Peristiwa Internasional

Sembilan Korban Pesawat An-26 Rusia Ditemukan Lainnya Terus Dicari di Laut

Kamis, 08 Juli 2021 - 02:47 | 62.70k
Antonov An-26. (pmnewsnigeria)
Antonov An-26. (pmnewsnigeria)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Tim pencari telah menemukan  sembilan jenazah dari 28 penumpang pesawat turboprop bermesin ganda Antonov An-26 di Semenanjung Kamchatka yang terpencil di timur jauh Rusia.

Pesawat yang beroperasi sejak 1982 itu menghilang dari pantauan radar saat terbang dari kota utama Petropavlovsk-Kamchatsky di Kamchatka menuju kota pesisir Palana pada hari Selasa dan dilaporkan jatuh saat hendak mendarat karena cuaca buruk.

Semua yang ada di dalam pesawat dikhawatirkan tidak ada yang selamat.

Beberapa jam setelah pesawat hilang, tim pencari menemukan puing-puing di tebing pantai dekat Palana dan di Laut Okhotsk.

"Saat ini, sembilan jenazah telah ditemukan, satu diantaranya berhasil teridentifikasi," kata pihak cabang regional kementerian darurat dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

Para penumpang pesawat naas itu terdiri dari enam awak dan 22 penumpang, termasuk dua anak-anak.

"Kepala pemerintah daerah di Palana, Olga Mokhireva, termasuk di antara penumpang," kata pemerintah Kamchatka.

Lebih dari 50 orang menyisir pantai Laut Okhotsk saat operasi pencarian dan penyelamatan berlanjut, tetapi kabut, angin kencang, dan ombak menyulitkan upaya mereka.

Kementerian darurat Rusia mengatakan pihaknya berencana untuk mengerahkan penyelam dan helikopter Mi-8.

Menteri Transportasi, Vitaly Savelyev juga dijadwalkan menuju ke Palana pada hari Rabu.

Pihak berwenang di Kamchatka menyatakan tiga hari berkabung setelah kecelakaan itu.

Para pejabat mengatakan keluarga para korban akan menerima pembayaran lebih dari 3,5 juta rubel (sekitar $47.200) yang akan mencakup kompensasi dari maskapai, pembayaran asuransi dan subsidi dari pemerintah daerah.

Para pejabat Rusia mengatakan pesawat milik perusahaan Kamchatka Aviation Enterprise itu dalam kondisi baik dan melewati pemeriksaan keselamatan.

Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan dan insiden besar mengatakan, sedang mencari tiga penyebab potensial kecelakaan itu: kondisi cuaca buruk, malfungsi teknis, atau kesalahan pilot.

Standar keselamatan penerbangan Rusia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir tetapi kecelakaan mematikan, terutama yang melibatkan pesawat yang menua di daerah yang jauh, sering terjadi.

Pesawat turboprop bermesin ganda, Antonov An-26 itu diproduksi dari tahun 1969 hingga 1986 selama era Soviet, hingga kini banyak digunakan di beberapa negara untuk transportasi sipil dan militer Rusia.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES