Glutera News

Pelukis Kerajaan

Rabu, 16 Juni 2021 - 16:07 | 43.84k

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Dahulu, hidup seorang raja yang hanya memiliki satu mata dan satu kaki. Raja yang cacat itu adalah raja yang baik dan cerdas. Suatu hari, saat raja berjalan-jalan di galeri kerajaan ia melihat lukisan-lukisan pendahulunya. Ia lalu ingin memiliki lukisan dirinya, sebab ia merasa suatu hari anak cucunya akan melihat hal yang sama di sini.

Raja lalu memanggil semua pelukis yang ada di negerinya ke istana. Ia meminta untuk dibuatkan lukisan yang indah dan terlihat gagah untuk dipajang di galeri istana. Pelukis yang berani menerima tugas ini akan diberi imbalan sesuai dengan keindahan lukisannya.

Para pelukis mulai berpikir setelah mendengar titah raja, menurut mereka tidak mungkin bisa membuat lukisan yang indah sebab raja hanya punya satu mata dan kaki. Mereka takut jika nanti hasilnya buruk, mereka malah diberi hukuman karena dianggap menghina raja.

Pelukis-pelukis itu pun satu per satu mengundurkan diri dengan berbagai alasan. 

Lalu, salah seorang pelukis mengajukan diri untuk melukis raja yang cacat tersebut. Sang raja senang dengan keberanian pelukis itu. Berminggu-minggu si pelukis mengerjakan lukisan yang diminta raja.

Sampai akhirnya tiba hari saat lukisan itu dipamerkan kepada publik. Para pelukis yang mengundurkan diri datang ke istana, mereka sangsi lukisan itu akan indah. Anggapan para pelukis itu langsung sirna ketika kain penutup lukisan itu dibuka. Sebab, hasil lukisan itu sangatlah indah dan sang raja terlihat gagah.

Di lukisan raja digambarkan sedang menunggangi kuda yang menghadap ke samping, sambil bersiap memanah. Sehingga kakinya yang cacat tidak terlihat dan matanya yang buta terpejam seperti sedang membidik. Raja sangat puas dengan hasil lukisan tersebut, ia menghadiahi sebuah kastil untuk si pelukis.

Contoh cerita inspiratif singkat di atas mengajarkan tentang keberanian dan tidak putus asa dalam menghadapi situasi sulit. Pelukis raja itu sebenarnya memiliki kesulitan yang sama dengan pelukis lainnya, yaitu obyek lukisan yang tidak sempurna. Teknik melukisnya pun mungkin tidak lebih baik dibanding pelukis lainnya. Tapi ia tidak menyerah dan berani mengambil risiko.

Jika kita menghadapi suatu pekerjaan, jangan terpaku pada keadaan yang sulit atau hambatannya. Pikirkan cara untuk melewati hambatan tersebut. Jangan fokus masalah, tapi fokuslah terus dengan solusi.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES