Pendidikan PPKM Darurat

Ketua Komisi X DPR Minta Kemendikbudristek RI Siapkan Konsep Sekolah Aman

Senin, 12 Juli 2021 - 16:44 | 26.28k
Pembelajaran tatap muka diharapkan akan segera dilaksanakan menurut Ketua Komisi X DPR (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
Pembelajaran tatap muka diharapkan akan segera dilaksanakan menurut Ketua Komisi X DPR (FOTO: Dok. TIMES Indonesia)
FOKUS

PPKM Darurat

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kegiatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat membuat rencana pembelajaran tatap muka secara langsung pada bulan Juli terhambat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset Teknologi RI (Kemendikbudristek RI) pun diminta segera menyiapkan konsep sekolah aman bagi siswa setelah PPKM Darurat dicabut.

“Berdasarkan Survei Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menunjukkan mayoritas orang tua siswa setuju sekolah segera dibuka kembali. Karena itu, kami meminta selama PPKM Darurat ini Kemendikbudristek mematangkan sekolah sebagai zona aman bagi siswa. Sehingga setelah PPKM Darurat ini dicabut, sekolah bisa kembali dibuka,” ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda dalam keterangannya, Senin (12/7/2021)

Ditambahkan oleh Syaiful Huda bahwa keinginan mayoritas orang tua siswa agar sekolah segera dibuka seperti yang tercermin dalam survei P2G bisa dipahami. Orang tua mempunyai beban ganda saat anak-anaknya harus belajar jarak jauh (PJJ).

"Situasi ini terkadang memunculkan tekanan psikologis yang merugikan bagi orang tua maupun anak. Ini di luar persoalan adanya learning loss, naiknya jumlah pekerja anak, hingga maraknya pernikahan dini,” ujarnya.

Ketua Komisi X ini menilai bahwa ditutupnya pembelajaran tatap muka di sekolah menjadi pemicu tingginya tingkat keterpaparan virus Covid-19, menurut data Per 29 Juni 2021, ada 12,6% atau sekitar 250.000 kasus Covid-19 yang menyasar anak usia 0-18 tahun.

Proporsi terbesar berada pada kelompok usia 7-12 tahun (28,02%), diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun (25,23%) dan 13-15 tahun (19,92%). Sedangkan tingkat kematian dari kasus tersebut mencapai 3-5%.

“Banyak anak yang tidak terkontrol bermain di luar rumah saat sekolah ditutup. Akibatnya tingkat keterpaparan juga tinggi,” jelas Huda.

Huda menjelaskan dengan pembukaan sekolah, anak justru terkontrol dengan baik. Mereka di sekolah bisa berinteraksi dan mendapatkan bimbingan langsung dengan guru maupun teman tentang bagaimana harus beradaptasi dengan kebiasaan baru di kala pandemi.

“Para siswa pun bisa mempraktikkan secara langsung bagaimana harus memakai masker dengan benar, bagaimana menjaga jarak, bagaimana membiasakan diri cuci tangan dan praktik-praktik baik lainnya,” tutupnya.

Ditutup oleh Huda bahwa upaya mewujudkan sekolah sebagai zona yang aman agar terhindar dari Covid-19 harus dipersiapkan secara detail dan matang.

Khususnya untuk Kemendikbudristek RI harus membuat terobosan terbaru untuk menyiapkan status di sekolah menjadi zona aman bagi anak-anak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES