Kopi TIMES

Mereka Guru Sejati di Tengah Carut Marut Pendidikan

Senin, 28 Juni 2021 - 15:44 | 100.76k
Ahmad Mashafi; Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang Komisariat Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Ahmad Mashafi; Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang Komisariat Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Secara hakihat prinsip yang tak boleh pudar bagi sang pendidik adalah digugu dan ditiru. Digugu secara pemikiran dan ditiru secara prilaku, guru adalah pengabdi tanpa tanda jasa yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun. Dalam konsep pendidikan siapa guru sejati yang sesungguh. Khi khajar dewantara mengatakan setiap orang ada guru, pertanyaanya siapakah orang itu. orang itu tidak lain dan buka ialah kedua orang tua kita.

Kondisi pendidikan kita yang terus menerus bergelimang problem merupakan permasalahan krusial bagi bangsa tercinta ini. sebagai sektor indikator kemajuan sebuah bangsa, pendidikan harus terus di poles untuk dapat beradaptasi dengan zaman. Meletusnya pandemi menambah problem semakin besar dalam tubuh pendidikan. pendidikan yang identik dengan seorang guru dan peserta didik dengan seketika peran guru tergilas hilang secara perlahan.  Stigma keberhasilan pendidikan seolah berubah 180 derajat akibat sistem belajar jarak jauh. Keterbatasan interaksi antara guru dan peserta didik membuahkan perdebatan tanpa ujung.

Realitanya sebagai seorang guru memang tidak mudah, mereka harus memiliki pondasi kesabaran yang kuat. Mendidik, membina, dan memanusiakan manusia secara terus menerus tanpa menghitung rugi untung. Mungkin itulah yang bisa dikatakan guru yang sejati. Di indonesia profesi guru dianggap pekerjaan yang tak berharga di sebabkan gaji yang mereka peroleh tidak sebanding dengan pekerjaannya. Sangat miris jika berbicara kondisi guru, selain memiliki tanggungjawab moril disis lain juga memiliki tanggungjawab ekonomi untuk keluarga.

Perlu di berikan tepuk tangan yang meriah bagi rakyat indonesia sebab walaupun demikian peminat untuk menjadi seorang guru meningkat setiap tahunnya. Dengan banyaknya persaingan menimbulkan banyak cara-cara tidak elegan yang dapat kita temui di berbagai daerah di indonesia. hal ini tidak bisa kita nafikkan bersama dalam menutupi hal tersebut. Ujungnya, cara-cara tersebut membuat kualitas guru perlu di pertanyakan. Jika hal ini di produksi oleh bangsa terus menurus, maka guru yang sejati tidak ada lagi.

Lantas jika hal itu siapa yang bisa kita sebut guru sejati? Guru sejati dalam negeri ini adalah orang tua kita.

ORANG TUA GURU YANG SEJATI

Cinta kasih seorang bapak dan ibu bagi anaknya tentunya tidak ada batasnya. Luasnya samudra, tingginya gunung dan dalamnya lautan tidak sebanding dengan kasih sanyanggya. Menurut bapak pendidikan kita yang memberikan konsep sistem among dengan tiga unsur dalam pendidikan yaitu asah, asih dan asuh. Sitem tersebut sudah kita lupakan bersama padahal ketiganya adalah sistem yang paling dasar untuk menciptakan manusia yang di idam-idamkan oleh semua orang. Konsep ini tanpa kita sadari bersama sudah dilakukan oleh kedua orang tua kita, bahkan semenjak dalam kandungan sudah diberikan kepada kita. Seorang bapak dan ibu mendidik kita sejak dalam kandungan sampai kita berada di dunia.

Mereka ikhlas, sabar dan penuh kasih sayang kepada seorang anak. Mereka mendidik tidak meminta pangkat apalagi gaji, yang mereka harapkan anaknya menjadi manusia yang manusiawi. Pendidikan informal yang kita kenal dengan pendidikan keluarga memberikan sumbangsih yang cukup besar dibanding pendidikan formal terhadap pembentukan peserta didik. Sepakat atau tidak lingkungan membentuk pola pikir dan pola tidak kita. Orang tua kita menbentuk tidak hanya pada kualitas intelektual akan tetapi pada kualitas akhlak. Kedekatan orang tua dengan seorang anak secara tidak langsung membuat seorang anak mencontoh prilaku orang tua.

Sistem pendidikan jarak jauh yang berlangsung saat ini memberikan peluang belajar dengan keluarga. Mirisnya tidak semua orang tua kita paham mengenai konsep itu. sehingga, jangan heran jika saat ini tinggat kriminal yang dilakukan oleh siswa dibeberapa daerah kerap terjadi. Orang tua yang disibukkan mencari sesuap nasi lumrah jika waktu mengurus seorang anak tidak intens, disisi lain stigma para orang tua kita yang terlalu bergantung kepercayaannya kepada seorang guru sehingga keberhasilan pendidikan berada di tangan seorang guru.

Sejatinya, orang tua yang memiliki peran banyak dalam mendidik seorang anak, dapat mengasah dengan landasan kasih dan metode asuh lebih mudah membentuk karakter anak. Tiga unsur tersebut lebih elastis jika orang tua kita dapat mengadopsi dalam mendidik anak secara keluarga, mereka memiliki kedekatan emosional yang lebih kuat yang kemudian memiliki pengaruh memberikan suatu hal lebih cepat diterima oleh seorang anak.

Namun, dengan banyaknya bapak ibu kita yang belum perhatian dengan pendidikan seorang anak merupakan tugas kita bersama lebih-lebih negara kita tercinta. Teringat konsep yang diberikan oleh negara firlandia adalah pendidikan sepanjang masa. Konsep ini menyajikan pendidikan tidak hanya dilakukan oleh generasi muda saja akan tetapi siapapun dapat belajar dan di fasilitasi oleh negara.

Langkah tersebut dapat mengantisipasi agar pengetahuan generasi yang bisa dikatakan sudah ketinggal zaman terbuka kembali untuk dapat memberikan kontribusi bagi bangsa. 

***

*)Oleh: Ahmad Mashafi; Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang Komisariat Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES