Olahraga

Sejarah Hari Ini: 18 Juni, Lahirnya Si Bajul Ijo Persebaya Surabaya

Jumat, 18 Juni 2021 - 13:21 | 144.12k
SIVB, Cikal Bakal Persebaya di era 1936 (Foto: Repro)
SIVB, Cikal Bakal Persebaya di era 1936 (Foto: Repro)

TIMESINDONESIA, SURABAYASejarah hari ini mencatat kelahiran klub besar Indonesia, Persebaya Surabaya pada 18 Juni 1927. Sebagai klub yang berdiri sebelum era kememerdekaan, Persebaya juga menjadi wadah perjuangan kaum Bumiputera lewat sepakbola. 18 Juni juga mencatat beberapa persitiwa penting lainnya, seperti astronot perempuan pertama AS dan Hari Gastronomi. Simak ulasan berikut ini.

1927: Hari Lahir Persebaya

Persebaya-4.jpg

94 Tahun yang lalu, tepatnya 18 Juni 1927, berdiri sebuah klub sepakbola Soerabajasche Indische Voetbal Bond (SIVB). Klub ini didirikan oleh Paijo dan M. Pamoedji sebagai wadah perjuangan Bumiputera lewat sepakbola.

Pada 1943, SIVB kemudian berganti nama menjadi Persibaja (dibaca Persebaya). Sejak saat itu, nama Persebaya sebagai klub kebanggaan masyarakat Surabaya dan Jawa Timur tak pernah lagi berganti.

Persebaya menjadi klub yang sangat istimewa dengan prestasi yang luar biasa di era perserikatan. Tim dengan warna kebesaran hijau ini menjadi raksasa klub perserikatan bersama Persija Jakarta, PSMS Medan, PMS Makassar, dan Persib Bandung.

Dalam catatan, Tim berjuluk Bajul Ijo ini menjuarai kompetisi Perserikatan -yang merupakan embrio Liga Indonesia- sebanyak lima kali, yakni tahun 1950, 1951, 1952, 1978, dan 1988.

Di era Liga Indonesia, usai peleburan Perserikatan dan Galatama dilakukan, Persebaya yang berhome base Stadion 10 Nopember Tambaksari Surabaya tercatat meraih juara pertamanya pada musim 1996/1997. Tim yang dilatih Rusdi Bahalwan, legenda tim di era Perserikatan. Saat itu, Persebaya diperkuat Jacksen F. Tiago, Aji Santoso, Anang, Maruf, Bejo Sugiantoro, sampai Carlos de Mello.

Persebaya kembali meraih juara pada 2004 dengan komposisi pemain seperti Carasco, Kurniawan Dwi Yulianto, Uston Nawawi, Anang Ma'ruf, Sugiantoro, Hendro Kartiko, dll.

Namun tim ini juga mengalami pasang surut prestasi. Selepas juara tahun 2004, nasib Persebaya bisa dibilang kurang bagus. Mereka sempat mundur di tengah kompetisi 2005 karena diskors dan didegradasi ke Divisi Satu.

Setelah promosi, setahun kemudian mereka tidak lolos Super Liga (ISL). Barulah pada akhir tahun 2008 mereka lolos ISL.

Usai hukuman degradasi tahun 2005, Persebaya kembali mendapat ujian berat pada 2010-2013 silam. Kala itu klub mengalami dualisme yang berujung pada pembekuan dari PSSI.

Persebaya terpecah menjadi dua tim. Satu klub berlaga di Liga Primer Indonesia, sebuah kompetisi yang tidak diakui oleh PSSI dan yang satunya berganti nama menjadi Persebaya 1927. Nama terakhir ini yang mendapat legitimasi dan dukungan dari Bonek, suporter militan Persebaya.

1983: Astronot Wanita Pertama dari Amerika

Astronot.jpgSally Kristen Ride.

Sally Kristen Ride dinobatkan sebagai astronot perempuan pertama dari Amerika Serikat setelah misi kedua dari NASA. Ride merupakan ahli astrofisika dari Standford University.

Ride pertama kali ke luar angkasa pada 18 Juni 1983 sebagai spesialis misi untuk Space Shuttle Challenger, dan dia mengangkasa lagi pada 1984.

Di balik gelar yang diperolehnya tersebut, Ride ternyata juga ahli dalam mengendalikan lengan pesawat robot ulang alik. Dirinya diumumkan akan menjadi bagian dari kru STS-7 dan bergabung dengan dokter-dokter astronot untuk mengukir salah satu penerbangan bersejarah.

Saat Ride berusia 32 tahun, Ride adalah wanita pertama yang mengoperasikan pesawat ulang alik. Misi yang dijalankan NASA tersebut merupakan misi yang meneliti tentang gaya berat mikro juga gravitasi antariksa.

Ride meninggal pada 2012, tapi jasanya terus dikenang. Bahkan Barack Obama yang saat itu masih menjabat presiden menilai Ride bukan sekadar astronot wanita, tapi kebanggaan AS. Komentar ini dilontarkan Obama saat dia secara anumerta menghadiahkan Ride medali kebebasan presiden pada 2013.

2016: Hari Gastronomi Berkelanjutan Internasional

Koki-Masak.jpg

PBB menetapkan 18 Juni sebagai gastronomi berkelanjutan internasional. Dikutip dari kompas tv, peringatan ini ini diawali saat Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi A/RES/ 71/246 pada 21 Desember 2016, dan menetapkan 18 Juni sebagai Sustainable Gastronomy Day atau dikenal sebagai gastronomi berkelanjutan internasional.

Keputusan ini dilaksanakan untuk merayakan keahlian memasak sebagai ekspresi budaya yang terkait dengan keanekaragaman alam dan budaya dunia.

Gastronomi berkelanjutan dapat berperan karena keterkaitannya dengan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan, dalam mencapai Sustainable Development GoalsTujuan Pembangunan Berkelanjutan dengan mempromosikan: Pembangunan pertanian; Ketahanan pangan; Nutrisi; Produksi pangan berkelanjutan; dan Konservasi keanekaragaman hayati. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES