Pemerintahan

Kemenparekraf RI Paparkan Strategi Tiga Quick Win untuk Bangkitkan Pariwisata

Jumat, 18 Juni 2021 - 10:27 | 56.73k
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno dalam kunjungan kerja di Bali (foto: Instagram/Sandiaga Uno)
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf RI), Sandiaga Salahuddin Uno dalam kunjungan kerja di Bali (foto: Instagram/Sandiaga Uno)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf RI, Vinsensius Jemadu menyampaikan tiga quick win membangkitkan pariwisata yang dicanangkan oleh Menparekraf RI (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) Sandiaga Uno.

Ketiganya adalah pengembangan desa wisata yang aman selama pandemi. Penyiapan pilot project destinasi, yang siap menerima kembali wisatawan di era new normal baru saat pandemi berlangsung saat pandemi dan pasca pandemi, serta onboarding digital untuk digitalisasi produk pariwisata dan ekonomi kreatif.

"KolaborAksi ini sebagai wujud nyata kepedulian pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menyamakan presepsi guna percepatan pengembangan Destinasi Pariwisata dan Infrastruktur di daerah," kata Vinsen di Jakarta, Jumat (18/6/2021).

Maka dari itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif meminta Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, agar lebih banyak berkolaborasi dengan berbagai pihak agar sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di dalamnya semakin maju.

Sebelumnya, Direktur Pengembangan Destinasi II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur mengatakan perlu ada kolaborasi antar berbagai pihak untuk mengembangkan potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Kolaka.

"Wujud KolaborAksi dengan berbagai pihak bisa berupa pembuatan program penjaringan wisatawan ke Kolaka dalam upaya percepatan pengembangan pariwisata. Kolaka harus menjadi Hub dalam upaya menyinergikan dengan kabupaten kota lainnya di Sulawesi Tenggara seperti Kendari, Konawe Utara, Muna, Muna Barat, Kolaka, Kolaka Utara, Buton Tengah," ujar Wawan.

Wawan mengungkapkan Kabupaten Kolaka harus dapat meyakinkan K/L untuk dapat berkolaborasi dan bersinergi dalam membangun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti bagaimana wujud inovasi, adaptasi, dan KolaborAksi.

"Inovasi dengan mewujudkan kreativitas masyarakat Kolaka, ada peralihan dan pemanfaatan teknologi, dan ada implementasinya di lapangan yang bisa dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat. Diimbangi dengan gerak bersama, gerak cepat, dan gaspol," tegasnya.  

"Jadi inovasi, adaptasi, dan kolaborasi diwujudkan dalam menata daya tarik wisata baik wisata alam, wisata budaya, dan wisata buatan serta pemanfaatan berbagai potensi lokal yg ada di Kolaka," jelas Wawan.

Wawan berharap Pemda agar bisa menetapkan skala prioritas pembangunan di Kolaka dan kabupaten/kota lain untuk menyiapkan 3A (Aksebilitas, Amenitas, dan Atraksi). Sebab, hal ini terkait dengan adanya destinasi Wakatobi sebagai destinasi pariwisata prioritas di Sulawesi Tenggara.

"Jadi, fokus pada destinasi yang menjadi arah kebijakan bupati, dan yang lain sama-sama mendorong. Bandara menjadi etalase daerah. Pengembangan ekonomi kreatif, melalui suvenir, ragam hias daerah. Ini menjadi momentum jadi harus ada tindak lanjut dari pertemuan ini,” ujarnya.

Wawan mengungkapkan bahwa destinasi wisata yang baik ditandai dengan tertatanya destinasi yang berkualitas, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan berbagai kawasan dan memberikan dampak manfaat dan nilai tambah ekonomi kreatif untuk kesejahteraan masyarakat.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kolaka, Syamsul Kadar, mengatakan pihaknya terus mengembangkan desa wisata di Kabupaten Kolaka. Kini ada 10 destinasi desa wisata yang mulai berkembang, salah satunya Desa Sani-sani.

Desa Sani-sani berlokasi di antara dua tanjung, dan di dalamnya terdapat kurang lebih 13 gugusan pulau. Desa ini dinilai memiliki potensi wisata yang kuat dan sudah memiliki masterplan pembangunan yang terarah.

"Adapun progres pembangunan aksesibilitas dari kesiapan penyeberangan laut, serta rencana penambahan rute ke Wanci, Baubau, Kendari, dan Bone. Rencana pengembangan Bandara Kolaka dengan ukuran landasan pacu 2100 x 40 meter untuk pesawat fokker," ujar Syamsul.

"Perlu kolaborasi Pemda dan Pemerintah Pusat untuk saling mendukung. Dengan adanya kolaborasi seperti ini kami berharap ada bantuan dari pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata," tambahnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Kolaka, Syaifullah Halik, mengatakan DPRD Kabupaten Kolaka berkomitmen untuk bersinergi dengan pemerintah dalam membangun sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

"Semoga Kabupaten Kolaka bisa menjadi perhatian Kemenparekraf RI. Serta dukungan dan sokongan untuk pengembangan lebih lanjut. Di tengah kondisi pandemi, sektor yang dapat mengangkat perekonomian adalah pariwisata," ujar Syaifullah. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES