Peristiwa Internasional

Junta Militer Myanmar Masih Menyandera Bocah Umur 7 Tahun

Sabtu, 03 Juli 2021 - 11:54 | 30.22k
Maung Aung Thukhamein Lin. (FOTO A:The Irrawaddy
Maung Aung Thukhamein Lin. (FOTO A:The Irrawaddy

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Junta militer Myanmar dikabarkan masih menahan seorang bocah berumur 7 tahun, Maung Aung Thukhamein Lin sebagai sandera karena pasukan keamanan gagal menemukan ayahnya yang seorang pejabat yakni mantan Kepala Program Vaksinasi Covid-19 negara itu.

Maung Aung Thukhamein Lin, seperti dilansir The Irrawaddy,  ditangkap oleh pasukan junta bersama ibunya, Daw Htar Htar Lin, Direktur Imunisasi Nasional di Kementerian Kesehatan dan Olahraga serta ayahnya, U Nyi Nyi Aung, di rumah mereka di Yangon pada 10 Juni 2021 lalu.

Pasukan junta waktu itu juga menangkap Dr. Aye Aye Nyein beserta putrinya. Aye Aye Nyein adalah teman dari direktur imunisasi nasional, dan putrinya juga ditahan.

Baru-baru ini junta militer Myanmar membebaskan lebih dari 2.200 orang tahanan, termasuk ada Ma Su Thet Wyne, 7 tahun.

Ma Su Thet Wyne menjadi tahanan termuda. Ia ditangkap bersama ibu dan saudara perempuannya sebagai sandera setelah pasukan junta gagal menemukan ayahnya, Ko Soe Htay, pemimpin protes anti-rezim di kota Mogoke, Wilayah Mandalay.

Pada 12 Juni 2021, media yang dikendalikan junta mengatakan, Dr. Htar Htar Lin membentuk kelompok inti Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) dan membantu Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), yang telah ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh junta.

Junta juga mengatakan, dokter tersebut akan diajukan ke pengadilan berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Asosiasi Melanggar Hukum dan Pasal 505(a) KUHP Myanmar karena berkomunikasi dengan organisasi teroris dan bekerja dengan Dr. Zaw Wai Soe, yang bersembunyi dan melayani sebagai penjabat menteri kesehatan di NUG.

Namun ketika junta militer membebaskan ribuan tahanan beberapa waktu lalu, Maung Aung Thukhamein Lin tidak tampak. Keberadaan keluarga Dr. Htar Htar Lin dan keluarga temannya itu juga masih belum diketahui. Putra dokter berusia 7 tahun itu belum dibebaskan.

Seorang dokter yang dekat dengan Dr. Htar Htar Lin berkata, "Anak itu sangat pintar. Anjing peliharaannya juga ditahan bersamanya. Ini tidak dapat diterima, karena sudah 21 hari. Saya berdoa untuk pembebasan segera anak itu," katanya.

Teman Dr. Htar Htar Lin lainnya berkata, "Menahan anak yang tidak bersalah berarti rezim militer melakukan kejahatan yang lebih buruk. Tolong, bicaralah untuk pembebasan segera anak itu," ujarnya.

Ia menambahkan, "Dia telah ditahan selama tiga minggu. Berapa banyak hak anak ini yang dilanggar? Kami tidak berani membayangkan trauma anak itu.,"

Sementara itu, tahanan termuda, Ma Su Htet Wyne, yang dibebaskan pada hari Rabu, mengalami trauma dengan penangkapannya, kata ayahnya Ko Soe Htay di akun Facebook-nya pada hari Kamis.

Pada hari Kamis gadis itu bersama  ayahnya telah pindah ke lokasi lain karena pasukan junta Myanmar terus memburu mereka. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES