Olahraga Olimpiade Tokyo 2020

Dua Atlet Putri Namibia Tidak Boleh Ikut Olimpiade Tokyo Karena Testosteronnya Tinggi

Minggu, 04 Juli 2021 - 20:01 | 62.14k
Christine Mboma dari Namibia memecahkan rekor dunia U-20 baru dalam lari 400m putri pada pertemuan atletik Irena Szewinska Memorial di Bydgoszcz, Polandia, 30 Juni 2021.(FOTO: CNN/Shutterstock)
Christine Mboma dari Namibia memecahkan rekor dunia U-20 baru dalam lari 400m putri pada pertemuan atletik Irena Szewinska Memorial di Bydgoszcz, Polandia, 30 Juni 2021.(FOTO: CNN/Shutterstock)
FOKUS

Olimpiade Tokyo 2020

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dua pelari cepat putri peraih medali Olimpiade, Namibia Christine Mboma dan Beatrice Masilingi dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk bersaing dalam 400 meter putri di Olimpiade Tokyo 2020 karena kadar testosteron mereka yang tinggi secara alami.

Komite Olimpiade Nasional Namibia dan Asosiasi Permainan Persemakmuran (NNOC-CGA) telah menyampaikan dalam sebuah pernyataan Jumat (2/7/2021).

Dilansir CNN, menurut situs web World Athletics, Mboma dan Masilingi meraih empat dari lima kali 400 meter teratas di dunia tahun ini. Tingkat testosteron yang meningkat terdeteksi selama penilaian medis yang diperlukan oleh World Athletics.

Badan pengatur global mengharuskan kadar testosteron darah atlet wanita berada di bawah 5 nmol/L (nanomole per liter) untuk bersaing di nomor wanita tertentu, termasuk lari 400 meter.

Beatrice-Masilingi.jpgBeatrice Masilingi saat di Zambia bulan April lalu meraih waktu 400m tercepat 49,53 detik ketiga tahun ini.(FOTO B: CNN/Imagozzuma)

Kedua atlet berusia 18 tahun itu dinyatakan tidak memenuhi syarat karena kebijakan atletik dunia tentang atlet dengan Perbedaan Perkembangan Jenis Kelamin (DSD).

Atletik dunia melarang atlet yang mengalami peningkatan kadar testosteron darah untuk berkompetisi dalam balapan wanita dari jarak 400 meter hingga satu mil dalam kompetisi internasional ketika peraturan DSD baru diperkenalkan pada tahun 2018.

Untuk bersaing, para atlet tersebut harus menurunkan kadar testosteron mereka dengan obat-obatan, yang menurut World Athletics memastikan persaingan yang adil.

Pada tahun 2019, Pengadilan Arbitrase Olahraga menegakkan aturan DSD Atletik Dunia ketika mereka ditantang oleh pelari Afrika Selatan, Caster Semenya. Dia kehilangan banding berikutnya dan pada bulan Februari membawa kasusnya ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa.

Mboma dan Masilingi diuji di Italia, tempat mereka berlatih, menurut pernyataan NNOC-CGA. Panitia mengatakan bahwa atlet berusia 18 tahun, maupun keluarga, pelatih, atau Komite Olimpiade Nasional Namibia tidak mengetahui kondisi mereka.

Namun panitia mengatakan Mboma dan Masilingi akan tetap bisa bertanding di nomor 100m dan 200m. Kelompok tersebut juga mengatakan bahwa mereka berhubungan erat dengan World Athletics untuk membuka jalan bagi kedua atlet tersebut.

"Kami akan menganalisis semua informasi dan menerapkannya demi kepentingan terbaik kedua gadis muda itu," bunyi pernyataan itu.

"Kami positif pada masa depan Christine Mboma dan Beatrice Masilingi sebagai atlet elit," tambahnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES