Kesehatan Vaksin Covid-19

Rantai Dingin Harus Tetap Stabil, Prof Nidom: Turun 1° Celcius Bisa Pengaruhi Formula Vaksin

Selasa, 29 Juni 2021 - 13:31 | 52.83k
Ilustrasi vaksin Covid-19.(Dok.TIMES Indonesia)
Ilustrasi vaksin Covid-19.(Dok.TIMES Indonesia)
FOKUS

Vaksin Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekular Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Chairul Anwar Nidom mengungkapkan jika kestabilan suhu sangat mempengaruhi kondisi formulasi dan seed vaksin Covid-19.

Sehingga pengiriman vaksin membutuhkan standar khusus terutama cold storage atau tempat penyimpanan dingin di masing-masing daerah guna menjaga kualitas vaksin. 

Ketersediaan cold chain atau rantai dingin distribusi meliputi ruang pendingin, lemari es dan vaccine carrier (termos pembawa vaksin). 

Seperti Surabaya vaksin Covid-19 ditempatkan di Gedung Farmasi Kesehatan yang hanya mampu menampung 15 ribu karena 10 ribu kapasitas lain digunakan untuk menyimpan reagen untuk real time polymerase chain reaction (RT-PCR) saat vaksin pertama tiba awal tahun lalu. 

"Perubahan suhu 1°C, baik turun maupun naik, bisa mempengaruhi kondisi formulasi dan seed vaksinnya. Oleh karena itu, ideal vaksinasi dilaksanakan sore sampai malam hari," kata Prof Nidom kepada TIMES Indonesia, Selasa (29/6/2021). 

Prof Nidom menjelaskan, suhu ideal cold storage sesuai sesuai dengan formulasi vaksin minimal minus 20°C (-20°). 

"Tapi saat pelaksanaan tidak boleh kurang dari 4°C," tandasnya. 

Pakar vaksin ini menambahkan, kualitas vaksin nantinya juga sangat berpengaruh terhadap pembentukan antibodi. 

"Tapi bukan hanya sekedar terbentuk antibodi saja, yang dibutuhkan antibodi yang punya daya protektif terhadap virus alam. Kalau tidak ya percuma," tambahnya. 

Oleh karena itu, jelas Prof Nidom, mengetahui daya protektif antibodi sama pentingnya dengan vaksinasi itu sendiri. Selain itu kondisi psikis juga turut berpengaruh terhadap kinerja vaksin dalam tubuh. 

"Terutama orang yang divaksin dibutuhkan kondisi yang kondusif agar efek samping berupa inflamasi tidak ke mana-mana," jelas Prof CA Nidom. Diketahui, saat ini Pemerintah RI terus menggenjot program vaksinasi. 

Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) per-28 Juni 2021, total 27.419.898 dosis vaksin Covid-19 pertama dan 13.182.034 vaksinasi dosis kedua telah terealisasi. Sementara target sasaran vaksinasi nasional sejumlah 181.554.465 dosis.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES