Peristiwa Daerah

Program Moderasi Beragama, Bakesbangpol Pangandaran: Wujud Cinta NKRI

Jumat, 25 Juni 2021 - 21:00 | 34.84k
Acara Desiminasi Moderasi Beragama digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Acara Desiminasi Moderasi Beragama digelar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Badan Kesatuan Bangsa Politik atau Bakesbangpol Pangandaran merespon program moderasi beragama.

Kepala Bakesbangpol Kabupaten Pangandaran Dedih Rahmat mengatakan, saat ini moderasi beragama menjadi sebuah program Kementerian Agama Republik Indonesia dan disosialisasikan Kantor Kementerian Agama di setiap daerah.

"Menyikapi hal itu, kami merespon baik karena program tersebut merupakan wujud upaya menumbuhkan kembali dan memperkuat rasa kecintaan terhadap NKRI," kata Dedih.

Acara Desiminasi Moderasi Beragama bKepala Bakesbangpol Kabupaten Pangandaran Dedih Rahmat memberikan sambutan pada acara desiminasi moderasi beragama (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Dedih menambahkan di tengah kemajemukan bangsa atau pluralisme tokoh agama dan tokoh masyarakat diharapkan menjadi figur dalam mengimplementasikan tata cara beragama yang baik di hadapan masyarakat.

"Pesan kami dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran untuk mewaspadai kemungkinan atas isu terkait ancaman perpecahan baik agama dan negara," tambahnya.

Dedih mengimbau kerukunan beragama dan berbangsa harus menjadi prinsip sehingga paham radikalisme tidak masuk kemasyarakat.

Sementara Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran Supriana mengatakan, moderasi beragama menjadi solusi untuk menciptakan kerukunan, harmonisasi sosial, sekaligus menjaga kebebasan dalam menjalankan kehidupan beragama.

Acara Desiminasi Moderasi Beragama cKepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pangandaran Supriana memberikan sambutan pada acara desiminasi moderasi beragama (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

"Pada moderasi agama ada hal yang harus dihargai soal keragaman tafsir dan perbedaan pandangan agar tidak terjebak pada ekstremisme, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama," kata Supriana.

Supriana menegaskan bahwa pada hakikatnya moderasi beragama bukanlah memoderasi ajaran agama. "Moderasi beragama adalah memoderasi pemahaman dan pengamalan umat beragama," tegasnya.

Kemajuan teknologi informasi serta peradaban manusia seringkali memunculkan pemikiran pemikiran yang akan memengaruhi generasi muda. "Pesan kami jangan sampai generasi muda di negara Indonesia terpengaruhi oleh budaya luar," pungkasnya saat satu acara dengan Bakesbangpol Pangandaran. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES