Ekonomi

Mengenal Motif Batik Tulis Khas Tasikmalaya

Selasa, 15 Juni 2021 - 23:57 | 466.91k
Pemilik Gerai Batik Agnesa di Jalan Ciroyom-Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Hj Enok (56) memamerkan motif khas kebanggaannya, Merak Ngibing. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)
Pemilik Gerai Batik Agnesa di Jalan Ciroyom-Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Hj Enok (56) memamerkan motif khas kebanggaannya, Merak Ngibing. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, TASIKMALAYA – Selain dikenal dengan julukan Kota Santri, Tasikmalaya, Jawa Barat, juga dikenal sebagai sentra bordir, kerajinan tangan anyaman, hingga Batik Tasik yang memiliki motif dengan ciri khas sendiri salah satunya motif batik tulis. Kekayaan nonbendawi ini mesti dilestarikan, bahkan dikembangkan.

Motif batik khas Tasikmalaya memiliki tiga motif yang mengemuka di kalangan pecinta batik. Yang pertama adalah Batik Sukapura (Sukaraja). Motif ini memiliki ciri utama yang kontras dari segi ukuran motif hingga komposisi warna. Selain itu, Batik Sukapura juga memiliki ciri khas yang dominan menggunakan warna-warna tanah.

Kedua, motif Sawoan yang memiliki ciri khas gambar menyerupai buah Sawo. Warna-warna yang digunakan dalam motif ini dominan warna indigo dihiasi bercak-bercak putih.

Para-pembatik-melukis-beragam-motif-batik-khas-rumah-produksi-Batik-Agnesa.jpgPara pembatik melukis beragam motif batik khas rumah produksi Batik Agnesa di Jalan Ciroyom-Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Yang ketiga, adalah Batik Tasik (Tasikan). Motif ini menggunakan komposisi warna berbeda dengan yang digunakan oleh motif lain. Batik Tasikan menggunakan komposisi warna yang lebih cerah dan kaya warna-warni.

Perajin batik di Tasikmalaya tersebar di Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja serta Kecamatan Indihiang dan Kecamatan Cipedes.

Populasi perajin yang cukup besar berada di Kampung Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes. Perkampungan para perajin itu bahkan hingga kini ditetapkan sebagai Kampung Batik. Warga Kampung Batik secara turun-temurun melakoni usaha sebagai pengrajin batik.

Pemilik Gerai Batik Agnesa di Jalan Ciroyom-Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Hj Enok (56) menyebut motif batik yang diproduksi para perajin terus berkembang sesuai perkembangan zaman dan permintaan konsumen.

"Ya, para perajin berinovasi masing-masing untuk membuat motif yang menarik. Tapi tidak meninggalkan ciri khas sebagai batik Tasik," terang Hj Enok kepada Times Indonesia Selasa (15/06/2021).

Dia menyebutkan salah satu motif produksinya yang menjadi kebanggaan adalah Merak Ngibing (Merak Menari). Sambil membeberkan kain batik bermotif Merak Ngibing, ia menjelaskan, motif tersebut tidak memiliki warna dominan. Motif tersebut menerapkan komposisi warna yang nyaris sama.

Pemilik-Gerai-Batik-Agnesa.jpgPemilik Gerai Batik Agnesa di Jalan Ciroyom-Cigeureung, Kota Tasikmalaya, Hj Enok (56) menjemur kain-kain batik beragam motif di rumah produksinya. (FOTO: Harniwan Obech/TIMES Indonesia)

Detail garis dan lekukan-lekukan di setiap lukisan bulu burung Merak yang diberi warna-warni berbeda, ujarnya, akan menciptakan kebanggaan tersendiri bagi pemakainya.    

Secara terpisah, pemerhati budaya berlatar belakang jurnalis, Rommy Roosyana mengatakan, batik merupakan warisan kekayaan nenek moyang yang mesti dilestarikan, bahkan jika mampu dikembangkan.

Ia menjelaskan, batik Indonesia mendapat pengakuan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) sebagai warisan pusaka dunia pada 2 Oktober 2009 silam. UNESCO tandasnya, mengakui batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Menurutnya, pengakuan tersebut harus dijadikan tonggak eksistensi batik di dunia. Apalagi Batik Indonesia ini begitu kaya ragam. Selain berkembang di Pulau Jawa, batik juga dikembangkan di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara dan Papua, yang memiliki motif khas masing-masing.

"Perlu diketahui, kekayaan Indonesia ini bukan soal keindahan alam dan keanekaragaman flora dan fauna di 13.466 pulau, 726 bahasa daerah atau 640 bahasa versi UNESCO, 5.300 makanan khas, serta keragaman suku. Di Negeri 'seribu pulau' ini juga tercatat memiliki 5.849 motif batik dari Aceh hingga Papua," bebernya. (*)

 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES