Sanggar Seni Mardi Budoyo Probolinggo Kreasikan Tarian Jathil Khas Probolinggoan
TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Meski jathilan bukan berasal dari daerah Kota Probolinggo, namun Sanggar Seni Mardi Budoyo mengkreasikannya menjadi tarian Jathil khas Probolinggoan.
“Tarian Jathil khas Probolinggoan hasil kreasi Sanggar Seni Mardi Budoyo ini menandakan sanggar ini tidak berhenti dalam berkarya,” kata David Iswantoro, pelajar yang juga anggota Sanggar Seni Mardi Budoyo.
David mengatakan, jathilan adalah sebuah kesenian yang menyatukan antara unsur gerakan tari dengan magis. Jenis kesenian ini dimainkan dengan properti berupa kuda tiruan, yang terbuat dari anyaman bambu atau kepang.
“Kesenian yang juga sering disebut dengan nama jaran kepang ini dapat dijumpai di daerah-daerah Jawa,” kata David.
Pergelaran kesenian ini, jelas David, dimulai dengan tari-tarian oleh para penari yang gerakannya sangat pelan. Tetapi, kemudian gerakannya perlahan-lahan menjadi sangat dinamis mengikuti suara gamelan yang dimainkan.
“Gamelan untuk mengiringi jathilan ini cukup sederhana, hanya terdiri dari kendang, kenong, gong, dan slompret. Jathil ini pada mulanya ditarikan oleh laki-laki yang halus, berparas tampan atau mirip dengan wanita yang cantik. Gerak tarinya pun lebih cenderung feminine,” papar dia.
David menambahkan, sejak tahun 1980-an penari jathilan diganti oleh para penari putri dengan alasan lebih feminim. Pergantian itu dimulai ketika tim kesenian Reog Ponorogo hendak dikirim ke Jakarta untuk pembukaan Pekan Raya Jakarta.
Kreasi jathilan khas Probolinggoan ini, kata David, merupakan salah satu hasil karya dari Sanggar Seni Mardi Budoyo yang inspirasinya digali dari tema tarian di lingkungan sendiri. Seperti tempat-tempat wisata yang ada di Kota Probolinggo. (*)
Hubungi News Commerce Room TIMES Indonesia di 08-822-2850-8611 KLIK (WA Only)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |
Publisher | : M. Rofiul Achsan |