Peristiwa Daerah

RSUD dr Seogiri Lamongan Tangani Batu Ginjal Tanpa Operasi dengan Metode ESWL

Rabu, 23 Juni 2021 - 12:04 | 81.46k
ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy) alat yang digunakan RSUD dr. Soegiri Lamongan untuk menangani dan menghilangkan batu ginjal tanpa operasi dan paling nyaman bagi pasien, Rabu (23/06/2021), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)
ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy) alat yang digunakan RSUD dr. Soegiri Lamongan untuk menangani dan menghilangkan batu ginjal tanpa operasi dan paling nyaman bagi pasien, Rabu (23/06/2021), Foto : Moch. Nuril Huda/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Batu yang terdapat pada organ ginjal, ureter, saluran kandung kemih dan uretra (saluran kencing) tidak dapat dihilangkan hanya dengan mengkonsumsi obat saja. Tapi harus melalui tindakan pembedahan atau operasi. Selain itu, penanganan batu ginjal juga bisa melalui terapi tanpa pembedahan yakni ESWL (Extracorporeal Shock-Wave Lithotripsy).  

Dokter spesialis urologi RSUD dr. Soegiri Lamongan, Jawa Timur, dr Budi Himawan mengatakan, pihaknya memiliki alat yang digunakan untuk menangani dan menghilangkan batu ginjal dimana pasien merasakan nyeri lebih minimal dibandingkan dengan pembedahan (invasive surgery).

“Penanganan batu ginjal paling nyaman bagi pasien dengan rasa nyeri lebih minimal dibandingkan invasive surgey adalah melalui terapi ESWL. Tapi pasien tetap kita berikan pembiusan tapi sifatnya ringan,” ujar dr. Budi Himawan, Rabu (23/06/021).

Melalui terapi ESWL Budi sapaan dr. Budi Himawan menjelaskan, batu ginjal ditembak menggunakan gelombang kejut elektro magnetik. Dan alatnya, kata dr. Budi, ditempelkan di bagian pinggang dan diposisikan dengan USG tepat dibagian batunya.

“Kemudian kita ukur kekuatan gelombang kejut elektro magnetiknya secara bertahap dinaikkan sampai kurang lebih satu jam untuk menghancurkan batu ginjalnya,” katanya.

Penanganan batu ginjal non invasive surgery, ungkap dr. Budi, juga bisa menggunakan alat yang namanya RIRS (Retrograde Intrarena Surgery). Selain itu, menurutnya, juga bisa menggunakan alat-alat indoskopik tanpa sayatan sama sekali.

“Batunya kita ambil melalui saluran kencing. Mulai dari kandung kemih kemudian naik ke atas ureter. Selanjutnya kita pecah dengan menggunakan laser atau gelombang kejut melalui alat Uretro Indoskopi,” akunya.

Tak hanya melalui terapi ESWL dan menggunakan alat indoskopik saja untuk penanganan batu yang terdapat pada organ ginjal, ureter, saluran kandung kemih dan uretra (saluran kencing), dr. Budi  menjelaskan, juga bisa dilakukan dengan open surgery (operasi terbuka) dan minimal invasive surgery.

“Beda dengan terapi ESWL. Kalau operasi (batu ginjal) terbuka harus melakukan pembedahan dengan memberikan sayatan sekitar 7-10 cm di pinggang, kemudian batunya kita ambil dari sayatan tersebut. Sedangkan minimal invasive surgery, tetap ada tindakan dengan sayatan tapi sangat minimal kurang lebih 1 cm,” ucap Dokter Spesialis Urologi RSUD dr Soegiri Lamongan dr. Budi Himawan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES