Kopi TIMES

Titik Periksa Perjalanan Pemasaran

Kamis, 24 Juni 2021 - 12:24 | 27.93k
Faizal Alfa, Direktur PT Fortuna IMarks Trans. (Desain: TIMES Indonesia)
Faizal Alfa, Direktur PT Fortuna IMarks Trans. (Desain: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dalam sebuah perjalanan, checkpoint adalah sebuah penanda penting yang membantu memantau jarak yang telah kita tempuh. Manfaatnya? Jelas, sebagai pembanding dengan tujuan dan jarak keseluruhan dari perjalanan yang dirancang.

Checkpoint atau titik periksa, biasanya ditentukan dalam pembagi yang mudah dihitung, misalnya seperempat atau setengah perjalanan.

Dalam perjalanan pemasaran bisnis kuliner, titik periksa juga kerap digunakan. Logikanya sama saja, angka pembaginya yang dapat berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan pantaunya. Titik pantau sebulan perjalanan kerap dijadikan acuan. 

Berapa omzet sebulan? Apakah sesuai dengan target? Lebih rendah daripada target? Atau malah melampaui target yang telah ditentukan.

Menariknya, menang, seri, atau kalahnya sebuah outlet dalam sebulan, tidak tiba-tiba terjadi. Salah satu titik pantau yang lebih pendek dan biasa digunakan, adalah titik pantau basis 10 harian. 

Jadi ingat suasana ramadhan kan? Ada 10 hari pertama, 10 hari kedua, 10 hari ketiga. Pemahaman ini, umumnya sudah cukup kuat melekat di owner, karena tidak cuma kita lihat enaknya owner dengan penghasilan super, dalam sudut pandang keseimbangan, owner memegang tanggung jawab saat performa bisnis kulinernya di bawah rata-rata. 

Nombok uang sendiri agar sekedar mampu memenuhi kewajiban menggaji karyawan? Aaah, sebuah cerita yang kerap terjadi dan tidak susah untuk ditemui.

Serunya suasana hati owner yang sport jantung saat tanggal gajian mendekat dan uang tak kunjung didapat, sungguhlah pengalaman yang ngeri ngeri ngangeni.

Kesadaran akan data, angka, dan situasi ini, perlu juga ditanamkan kepada tim di lapisan berikutnya. Titik pantau 10 harian bisa menjadi pilihan. 

Cek angka hasil pencapaian di titik periksa 1 tanggal 11, memeriksa performa dari tanggal 1-10, kemudian cek angka di titik periksa 2 tanggal 21, menyimak hasil lanjutan tanggal 11-20, kemudian cek angka di titik periksa 3 tanggal 1 bulan berikutnya, memeriksa hasil tanggal 21-30/31 dan sekaligus hasil akumulatif tanggal 1-30/31

Kesadaran angka ini membangun kesadaran akuntabilitas dalam tim, sehingga owner tidak jadi Caca Handika, yang masak-masak sendiri, makan-makan sendiri, cuci baju sendiri, tidur pun sendiri, ntar ujungnya pusing sendiri, stress sendiri, dan marah-marah sendiri, uring-uringan nggak karuan.

Kalau skor di titik periksa 1 belum sampai, maka aneka tindakan dapat dilakukan dengan masih ada waktu tersedia untuk aneka perlakuan berupa opsi dan solusi. Kalah, seri, atau menang, perlu disadari, agar dapat melakukan penyesuaian strategi, dan nggak sekedar pasrah dalam posisi kalah, plus sudah kehabisan waktu. 

Ingat, saat sudah kehabisan waktu, di saat yang sama, pertandingan babak berikutnya, langsung dan sedang dimulai tanpa menunda.

Bagaimana menyikapi hasil titik periksa? Tentu dicek, posisi tidak tercapai karena apa? Identifikasi dan temukan : penyebab-yang-paling-mungkin :

Tindakan yang belum dilakukan -> Dorong agar dilakukan dengan segera -> Ciptakan

Tindakan yang tidak optimal dilakukan -> biasanya terkait dosis untuk melakukan sesuatu, disiplinkan dalam pelaksanaan -> Tambahkan

Tindakan yang berdampak namun upayanya lebih besar daripada estimasi -> perlu penyesuaian -> Kurangi

Tindakan yang tidak memberikan dampak-> tervalidasi tidak memberikan efek -> Hilangkan

Lakukan intervensi dalam proses, karena hanya intervensi yang memberikan influence, mampu memicu dan memberikan dampak. 

Saat di hasil akhir nanti tidak sesuai dengan harapan? Jangan resah, karena jika dilaksanakan secara optimal, tim akan tetap terjaga level moralnya, dalam mode fullfilment. Hasil boleh kalah, strategi terbukti salah, tapi energi dan semangat untuk bertumbuh terjaga utuh pantang menyerah. Life goes on, next!

Salam Pertumbuhan! (*)

*) Penulis: Faizal Alfa, PT Fortuna iMARKS Trans

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Imadudin Muhammad
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES