Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Ibnu Sina "The Greatest Muslim Thinker And The Last Of The Muslim Philosopher In The East"

Jumat, 02 Juli 2021 - 08:33 | 41.10k
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Pada zaman kebangkitan Islam (abad VII-XII M), hampir semua sarjana muslim saat itu tidak merasa cukup hanya dengan menguasai satu cabang ilmu pengetahuan saja titik mereka selalu melengkapi dirinya dengan berbagai macam kompetensi dan selalu berusaha untuk menguasai berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan.

Pada dorongan seperti ini merupakan sebuah kebiasaan para tokoh Islam dalam rangka meningkatkan kualitas diri sekaligus sebagai upaya untuk memajukan Islam.

Hal ini dilatar belakangi oleh dasar dan pandangan Islam sendiri pada eksistensi ilmu pengetahuan dan pentingnya penguasaan berbagai disiplin ilmu bagi umat Islam.

Islam mempunyai pandangan yang komprehensif terhadap cara pandang kehidupan dan ilmu pengetahuan, ilmu merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, untuk Istiqomah atau konsistensi Islam memandang bahwa sebaik-baiknya manusia, lebih-lebih ulama ialah orang yang dapat menguasai sebanyak mungkin cabang-cabang ilmu pengetahuan.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Diantara tokoh Islam yang paling percaya dan berjasa dalam menguasai beberapa cabang ilmu ialah Ibnu Sina. Ibnu sina bukan saja seorang ahli kedokteran kelas dunia, akan tetapi komandan di bidang sains dan falsafah.

Di samping itu Ibnu Sina juga merupakan ahli politik yang lincah dan ahli kemasyarakatan yang berkaliber dunia, yang dikenal di Eropa sebagai Avicenna yang disebut sebagai "the greatest Muslim thinker and the last of the Muslim philosopher in the East".

Bagi banyak orang, ia adalah " Bapak Pengobatan Modern"dan masih banyak lagi sebutan bagi Nya Nya kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran.

Karyawan yang sangat terkenal adalah Qanun fi al-Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama brabad-abad. Meskipun demikian ibnu sina lebih dikenal sebagai seorang filosof dan ahli di bidang Kedokteran, beberapa kajian yang dilakukan oleh generasi sesudahnya tentang pemikiran Ibnu Sina ditemukan beberapa pemikirannya tentang konsep pendidikan Islam.

Oleh sebab itu, Ibnu Sina juga tercatat sebagai salah satu pendidikan Islam yang memiliki pemikiran brillian dan beberapa teori nya masih cukup relevan dikembangkan dalam konteks pendidikan Islam modern.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan Islam memang telah banyak dikaji oleh para ahli, tetapi tidak berarti kajian tersebut berhenti di situ saja. Pemikiran Ibnu Sina yang tertulis dalam karya-karyanya akan tetap relevan untuk dianalisis secara kritis sehingga saat ini sehingga menimbulkan dinamika keilmuan yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang bersifat selektif terhadap berbagai permasalahan pendidikan Islam dewasa ini, termasuk juga problem pendidikan di Indonesia. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES