News Commerce Indonesia Bangkit

Petani Milenial Kedunggaleng Probolinggo Panen Perdana Tanaman Porang

Jumat, 16 Juli 2021 - 06:05 | 245.37k
Lahan tanaman porang yang ditumpangsarikan dengan tanaman tomat di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. (Foto-foto: Dok Anas Fathullah for TIMES Indonesia)
Lahan tanaman porang yang ditumpangsarikan dengan tanaman tomat di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. (Foto-foto: Dok Anas Fathullah for TIMES Indonesia)
FOKUS

Indonesia Bangkit

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Ada aktivitas tak biasa di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Selasa (13/7/2021). Yakni, panen perdana tanaman porang yang dikelola oleh para petani milenal di kelurahan ini.

Porang merupakan komoditas baru di kelurahan yang biasa disebut Kampung Marning ini. Hasil panen perdana ini cukup memuaskan. Hasilnya memang cukup menggiurkan, baik dari hasil umbi porang maupun keuntungan yang diperoleh selama 8 bulan masa tanam.

Anas Fathullah, salah satu petani milenial di Kelurahan Kedunggaleng, mengatakan panen porang di wilayahnya merupakan yang pertama di Kota Probolinggo dengan hasil sesuai harapan.

Petani Milenial 2Anas Fathullah, salah satu petani milenial Kelurahan Kedunggaleng panen porang.

“Alhamdulillah, semua tanaman bisa dipanen, tetapi ada beberapa yang gagal karena umbi yang busuk,” kata Anas, di sela-sela panen porang.

Anas menjelaskan, pohon porang yang ditaman merupakan dari bibit umbi katak atau bulbil dan spora dari lahan seluas 1 hektar. Penanaman dilakukan dengan lahan yang terpisah persegi sekitar 30 ribu bibit dari bulbil dan 10 ribu bibit spora.

“Dari lahan seluas 1 hektar, dihasilkan umbi porang dari umbi katak atau bulbil seberat 25 ton dan dari bibit spora menghasilkan 1 ton,” jelas dia.

Menurut Anas, secara ekonomi hasil panen porang tersebut sangat menguntungkan. Biaya produksi 1 hektar tanaman porang dengan bibit umbi Rp 60 juta dan bibit spora Rp 5 juta.

Petani Milenial 3Sebagian hasil panen porang petani di Kelurahan Kedunggaleng.

“Saat ini, harga jual umbi porang Rp 6.500 per kilogram dengan kondisi basah. Sedangkan bibit umbi hasil dari spora harga jualnya Rp 25 ribu per kilo isi 10 umbi,” ungkap dia.

Anas memaparkan, keuntungan yang diraup dari hasil panen umbi porang sebanyak 28 ton. Kalau dikalikan harga saat ini Rp 6.500 per kilogram dan umbi hasil dari bibit spora 1 ton termasuk kategori bibit Rp 25.000 per kilogram maka total penjualan bisa meraup Rp 187,5 juta.

“Alhamdulillah ada keuntungan yang berlipat ganda, ini juga membuktikan kalau tanaman porang di Kota Probolinggo sangat potensial dan bisa menjadi andalan,” terangnya.

Anas menambahkan, tanaman porang bisa ditumpang sari dengan tamanan lainnya. Dia mencontohkan lahan miliknya yang di tumpang sari dengan tanaman tomat.

Anas menegaskan, ia akan berbagi ilmu dengan petani daerah sekitar jika ada yang berminat menanam porang, bahkan menyediakan bibit umbi maupun katak dengan harga murah.

“Bagi petani yang ingin menanam porang, silakan datang ke tempat kami di Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo," tegas Anas. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Hendarmono Al Sidarto
Publisher : M. Rofiul Achsan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES