Ini Alasan Perebutan Juara Tiga Dihapus di Euro 2020
TIMESINDONESIA, JAKARTA – "Yah, apa tidak ada perebutan juara tiga Piala Eropa (Euro 2020, maksudnya) ta?," tanya seorang istri kepada suaminya yang gemar nonton bola, Sabtu (10/7/2021) pagi tadi.
"O iya ya. Coba kamu lihat di chanel, barangkali disiarkan sekarang," jawab sang suami.
Maka sang istri mengotak atik remot tv kabelnya. Tidak ketemu. Padahal pasangan itu menjagokan Denmark. Sampai siang mereka tidak menemukan pertandingan (andai ada) antara Denmark vs Spanyol.
Dialog singkat pasangan suami istri itu mungkin bisa mewakili banyak orang yang sama-sama tidak mengetahuinya.
Ya, Piala Eropa (Euro) adalah satu-satunya turnamen yang meniadakan perebutan juara ketiga.
Padahal perebutan juara tiga disuguhkan di sejumlah pertandingan antarnegara seperti Piala Dunia, Copa America, sampai Piala Afrika.
Partai itu biasanya akan mempertemukan dua tim yang menelan kekalahan di babak semifinal. Karena itu andai ada di Euro 2020, maka akan bertemu antara Spanyol vs Denmark.
Di semifinal, Spanyol dikalahkan Italia (2-4) lewat adu pinalti dan Denmark dikalahkan Inggris (1-2) lewat perpanjangan waktu.
Inggris sempat menikmati perebutan juara tiga pada Piala Dunia pada tahun 2018 lalu. Sayangnya mereka gagal mendapatkan titel lantaran kalah dari Belgia 0-2.
Apa yang menjadi alasan Piala Eropa (Euro) tidak menggelar perebutan juara tiga?
Dari edisi 1980 UEFA belajar bahwa perebutan juara ketiga tidak menarik perhatian banyak orang, baik dalam hal kehadiran penonton di stadion maupun penonton televisi.
Karena itu UEFA menghapusnya dan tidak menyelenggarakannya sampai kini.
Sebelum ini, laga perebutan juara tiga sempat menjadi tradisi di Euro dengan format berbeda. Laga itu perebutan juara tiga disebut playoff yang mempertemukan peringkat kedua dari masing-masing grup.
Fase gugur hanya berlangsung singkat, di mana juara masing-masing grup langsung bertemu di babak final.
Tahun 1980, Euro hanya diikuti oleh delapan negara dan terbagi dalam dua grup.
Dari edisi tahun 1980 itulah UEFA belajar, bahwa pertandingan perebutan juara tiga ini tidak menarik perhatian banyak orang.
Pertemuan antara Cekolowaskia dengan Italia menjadi laga perebutan juara tiga yang terakhir di Euro. Cekolowaskia keluar sebagai pemenangnya lewat adu penalti (9-8) usai bermain imbang 1-1 di waktu normal.
UEFA kemudian memperkenalkan format baru mulai tahun 1984. Babak semifinal ditambahkan dalam fase gugur namun dengan jumlah peserta yang sama. Ini bertahan sampai Euro 96, di mana UEFA menambah peserta menjadi 16 tim.
Sekarang, Euro 2020 diikuti oleh 24 tim namun dengan format yang tidak berubah. Hanya saja fase gugur diperpanjang dan dimulai dari babak 16 besar. UEFA juga belum tertarik mengembalikan laga perebutan juara ketiga.
Euro 2020 akan berakhir pada hari Senin (12/7/2021) dinihari mendatang, lewat laga final Italia vs Inggris di stadion Wembley, London, Inggris untuk memperebutkan juara. Sedangkan perebutan juara III dihapus sejak 1980 karena banyak yang menilai tidak menarik.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |