Peristiwa Daerah

Protes PPKM, Kafe di Malang Naikkan Harga 3 Kali Lipat untuk Aparat yang Ngopi

Jumat, 16 Juli 2021 - 10:25 | 122.46k
Papan promo khusus bagi aparat dan pemerintah untuk bayar tiga kali lipat dari harga normal di Atitud Coffee. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia) 2. Barista Atitud Coffee saat menyiapkan kopi yang sedang dipesan. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama
Papan promo khusus bagi aparat dan pemerintah untuk bayar tiga kali lipat dari harga normal di Atitud Coffee. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama/TIMES Indonesia) 2. Barista Atitud Coffee saat menyiapkan kopi yang sedang dipesan. (Foto: Rizky Kurniawan Pratama

TIMESINDONESIA, MALANG – Protes tentang PPKM Darurat yang berjalan sejak 3 Juli hingga 20 Juli mendatang terus bergulir. Salah satunya datang dari para pengusaha kafe yang kecewa terhadap pemberlakuan jam malam dan juga sistem take away.

Seperti yang dilakukan Atitud Coffee. Kafe yang terletak di Ruko Sunan Kalijaga, Jalan Sunan Kalijaga, Kota Malang, Jawa Timur ini menunjukkan protes dengan memasang daftar harga khusus untuk aparat yang kerap melakukan penertiban saat PPKM Darurat. Dalam daftar harga itu, TNI/Polisi/Satpol PP/PNS yang pesan di kafe tersebut wajib membayar tiga kali lipat  dari harga normal.

Cahya Sinda, pemilik kafe, sebenarnya baru membuka kafe tersebut pada tanggal 28 Juni 2021 lalu. Beberapa hari kemudian, ternyata langsung berbarengan dengan pelaksanaan PPKM Darurat.

"Kalau buat promo kayak teman-teman ngasih diskon itu susah. Dan kita gak ada budget buat itu. Sudah habis. Akhirnya mikir-mikir ya promo gak harus potong harga. Kita naikkan. Kan banyak ekonominya susah dan ngomongin bansos segala macem. Aku mikir promo harga tiga kali dari normal buat aparat dan pegawai pemerintah," ujar Cahya, Jumat (16/7/2021).

Kafe di Malang Bikin Promo Harga Kopi Mahal a

Cahya mengungkapkan, dirinya menerapkan promo tiga kali lipat tersebut, sebagai bentuk protes terkait peraturan PPKM Darurat.

Apalagi,  para aparat dan pegawai pemerintah, ekonominya cenderung baik-baik saja dan stabil dalam kondisi apapun. Hal itu sangat timpang dengan pelaku usaha kecil seperti dirinya.  Apalagi kafe tersebut juga baru saja buka dan langsung diwajibkan take away.

"Orang tua saya sendiri juga PNS. Terus kakak itu Nakes (tenaga kesehatan). Mereka punya penghasilan tetap. Ekonomi mereka stabil. Sementara kalau aku bagaimana. Jadinya sekalian itu minta bansos UMKM itu diubah diksinya jadi ngasih promo tiga kali harga normal," ungkapnya.

Kekecewaan Cahya terkait PPKM karena merasa ada ketidakadilan karena harus tutup jam 8 malam dan dilarang dine in. Apalagi menurutnya penerapan saat ini hanyalah sebuah diksi. Seperti halnya Lockdown, PSBB dan akhirnya berubah menjadi PPKM Darurat.

"Tanggal 12 lalu kita juga kena grebeg. Itu teguran aja. Susahnya minta ampun. Orang sepi gak ada pengunjung juga. Dapat tiga hari buka PPKM. Semua rencana awal modal berantakan," keluhnya.

Cahya  sempat pasrah dan mencoba tetap berjuang bersama tim Atitud Coffee. 

"Setiap hari per cup itu cuma bisa dihitung jari. Ini kita mau disuruh full take away. Kita mau nyiapain take away gimana, belum ada yang tahu kafe kita. Paling cuma teman-teman yang punya ruko saja," ucapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES