Hukum dan Kriminal

Dugaan Pelecehan di Sekolah SPI, DP3AK Jatim: Banyak Siswa Alami Stress

Kamis, 01 Juli 2021 - 11:25 | 33.13k
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Andriyanto. (Foto: Fitria/TIMES Indonesia)
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Andriyanto. (Foto: Fitria/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pemberitaan-pemberitaan soal dugaan Kekerasan seksual di Sekolah SPI Kota Batu ternyata berdampak serius terhadap psikologi para siswa yang saat ini masih aktif bersekolah di SPI Kota Batu.

Hal tersebut diungkap Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur, Andriyanto. Ia mengatakan bahwa 99 siswa yang telah dilakukan Assesment oleh Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi),  banyak yang mengalami stres juga depresi.

"Himpsi melaporkan, dari 99 siswa yang telah dilakukan Assesmen tersebut, 77 persen siswa mengalami stress dan 10 persen lainnya dalam kondisi depresi," jelasnya.

Ia pun menyampaikan penyebab siswa tersebut alami stress. Kata Andriyanto, penyebabnya cukup kompleks.

"Penyebabnya kompleks, antara lain stress mendengar pemberitaan kasus ini terjadi, ada kekuatiran sekolahnya ditutup, kekuatiran DO, banyaknya demo ke sekolah, kuatir donatur mencabut donasinya, sikap keluarga, para Guru juga gelisah dan lain-lain," ungkap Andriyanto.

Saat ini, DP3AK Provinsi Jatim dan juga DP3AK Kota Batu saat ini fokus pada penyelamatan psikologi siswa SPI. Sementara masalah hukum ia menyerahkan ke pihak kepolisian.

"Persoalan hukum bukanlah persoalan kita, tetapi pada konteks perlindungan kepada anak atau siswa yang saat ini masih berusia anak-anak ini harus kita lindungi," tandasnya.

Diberitakan sebelumnya, Komnas PA mendampingi 3 orang korban yang diduga telah dilecehkan oleh pendiri sekolah SPI di Kota Batu yakni JE ke SPKT Polda Jatim, Sabtu (29/5/2021). 

Dalam laporannya, Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait menyatakan bahwa JE telah melakukan pelecehan, kekerasan dan ekspoitasi terhadap siswa di sekolah tersebut.

"Laporan selain kejahatan seksual berulang-ulang di SMA di sana. Tapi juga kejahatan fisik, menendang, memaki. Termasuk kejahatan perbankan, kekerasan ekonomi," ujar Arist.

Pendiri Sekolah SPI Kota Batu itu, kata Arist telah melakukan pelecehan seksual sejak 2009 lalu hingga 2020 sebelum Covid-19 melanda Indonesia. Menurutnya, selama hampir 11 tahun, sudah ada 15 korban yang dilecehkan oleh JE. Inilah yang terus diselidiki Polda Jatim. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES