Kesehatan

Kepala DP3AK Jatim Berbagi Kiat Pencegahan Klaster Keluarga

Jumat, 16 Juli 2021 - 11:17 | 51.71k
Kepala dinas DP3AK Jawa Timur Andriyanto untuk pengurangan kluster keluarga (Foto: dok. TIMES Indonesia)
Kepala dinas DP3AK Jawa Timur Andriyanto untuk pengurangan kluster keluarga (Foto: dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Berdasarkan laporan Komite Penanganan Covid-19 Nasional dalam Covid19.go.id per tanggal 14 Juli 2021 tercatat jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur sebanyak 203.372 kasus (7,6% kontribusi nasional), dengan 17.794 kasus pada anak-anak (di bawah usia 18 tahun).

Saat ini PPKM Darurat dirasa belum bisa menekan kasus terkonfirmasi Covid-19, bahkan jumlah penambahan kasus nya tingkat nasional sangat tinggi.

Per 14 Juli 2021 sejumlah 54.517 kasus dan kasus meninggal karena Covid tercatat dari 203.372 kasus positif di Jawa Timur tersebut, terdapat 14.445 jiwa yang meninggal dunia, dan jumlah jiwa yang meninggal tersebut 84 jiwa anak-anak (43 anak usia 0-5 tahun, 41 anak usia 6–18 tahun).

Kejadian lonjakan kasus covid-19 di Jawa Timur ini banyak terjadi pada klaster keluarga, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan klaster keluarga semakin masif antara lain membiarkan anak-anak bermain bersama di lingkungan komplek atau perumahan tanpa protokol kesehatan.

Kegiatan berkumpul warga pun menjadi cara virus corona menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain dengan mudah seperti liburan, piknik dan jalan ke area publik merupakan termasuk peningkatan klaster keluarga.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak (DP3AK) provinsi Jawa Timur Dr. Andriyanto,SH, Mkes menjelaskan, bahwa  PPKM tidak dapat menghambat peningkatan klaster keluarga yang terpenting adalah protokol kesehatan di dalam rumah.

"Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari klaster keluarga virus corona, antara lain: protokol kesehatan Covid-19 sebaiknya juga dilakukan di dalam rumah, apalagi kalau ada keluarga yang baru beraktivitas di ruang publik. Memastikan sirkulasi udara di dalam rumah berjalan dengan baik, dengan cara sering membuka jendela maupun pintu agar udara bisa bergantian," pungkas Andriyanto.

Seharusnya, walaupun sesama anggota keluarga durasi dalam berinteraksi juga sebaiknya dibatasi termasuk tetap melakukan physical distancing seperti penggunaan alat makan yang berbeda setiap orang.

Khusus untuk menekan klaster keluarga dapat dimulai dari lingkungan rumah tersebut misalnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat.

"Untuk menekan munculnya klaster keluarga dengan cara  menerapkan gaya hidup sehat agar tidak mudah terserang virus, termasuk berolahraga dan mengonsumsi makanan serta minuman sehat. Mari jaga diri kita, anak kita dan keluarga kita dari penyebaran Covid-19 yang berbahaya ini," tutup Andriyanto. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES