Cek Fakta Fakta atau Hoaks

[CEK FAKTA] Produk Hand Sanitizer Merk Ini Mengandung Virus Baru

Jumat, 25 Juni 2021 - 08:29 | 152.02k
Foto hand sanitizer merk Farah dengan foto telapak tangan yang melepuh.
Foto hand sanitizer merk Farah dengan foto telapak tangan yang melepuh.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Beredar foto produk hand sanitizer merk Farah yang disandingkan dengan foto telapak tangan yang melepuh. Terdapat narasi di dalamnya yang menyebut produk tersebut bukan hand sanitizer, tapi virus baru.

Berikut narasi lengkapnya:

Jangan gunakan sanitizer perusahaan ini. Ini bukan sanitizer. Ini adalah virus baru dengan penyakit awal. Bagikan dengan semua orang

cek fakta Hand Sanitizer 2Sumber: Tangkapan layar Facebook

Foto dan narasi tersebut beredar di media sosial Facebook. Penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, foto dan klaim yang menyertainya banyak beredar di Facebook. Beberapa akun mengunggah foto serupa di antaranya Hermi Aty pada 18 Juni 2021, Ardiansyah Buyung pada 8 Juni 2021 (Akun ini menyematkan narasi: Ngerinya pakai sanitizer), Mulyadi Firaxis pada 11 Juni 2021, Afijo Watun pada 18 Juni 2021, Umi Haniah pada 7 Juni 2021.

cek-fakta-Hand-Sanitizer-3.jpgSumber: Tangkapan layar Facebook

CEK FAKTA

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim produk hand sanitizer merk Farah mengandung virus baru, merupakan informasi yang keliru.

Penelusuran TIMES Indonesia melalui mesin pencari Google menemukan berbagai informasi terkait produk hand sanitizer Farah. Hasil penelusuran kami, hand sanitizer merk Farah diproduksi oleh perusahaan terkemuka asal Oman, yakni National Detergent Company (NDC).

NDC memproduksi berbagai produk seperti deterjen bubuk, deterjen cair, sabun, sampo, alat bantu binatu, dan pembersih rumah tangga. Disebutkan dalam laman perusahaan, NDC adalah perusahaan sabun dan deterjen bersertifikat ISO pertama di Oman. NDC memiliki lima unit manufaktur yang berlokasi di kawasan industri Rusayl, Sohar, dan Ghala.

Dilansir dari laman resmi NDC, produk hand sanitizer Farah dibuat sesuai standar tertinggi, dengan memastikan kadar etil alkohol atau etanol di atas 70 persen v/v (persyaratan standar adalah 60 persen v/v etil alkohol). Produk itu pun diklaim menggunakan etil alkohol kualitas unggul yang hanya mengandung tingkat metanol yang dapat dilacak.

cek fakta Hand Sanitizer 4Sumber: Farah Hand Sanitizer | NDC Oman

Dikutip dari Times of Oman, Anish Kumar, Head of Marketing NDC, mengatakan produk hand sanitizer tersebut telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman. Pembersih tangan ini telah mematuhi standar kesehatan lokal dan global. Hand sanitizer tersebut dibuat sesuai standar kualitas tertinggi dan memastikan kandungan etil alkohol jauh di atas 70 persen.

cek fakta Hand Sanitizer 5Sumber: NDC’s Farah hand sanitiser gets ministry approval | Times of Oman

Pemeriksaan fakta atas klaim tersebut telah dilakukan Tim Cek Fakta Tempo, jaringan Cek Fakta TIMES Indonesia. Mengutip dari tempo.com, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat pun tidak memasukkan produk buatan NDC tersebut dalam daftar produk pembersih tangan berbasis alkohol yang diawasi. FDA hanya mengawasi dengan ketat produk pembersih tangan berbasis alkohol yang berasal dari Meksiko dan melarang sementara impor produk pembersih tangan dari negara tersebut, serta memperingatkan konsumen dan penyedia layanan kesehatan untuk melakukan pengawasan ketat pada produk pembersih tangan yang diberi label mengandung metanol.

Metanol adalah zat yang dapat menjadi racun bila diserap melalui kulit atau tertelan. Jika tertelan, hal itu dapat mengancam jiwa. Metanol bukanlah bahan yang dapat diterima untuk pembersih tangan dan tidak boleh digunakan karena efek toksiknya. FDA mengingatkan konsumen untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air. Jika sabun dan air tidak tersedia, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan konsumen menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60 persen etanol.

Dilansir dari CNN, selama pandemi Covid-19 berlangsung, FDA telah meningkatkan pengawasan produk hand sanitizer. Badan itu juga mengeluarkan daftar 100 pembersih tangan berbahaya yang mengandung metanol. Sepanjang April-Desember 2020, FDA menemukan bahwa 84 persen sampel yang dianalisis tidak sesuai dengan ketentuan dan lebih dari setengah sampel ditemukan mengandung bahan beracun, termasuk metanol dan/atau 1-propanol, dalam tingkat yang berbahaya.

cek fakta Hand Sanitizer 6Sumber: FDA places all alcohol-based hand sanitizers from Mexico on 'import alert' | CNN

Cek Fakta Tempo juga mencantumkan link yang berisi daftar pembersih tangan berbahaya menurut FDA, yakni

cek fakta Hand Sanitizer 7Sumber: The FDA's list of dangerous hand sanitizers has now grown to more than 100 | CNN

Terkait foto tangan melepuh yang disandingkan dengan foto hand sanitizer Farah, foto tersebut pernah beredar di India pada Juli 2020. Saat itu, foto tersebut disebut memperlihatkan tangan seorang pria yang melepuh akibat hand sanitizer. Namun, sejumlah organisasi pemeriksa fakta telah membantahnya, salah satunya Digiteye.

Menurut dokter kulit yang diwawancarai oleh Digiteye, sangat tidak mungkin hand sanitizer bisa menyebabkan efek seperti yang terlihat dalam foto tersebut. Bisa jadi itu adalah eksim dishidrotik, kondisi kulit di mana lepuh kecil berisi cairan muncul di telapak tangan dan jari. Setelah ditelusuri, Digiteye menemukan bahwa kondisi kulit dalam foto itu memang identik dengan kondisi kulit penderita eksim dishidrotik.

cek fakta Hand Sanitizer 8Sumber: [Graphic Image] Mangaluru Man Suffered Burns After Using Hand Sanitizers? Fact Check | DigitEye India

Pemeriksaan fakta oleg Tim Cek Fakta Tempo, dapat disimak di sini: Keliru, Klaim Produk Hand Sanitizer di Foto Ini Mengandung Virus Baru | Tempo

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, klaim hand sanitizer merk Farah mengandung virus baru, merupakan informasi yang keliru.  

Menurut misinformasi dan disinformasi yang dikategorikan First Draft, klaim tersebut masuk dalam kategori Misleading Content (Konten Menyesatkan).

Misleading Content terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
 
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.

----

Cek Fakta TIMES Indonesia

TIMES Indonesia adalah media online yang sudah terverifikasi faktual di Dewan Pers. Dalam kerja melakukan cek fakta, TIMES Indonesia juga bekerjasama dengan 23 media nasional dan lokal, untuk memverifikasi berbagai informasi hoaks yang tersebar di masyarakat.

Jika anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silakan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA TIMES Indonesia di email: [email protected] atau [email protected] (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

Fakta atau hoaks?
Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini.

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES