Gaya Hidup

Ini 6 Fakta 'Angin Lalakina' di Majalengka, Nomor 1 Bikin Melongo

Kamis, 15 Juli 2021 - 03:22 | 200.12k
Ilustrasi (FOTO: goodfon)
Ilustrasi (FOTO: goodfon)

TIMESINDONESIA, MAJALENGKAAngin Kumbang atau sering disebut angin lalakina bagi warga Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, terjadi setiap tahun. Dan angin tersebut biasa terjadi di bulan Juli hingga awal Oktober mendatang.

Sehingga, khusus bagi masyarakat Kabupaten Majalengka, sebelum berpergian, sebaiknya warga, terutama bagi kaum hawa agar memperhatikan kondisi cuaca saat ini.

Karena Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kertajati, Majalengka meminta masyarakat untuk mewaspadai munculnya angin kumbang tersebut.

Namun, Tahukah Angin Kumbang Kenapa Disebut Angin Lalakina ? Ini Faktanya

1. Asal Nama Lalakina

Berdasarkan keterangan dari berbagai sumber, bahwa angin kumbang disebut angin lalakina, karena angin yang terjadi di Kabupaten Majalengka ini, bisa sangat besar, bahkan bisa menyingkapkan rok para perempuan bagi yang mengenakan rok lebar.

Ketika angin besar, kaum perempuan yang mengenakan rok lebar akan kesulitan mengendalikan roknya, lantaran akan menyingkap ke atas dan rambut pun kusut tertiup angin. Bahkan, kedua tangan pun akan repot menahan rok yang tersingkap dan wajah 'merem' terkena hempasan angin bercampur debu.

Biasanya kalau sudah angin besar rok tersingkap, ketika ini terjadi dan tengah berjalan kaki, maka kedua tangan sibuk merapihkan rok, sambil membelakangi arah angin seraya mata 'merem'.

Hal tersebut, agar wajah tidak terkena debu. Sehingga banyak yang menyebut angin kumbang itu disebut angin lalakina bagi masyarakat Kabupaten Majalengka.

2. Dampak Angin Kumbang atau Angin Lalakina

Seperti diberitakan sebelumnya, dampak dari munculnya angin kumbang ini akan terjadi kenaikan suhu udara mencapai 38 derajat celsius.

Akibat terjadinya penurunan kelembaban udara hingga dapat mencapai 20 persenan, serta peningkatan kecepatan angin mencapai ratusan km per jam.

"Pada saat muncul angin kumbang disarankan agar masyarakat lebih banyak mengonsumsi air minum," ungkap Prakirawan BMKG Kertajati, Majalengka, Ahmad Faiz Zyin, Rabu (14/7/2021)

3. Angin Kumbang atau Angin Lalakina Berasal dari Gunung Ciremai

Menurut Ahmad Faiz Zyin, munculnya angin kumbang juga ditandai dengan penurunan kelembaban udara antara 5 hingga 34 persen per jam pada pagi hingga siang hari.

Angin kumbang, menurut Faiz Zyin, merupakan angin Fohn, angin yang bertiup turun sepanjang lereng gunung menuju dataran yang lebih rendah dengan suhu udara yang tinggi, dengan tingkat kelembaban udara yang rendah.

"Untuk wilayah Majalengka, Cirebon dan Kuningan, angin kumbang ini berasal dari Gunung Ciremai," ujarnya.

4. Hindari Pepohonan yang Rimbun dan Tinggi

Ketika musim angin kumbang, masyarakat diminta menghindari pepohonan yang rimbun dan tinggi untuk menjaga kemungkinan pohon tumbang, akibat tiupan angin besar tersebut.

Wilayah Kabupaten Majalengka sendiri sudah memasuki musim kemarau sejak Juni lalu, namun demikian musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, karena hujan masih tetap ada dengan intensitas curah hujan di bawah 155 mm per bulan.

Pada umumnya dikatakan Faiz Zyin, musim kemarau tahun ini diprakirakan bersifat di atas normal, yang berarti kondisi curah hujannya lebih banyak dari tahun 2020 lalu atau dari rata-rata normalnya.

5. Suhu Udara Terasa Dingin

Menurut Faiz Zyin, beberapa hari kemarin suhu udara terasa dingin pada malam dan pagi hari. Ini disebabkan adanya pergerakan massa udara dingin dan kering dari Australia ke Asia yang melewati wilayah-wilayah Indonesia.

"Saat musim kemarau tiupan awan sedikit, atau bisa dikatakan tidak ada, sehingga bumi ini jadi semacam tidak berselimut, lalu panas yang diserap pada siang hari akan sangat mudah dilepas pada malam hari, sehingga malam hari terasa lebih dingin dari biasanya," jelasnya.

6. Pakai Masker dan Lotion hingga Kaca mata

Pada saat muncul Angin Kumbang atau angin lalakina, selain disarankan agar masyarakat Kabupaten Majalengka lebih banyak mengonsumsi air minum juga sebaiknya memakai pelembab. Karena kulit akan kering, menggunakan tabir surya dan persiapan luar ruangan lainnya seperti kaca mata dan masker di samping mengantisipasi paparan virus Covid-19. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES