Relasi Hubungan Antara Murid dan Guru dalam Pendidikan

TIMESINDONESIA, MALANG – Secara formal, seorang guru harus memiliki sifat-sifat yang diantaranya berakal sehat, berakhlak yang baik dan layak diserahi amanat untuk mengajarkan anak didik serta memiliki kepribadian dan ilmu pengetahuan yang luas baik yang bersifat teoritis maupun yang praktis. Disamping itu profesi guru merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia dan agung. Adapun dalam proses belajar mengajar yang terjadi adalah interaksi antara guru dan murid, komunikasi antara guru dan murid harus saling mengerti dan memahami, namun semua itu harus berjalan dengan baik, agar proses ineteraksi dalam transfer of vakue dan knowlage berjlan baik karena tujuan pendidik adalah untuk mencari dan mengamalkan ilmu itu karena allah. Murid harus memiliki dasar

 Sopan santun ataupun tata krama dalam mencari ilmu harus tetap dipegang dan dilaksanakan oleh kedua belah pihak. Adapun sopan santun dan tata krama serta kewajiban seorang guru dalam mengajar, menurut ibn taimiyah, adalah sebagai berikut:

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Pertama, ulama dalam pengertian yang luas adalah pewaris nabi, sebagai penulis pembawa risalah islam, karena itu para 'alim atau mu'alim harus mewarisi jejaknya, saling menolong menuju kebaikan dan takwa, wajib memberikan pengajaran kepada umat atau anak didiknya, supaya mereka dapat menjadi penerus sebagai perjuangan mereka, yaitu menyebarluaskan agama dan ilmu kepada orang lain.

Kedua, bagi pendidik harus menjadi suri tauladan (uswatun hasanah)bagi para murid. Sikap jujur dalam perkataan, santun dalam perbuatan dan tetap memegang teguh tata krama serta nilai-nilai islam,dengan meninggalkan perbuatan maksiat menjunjung tinggi kebenaran dan menjauhi kezaliman. Ketika, seorang guru harus menyebarluaskan ilmu yang telah dimiliki tanpa melecehkan dan menyembunyikan kepada murid, karena guru yang telah menyembunyikan ilmunya adalah laksana ia telah meninggalkan jihad membela agama allah.

Keempat, bagi guru wajib menyempurnakan ilmu dan pengetahuannya dengan cara memelihara ilmu-ilmu yang telah dimiliki. disamping itulah harus guru harus memiliki motivasi pada dirinya sendiri bahwa ia harus senantiasa menambah ilmu yang telah dimiliki dalam rangka membentuk umat yang berpegang teguh pada al-qur'an dan al-sunnah, baik secara formal atau substansional.

Seorang pendidik itu tidak dituntut untuk menekan naluri-naluri dasar anak atau mencabutnya sampai ke akar-akarnya. Karena hal itu tidak mungkin dapat dilakukan sebab perlawanan dengan watak manusia itu sendiri. Perlu diketahui bahwa kecenderungan fitrah itu diciptakan dalam diri manusia dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu yang dapat digunakan untuk mencari kebutuhan dalam kehidupannya,syahwat misalnya, diciptakan karena adanya suatu faedah ia harus dalam temperamen manusia. Oleh karena itu sekiranya tidak ada sama sekali keinginan atau nafsu makan, tentu seseorang yang terkena hal itu akan berakibat mati, dan sekiranya seseorang tidak memiliki nafsu syahwat, tentunya akan terputus keturunan seseorang tersebut, begitu juga seandainya sifat marah tentu manusia tidak akan mampu mempertahankan dirinya dari bahaya yang dapat mengancamnya dan akan berakibat terjadinya kehancuran.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Adapun tata krama dan kewajiban seorang murid bersopan santun dalam kehidupan sehari-hari adalah suatu kewajiban yang bersifat pribadi, apabila sopan santun kepada guru adalah merupakan suatu tuntutan yang harus dilakukan titik guru adalah ibarat seorang pemimpin bagi rakyatnya, dia harus dilakukan. Guru adalah ibarat seorang pemimpin bagi rakyatnya, dia harus jujur, adil dan bijaksana dalam setiap bertindak, seorang murid harus patuh dan taat. Terhadap perintah guru asalkan perintah itu tidak menyalahi peraturan agama yang bermuara kepada perbuatan maksiat. Menurut M. Athiyyah al-abrasyi guru adalah bapak rohani bagi murid, karena guru memberikan santapan jiwa dengan ilmu, pendidikan agar, maka menghormati dan menghargai anak sendiri.dan beliau melukiskan bahwa hubungan antara guru dan murid adalah hubungan berteman dalam kebaikan dan tanpa mereka tidak akan ada kebaikan.

Adapun sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah sebagai berikut: pertama, seorang guru menduduki tempat yang tinggi dan suci, karena ia harus tahu kewajiban yang diembannya, harus benar-benar zuhud,dan mengajar hanya karena allah, tidak mengharapkan imbalan atau balas jasa. Kedua, seorang guru harus bersih tubuhnya, jauh dari dosa dan kesalahan, bersih jiwa, terhindar dari dosa besar, riya', dengki, perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela. Ketika, seorang guru harus ikhlas dan jujur dalam mengajar. Dan berkata tidak tahu kamu bila ada yang tidak ketahuinya dan tidak dilarang seorang guru belajar dari muridnya. Guru harus bijaksana dan tegas dalam kata dan perbuatan, lemah lembut.

Keempat, seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti mencintai anak-anaknya sendiri. Sehingga guru merupakan bapak yang penuh kasih sayang, membantu dan turut simpati atas apa yang di rahasiakan murid-muridnya. Kelima, guru harus mengetahui tabiat, pembawaan, kebiasaan dan kecerdasan murid. Keenam, seorang guru harus mampumenguasai mata pelajaran yang akan diberikan, sehingga pengetahuan yang diterima tidak akan dangkal dan terputus.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Kukuh Santoso, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement