rowo Bayu, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. Dirinya mengaku memanfaatkan teknologi untuk mengais pundi-pundi rupiah yang selama ini Ia jadikan sebagai penghasilan utama sehari-hari.

"Jujur saja saya tidak begitu pahami dengan teknologi internet seperti itu. Namun karena ini tuntutan, saya harus belajar mengoperasikan ponsel buat jualan," kata Sunarsih, Jumat (16/7/2021).

Hal ini terpaksa ia lakoni mengingat sepinya pengunjung destinasi wisata yang ada di wilayah kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi.

Benar saja, produk olahan rumah tangga miliknya merupakan salah satu buah tangan yang selalu ia tawarkan kepada para wisatawan yang datang.

Sunarsih bersama para penggiat kopi a

Adanya kebijakan PPKM Darurat ini tak langsung membuat dirinya menyerah begitu saja. Jika sistem penjualan tradisional yang selama ini Ia jalankan tak berbuah manis di tengah pandemi, dirinya dengan cara berbeda mengasah diri untuk mencicipi pemasaran di dunia teknologi.

Berbagi aplikasi perpesanan dan media sosial masif Ia jalankan untuk memutar roda perekonomian, mulai dari WhatsApp, Facebook, hingga Instagram juga turut menjadi lapak gratis yang ia manfaatkan.

"Semua harus pintar mencari cara terbaik untuk memasarkan produk. Alhamdulillah dengan memakai sistem online jualan saya masih ada yang mau beli. Dengan cara ini juga kita bisa menghindari kerumunan," ucap Sunarsih.

Perlu diketahui, Kabupaten kabupaten Banyuwangi sendiri saat ini telah berada pada level 3. Yang artinya berdasarkan guidelines WHO yang baru, level dari krisisnya daerah dilihat dari dua faktor besar, yakni laju penularan dan yang kedua daya respons atau kesiapan kota dan kabupaten.

Dengan rincian patokan penetapan level 3 yakni ada 50 - 150 kasus Covid-19 per 100 ribu penduduk, 10 - 30 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100 ribu penduduk, dan 2 - 5 kasus meninggal per 100 ribu penduduk di daerah tersebut.

Untuk itu Sunarsih berharap agar pandemi Covid-19 bisa segera berakhir, tak lupa pula dirinya berharap pemerintah bisa lebih memerhatikan UMKM saat PPKM Darurat seperti ini. mengingat tak semua usaha kecil bisa bertahan dengan memanfaatkan teknologi untuk jualan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES