Cek Fakta Fakta atau Hoaks

[CEK FAKTA] Sebelum Pandemi, Perusahaan Farmasi Moderna Mengembangkan Vaksin Covid-19

Sabtu, 03 Juli 2021 - 10:48 | 81.52k
Sebuah artikel dokumen rahasia bocor perusahaan farmasi Moderna mengembangkan vaksin Covid-19.
Sebuah artikel dokumen rahasia bocor perusahaan farmasi Moderna mengembangkan vaksin Covid-19.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar sebuah artikel online membagikan dokumen rahasia bocor, dan disandingkan dengan informasi yang mengklaim bahwa perusahaan biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19.

Dalam artikel yang dimuat di laman dailyexpose.co.uk berjudul “Confidential Documents reveal Moderna sent mRNA Coronavirus Vaccine Candidate to University Researchers weeks before emergence of Covid-19” (Dokumen Rahasia mengungkapkan Moderna mengirim Kandidat Vaksin Coronavirus mRNA ke Peneliti Universitas beberapa minggu sebelum munculnya Covid-19 -terjemahan), disebutkan kandidat vaksin virus corona dipindahkan dari Moderna ke University of North Carolina pada 2019. Hal itu terjadi pada 19 hari sebelum munculnya virus covid-19 di Wuhan, China.

Berikut terjemahan dari artikel tersebut:

Perjanjian kerahasiaan menunjukkan kandidat vaksin virus corona potensial dipindahkan dari Moderna ke University of North Carolina pada 2019, sembilan belas hari sebelum munculnya dugaan virus penyebab Covid-19 di Wuhan, China.

Perjanjian rahasia yang dapat dilihat di sini menyatakan bahwa penyedia ‘Moderna’ bersama ‘Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular’ (NIAID) setuju untuk mentransfer ‘kandidat vaksin virus corona mRNA’ yang dikembangkan dan dimiliki bersama oleh NIAID dan Moderna kepada penerima ‘The Universitas Carolina Utara di Chapel Hill’ pada 12 Desember 2019.

Perjanjian transfer material ditandatangani pada 12 Desember 2019 oleh Ralph Baric, PhD, di University of North Carolina di Chapel Hill, dan kemudian ditandatangani oleh Jacqueline Quay, Director of Licensing and Innovation Support di University of North Carolina pada 16 Desember 2019.

Penandatanganan juga dilakukan oleh dua perwakilan NIAID, salah satunya Amy F. Petrik PhD, spesialis alih teknologi yang menandatangani perjanjian pada 12 Desember 2019 pukul 08:05. Penandatangan lainnya adalah Barney Graham MD PhD, seorang penyelidik untuk NIAID, namun tanda tangan ini tidak diberi tanggal.

Penandatangan terakhir pada perjanjian itu adalah Sunny Himansu, Penyelidik Moderna, dan Shaun Ryan, Wakil Penasihat Umum Moderna. Penandatanganan keduanya dilakukan pada 17 Desember 2019.

Semua tanda tangan ini dibuat sebelum ada pengetahuan tentang dugaan munculnya virus corona baru. Baru pada 31 Desember 2019 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengetahui adanya dugaan kasus pneumonia virus di Wuhan, Cina. Tetapi bahkan pada titik ini mereka belum memutuskan bahwa dugaan coronavirus baru yang harus disalahkan, malah menyatakan pneumonia itu “penyebab yang tidak diketahui”.

Baru pada 9 Januari 2020 WHO melaporkan pihak berwenang China telah menentukan bahwa wabah itu disebabkan oleh virus corona baru yang kemudian dikenal sebagai SARS-CoV-2 dengan dugaan penyakit yang dihasilkan yang dijuluki COVID-19. Jadi mengapa kandidat vaksin coronavirus mRNA yang dikembangkan oleh Moderna dipindahkan ke University of North Carolina pada 12 Desember 2019?

Moderna yang sama yang memiliki vaksin virus corona mRNA yang diizinkan untuk penggunaan darurat hanya di Inggris Raya dan Amerika Serikat untuk diduga memerangi Covid-19.

Apa yang Moderna ketahui yang tidak kami ketahui? Pada tahun 2019 tidak ada satu pun virus corona yang menjadi ancaman bagi umat manusia yang memerlukan vaksin, dan bukti menunjukkan bahwa belum ada satu pun virus corona yang mengancam umat manusia sepanjang tahun 2020 dan 2021.

Mengingat fakta bahwa tes PCR yang salah telah digunakan pada tingkat siklus yang tinggi, rumah sakit telah kosong dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, statistik menunjukkan hanya 0,2% dari mereka yang diduga terinfeksi telah meninggal dalam waktu 28 hari dari hasil tes yang diduga positif, sebagian besar kematian sejauh satu mil itu adalah orang-orang yang berusia di atas 85 tahun, dan sebagian besar kematian itu disebabkan oleh obat yang disebut midazolam, yang menyebabkan depresi pernapasan, dan henti napas.

Mungkin Moderna dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular ingin menjelaskan diri mereka di pengadilan?

cek-fakta-Perusahaan-Farmasi-Moderna-2.jpgSumber: Confidential Documents reveal Moderna sent mRNA Coronavirus Vaccine Candidate to University Researchers weeks before emergence of Covid-19 | The Daily Expose

CEK FAKTA

Menurut penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi yang menyebut perusahaan biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19, merupakan informasi yang keliru. 

Berdasarkan penelusuran Mafindo melalui turnbackhoax.id -jaringan Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, ditemukan fakta bahwa dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.

cek fakta Perusahaan Farmasi Moderna 4Sumber: [SALAH] Perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc Mengembangkan Vaksin Covid-19 Sebelum Munculnya Pandemi | Turnbackhoax

Dilansir dari Kumparan.com, Badan Kesehatan Dunia PBB (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.

Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.

Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.

Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.

cek fakta Perusahaan Farmasi Moderna 3Sumber: Hoaxbuster: Hoaks Vaksin COVID-19 Moderna Diproduksi Sejak Sebelum Pandemi | Kumparan

“Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.

cek fakta Perusahaan Farmasi Moderna 5Sumber: Moderna had not developed a Covid-19 vaccine in 2019 | Fact Check AFP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, informasi yang menyatakan bahwa perusahaan biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19, merupakan informasi hoaks.

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut masuk dalam kategori Misleading Content (Konten Menyesatkan).

Misleading Content terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES