Pendidikan vs Pelatihan

TIMESINDONESIA, MALANG – Pendidikan mengacu pada perolehan pengetahuan dan keterampilan yang luas, biasanya di dalam kelas atau lingkungan pendidikan lainnya. Keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan cenderung lebih teoritis dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan penalaran dan penilaian seputar topik yang luas. Pendidikan biasanya terjadi pada garis waktu yang lebih berlarut-larut, selama satu semester atau, dalam beberapa kasus, selama beberapa tahun. Selain itu, pendidikan biasanya dicari dan dibayar oleh seorang siswa dengan harapan mendapatkan pekerjaan di masa depan atau maju di sepanjang jalur karir.

Pelatihan mengacu pada perolehan pengetahuan dan keterampilan khusus dan terapan. Pelatihan dapat terjadi dalam berbagai pengaturan, termasuk di dalam ruang kelas, tetapi sering kali pelatihan berlangsung  di tempat kerja atau di lapangan. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas di antara karyawan, biasanya dengan fokus pada satu set keterampilan. Pelatihan biasanya terjadi setelah pekerjaan telah dijamin, dan biasanya diamanatkan, disediakan oleh, dan didanai oleh majikan seseorang. Meskipun beberapa kursus pelatihan dapat berlangsung selama beberapa minggu, kursus pelatihan biasanya memiliki durasi yang jauh lebih pendek daripada kursus pendidikan karena fakta bahwa pelatihan mencakup topik yang lebih spesifik dan terfokus. Pelatihan dapat disesuaikan dengan kebutuhan, panggilan jiwa atau kesenjangan keterampilan kita. Hal itu biasanya dilakukan untuk seseorang yang ingin menerapkan sistem baru, meningkatkan kemampuan tertentu atau meningkatkan kemampuan mereka dalam sesuatu.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Bukan berarti pendidikan tidak memiliki tempat , misalnya saja pengacara harus memahami prinsip-prinsip hukum sebelum mereka belajar menerapkannya dan seorang ahli bedah harus memiliki pengetahuan anatomi yang terperinci sebelum mereka mengambil pisau bedah.

Lanskap pembelajaran dan pelatihan telah berkembang pesat sejak tahun 80-an, karena akses yang lebih universal ke pendidikan dan pelatihan telah tersedia, terutama melalui e-Learning.

Pembelajaran dan Pelatihan di Era Digital

Pembelajaran jarak jauh bukanlah ide baru, memang pada tahun 1890. Ada lebih banyak orang di AS yang mengikuti kursus korespondensi daripada jumlah siswa dalam sistem sarjana. Saat ini, pelatihan dan pendidikan online adalah pasar yang sangat besar.  Universitas/perguruan tinggi “tradisional” yang menawarkan gelar online dan mereka mengakui nilai pembelajaran online ke kualifikasi, sehingga menyaingi popularitas model kursus korespondensi tradisional.

Meskipun pada awalnya hak istimewa perusahaan besar dengan sumber daya yang sangat besar di belakang bernegosiasi dan melakukan pengembangan yang panjang, pelatihan online berkualitas sekarang tersedia untuk semua orang, dengan keterampilan yang mencakup manajemen, kesehatan dan keselamatan, akuntansi, komunikasi, dan lainnya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sebagai hasil dari aksesibilitas dan keberadaannya, beberapa pendukung menjatuhkan 'e' di eLearning, mengatakan bahwa itu adalah simbol dari era yang telah berlalu. Ini mungkin benar karena semakin banyak pembelajaran sekarang terjadi dalam satu bentuk digital atau lainnya.

Namun industri eLearning terus berkembang. Secara global, prediksi nilai total industri dalam beberapa tahun ke depan berkisar dari $51 miliar hingga $107bn (£64bn) sebagai tanggapan atas meningkatnya permintaan akan pelatihan berkualitas yang dapat diakses dengan segera.

Bagaimanapun, adalah bahwa eLearning telah menjadi istilah umum yang digunakan di sekolah, perguruan tinggi dan universitas seperti halnya dalam bisnis. Apakah kita ingin meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dan Filsafat kita atau berlatih untuk ujian keterampilan khusus kita, belajar atau berlatih, eLearning telah mencakupnya. Bisa jadi mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk menghentikan istilah tersebut.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement