Pendidikan

Keren! Polbangtan Malang Latih Generasi Milenial Membuat Silase

Selasa, 22 Juni 2021 - 14:44 | 66.73k
Suasana pelatihan pembuatan silase di kandang ternak ruminansia kecil Polbangtan Malang, Selasa (22/6/2021). Acara digelar dalam rangkaian Dies Natalis ke-3 Polbangtan Malang. (FOTO: Polbangtan Malang)
Suasana pelatihan pembuatan silase di kandang ternak ruminansia kecil Polbangtan Malang, Selasa (22/6/2021). Acara digelar dalam rangkaian Dies Natalis ke-3 Polbangtan Malang. (FOTO: Polbangtan Malang)

TIMESINDONESIA, MALANG – Dies Natalis ke-3 Politeknik Pembangunan Pertanian Malang (Polbangtan Malang) kembali disemarakkan dengan berbagai kegiatan bermanfaat, salah satunya dengan berbagi ilmu dan keterampilan pembuatan silase untuk pakan ternak. Pelatihan ditujukan kepada para peserta yang didominasi para generasi milenial.

Pelatihan tersebut digelar di kampus 1 Polbangtan Malang, Selasa (22/6/2021). Pelatihan yang dikemas dalam acara bertajuk Day One Skill (DOS) dilakukan secara offline dan online. Para pesertanya berasal dari mahasiswa, sekolah kejuruan dan warga yang bekerja sebagai petani ternak. 

Acara disambut antusias para peserta yang hadir secara offline maupun online. Pelaksanaan kegiatan pun dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan, sesuai harapan dan arahan dari petugas yang ikut memantau jalannya pelatihan.

Narasumber-pelatihan-menjelaskan-kepada-para-peserta-tentang-proses-pembuatan-silase-3.jpgNarasumber pelatihan menjelaskan kepada para peserta tentang proses pembuatan silase, Selasa (22/6/2021) di kandang ternak ruminansia kecil Polbangtan Malang. (FOTO: Polbangtan Malang)

 

Sebagai informasi, mengutip dari situs lipi.go.id, silase merupakan hijauan makanan ternak yang diawetkan dengan menggunakan teknik fermentasi. Awetan segar hijauan pakan itu dihasilkan setelah rumput mengalami proses insilase (fermentasi) yang dibantu oleh bakteri asam laktat dalam suasana asam dan anaerob. Penggunaan silase dalam pengolahan pakan untuk ternak ruminansia, menjadi salah satu solusi saat musim kemarau panjang, yang berdampak signifikan terhadap ketersediaan pakan ternak hijauan.

Pelatihan pembuatan silase diawali dengan pemaparan materi oleh Harianto selaku narasumber di Ruang Kuliah Bersama (RKB) Polbangtan Malang. Di sela pemaparannya, Harianto yang merupakan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) membuka sesi tanya jawab dan kuis bagi para peserta. Tentu ada hadiah bagi peserta yang bisa menjawab pertanyaan.

Selanjutnya, para peserta diarahkan ke kandang ternak ruminansia kecil untuk melakukan praktik pembuatan silase. Antuasiasme peserta luar biasa. Banyak pertanyaan yang diajukan kepada narasumber selama praktik pembuatan silase berlangsung. 

Salah satunya dilontarkan oleh Hindun, seorang guru do SMK Muhammadiyah 1 Kota Batu. Ia mengaku telah kerap menimba ilmu secara teori tentang cara pembuatan silase. Namun, ia kerap tidak mencapai hasil yang yang diharapkan ketika mempraktikannya. Bahkan, menurut pengakuan Hindun, berulang kali tidak berhasil. 

"Saya perlu mengalami langsung bagaimana sebenarnya cara pembuatan silase. Makanya saya ikut pelatihan pembuatan silase ini secara langsung bagaimana cara mengatasi pembuatan silase kalau tidak jadi," tuturnya. 

Day-One-Skill.jpgNarasumber mempraktikkan proses pembuatan silase saat Day One Skill (DOS) dalam rangka Dies Natalis ke-3 Polbangtan Malang, Selasa (22/6/2021). (FOTO: Polbangtan Malang)

Hindun berharap setelah mengikuti pelatihan, ia bisa menerapkan di sekolah tempat mengajar dan memberikan ilmu kepada para siswa SMK Muhammadiyah 1 Kota Batu. Selanjutnya, para siswa bisa mempraktikan ilmu yang didapatkan di sekolah dan praktik langsung. Tentunya, ia berharap melalui pelatihan yang digelar Polbangtan Malang, bisa membantu mengatasi kegagalan-kegagalan dalam proses pembuatan silase. 

"Harapannya setelah lulus dari sekolah, mereka sudah punya ketrampilan-ketrampilan yang bisa langsung dipraktikan untuk terjun di dunia pertanian," ucap Hindun. 

Kepada para peserta pelatihan, Harianto mengajak para peserta pelatihan untuk memiliki pemahaman mengenai jenis pakan ternak, baik untuk harian maupun penggemukan. 

Bagi ternak kambing, lanjut dia, silase memiliki kelebihan tidak membuat kembung dan penyakit. "Bakteri maupun cacing yang ada di rumput bisa mati dalam proses pembuatan silase," ucapnya. 

Ia menambahkan, rumput yang terkena hujan jika diberikan pada kambing dapat menyebabkan kembung. Sedangkan silase yang dulu digunakan hanya saat musim kemarau, kini bisa dipakai sebagai pakan ternak harian. 

"Kalau memang hasilnya bagus kenapa tidak kita pakai sebagai pakan ternak setiap hari. Itu harapan saya ke depan," ujarnya. 

Di sela pemaparannya, Harianto berharap generasi milenial sekarang dapat terus dipacu dengan minat tinggi terhadap dunia pertanian khususnya bidang peternakan. Meski tidak memiliki ternak, generasi muda bisa membuat silase.  Mereka bisa menjual silase ke para peternak. "Karena mereka bisa menghasilkan pakan silase yang baik," sambungnya. 

Ia meyakinkan kepada para peserta bahwa pembuatan silase tidak rumit, dan tidak kotor. Proses demikian, menurutnya, cocok untuk generasi petani milenial yang suka pada hal cepat, praktis dan tidak kotor. 

Generasi muda atau petani milenial memang menjadi harapan dan penentu kemajuan pertanian. Hal itu sesuai dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Mentan berharap para petani milenial mampu mewujudkan harapan dan kebutuhan dari sektor pertanian serta panggilan dunia untuk menjadikan pertanian maju, mandiri dan modern. 

Pun dengan yang disampaikan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi yang mengatakan bahwa estafet petani selanjutnya adalah pada pundak generasi muda milenial. Mereka, kata Dedi, mempunyai inovasi dan gagasan kreatif yang bermanfaat bagi berlangsungnya kemajuan pertanian. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ferry Agusta Satrio
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES