Pendidikan

Dises Natalis ke-3, Polbangtan Malang Tularkan Keterampilan Grafting pada Warga 

Kamis, 24 Juni 2021 - 19:22 | 36.89k
Dosen Polbangtan Malang, Achmad Nizar mempraktikkan teknik grafting pada tanaman jeruk, Kamis (24/06/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)
Dosen Polbangtan Malang, Achmad Nizar mempraktikkan teknik grafting pada tanaman jeruk, Kamis (24/06/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

TIMESINDONESIA, MALANG – Mengusung spirit agrososiopreneur, Dies Natalis ke-3 Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) kembali disemarakkan dengan pelatihan bertajuk Day One Skill (DOS). Kali ini Polbangtan Malang membagikan ilmu dan keterampilan grafting atau sambung pucuk untuk berbagai tanaman, termasuk komoditas pertanian.

Grafting menjadi salah satu teknik untuk memperbanyak dan menghasilkan tanaman berkualitas. Pelatihan grafting ini digelar di ruang kuliah bersama (RKB) Polbangtan Malang, Kamis (24/06/2021). Para pesertanya adalah mahasiswa, pegawai siswa SMK, taruna tani, dan masyarakat umum.

Dalam pemaparannya, Achmad Nizar selaku narasumber pelatihan ini menjelaskan sengaja mengganti grafting menjadi teknik perbanyakan massal tanaman buah-buahan. Menurut Nizar, kalau grafting hanya sedikit materi atau pengetahuan yang diperoleh. Namun, jika perbanyakan tanaman berhubungan dengan membuat benih tanaman khususnya buah-buahan. Walaupun teknik perbanyakan vegetatif salah satunya adalah grafting.

Achmad-Nizar-2.jpgSuasana pelatihan grafting di ruang kuliah bersama Polbangtan Malang, Kamis (24/06/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

"Itu semua adalah untuk memperbaiki dan memperbanyak produksi tanaman," ujarnya saat memberikan materi yang diikuti peserta baik offline maupun online.

Nizar berharap para peserta memiliki gambaran untuk menjadi penangkar tanaman buah-buahan, yang salah satu tekniknya yakni grafting. 

Dosen Polbangtan Malang itu memberikan contoh dengan mempraktikkan teknik perbanyakan tanaman jeruk. Dia pun menjelaskan setiap tahapan dalam proses tersebut.

Akmal, salah satu peserta pelatihan mengaku tertarik belajar teknik grafting. Taruna Tani asal Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang itu keterampilan tersebut diperlukan di daerahnya yang terdapat banyak lahan tanaman jeruk.

Menurut Akmal, daripada membeli lebih baik melakukan perbanyakan sendiri. Selain relatif lebih murah, kata dia, terkadang mencari bibit juga sulit. Untuk itu, keterampilan grafting menjadi penting. 

"Apalagi yang dipraktikan tadi kan buah jeruk di Poncokusumo sendiri sekarang lagi gencar-gencarnya menanam jeruk," ujarnya.  

Akmal berharap ilmu dari pelatihan perbanyakan tanaman ini akan dapat diterapkan di daerahnya. Bahkan, ia berkeinginan untuk menjadikannya sebagai peluang usaha.

Sementara Nizar berharap, para peserta nantinya bisa mempraktikan teknik grafting untuk memperbanyak tanaman khususnya buah-buahan, dan bisa menjadi wirausahawan pertanian.
 
"Ketertarikan dan antusiasme para peserta akan berlanjut dengan melakukan penangkaran tanaman buah-buahan dengan teknik grafting. Selanjutnya mereka akan menjadi wirausahawan pertanian khususnya di bidang penangkaran tanaman buah-buahan," tuturnya.

Nizar menambahkan, perbanyakan tanaman dengan teknik grafting cocok untuk generasi milenial, karena di dalamnya ada transfer teknologi dan inovasi khususnya untuk perbanyakan tanaman buah-buahan. Dengan pemuda milenial sebagai pelaku usaha pertanian, kata dia, mereka siap menjadi generasi muda pertanian dan siap mengubah manajemen pertanian ke arah yang lebih baik dan lebih maju. 

Hal tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL). ”Pertanian itu butuh regenerasi petani dan transfer teknologi. Transformasi mau atau tidak mau akan mengubah manajemen usaha pertanian. Baik dari sisi kualitas maupun kuantitas,” kata SYL.

Dan penyiapan generasi muda petani milenial yang digaungkan pemerintah, termasuk kepada mahasiswa dan alumni Polbangtan Malang, bisa diwujudkan. Senada dengan apa yang disampaikan Mentan SYL, Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan, ”Penumbuhan petani milenial mau tidak mau suka atau tidak suka, siap atau tidak siap harus dilakukan mulai saat ini juga.” (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES