Peristiwa Internasional

Rute Pawai Bendera Israel Belum Dipastikan

Selasa, 15 Juni 2021 - 16:34 | 21.11k
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh. (FOTO: Reuters)
Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh. (FOTO: Reuters)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Meski telah disetujui, rute pawai bendera Israel yang akan dilakukan kelompok sayap kanan Israel hingga kini belum ditentukan. Pawai itu akan dimulai pukul 18.30, hari Selasa (15/6/2021) atau pukul 15.30 GMT.

Sementara faksi-faksi di Palestina menyerukan Hari Kemarahan di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel itu.

Dilansir France24, penguasa Islamis Gaza, Hamas juga  telah memperingatkan permusuhan baru jika pawai itu terus berlanjut.

"Kami memperingatkan dampak berbahaya yang mungkin timbul dari niat kekuatan pendudukan untuk mengizinkan pemukim ekstremis Israel untuk melaksanakan Pawai Bendera di Yerusalem yang diduduki besok," kata Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh di Twitter, kemarin.

Rute resmi untuk pawai belum diumumkan. Media Israel melaporkan bahwa polisi akan mengizinkan peserta untuk berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua tetapi tidak akan membiarkan mereka melewatinya ke Muslim Quarter, yang memiliki populasi Palestina yang sangat banyak.

Pawai BenderaPawai Bendera yang akan dilaksanakan kelompok sayap kanan Israel. (FOTO: Reuters)

Ketegangan pasti tinggi apakah rute diubah atau tidak. Protes Palestina direncanakan pukul 6 sore (15.00 GMT) di seluruh Jalur Gaza, dan faksi Fatah Hamas dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta warga Palestina untuk berduyun-duyun ke Kota Tua untuk melawan pawai.

Pawai yang semula akan dilaksanakan 10 Mei 2021 ini, awalnya diarahkan untuk menghindari Kawasan Muslim Kota Tua, ketika ketegangan di Yerusalem.

Hal itu pula yang menyebabkan penguasa Islamis Gaza, Hamas, menembakkan roket yang kemudian membantu memicu pertempuran mematikan selama 11 hari.

Kaum kanan Israel menuduh pemerintah mereka menyerah pada Hamas dengan mengubah rutenya. Mereka menjadwal ulang prosesi setelah gencatan senjata Gaza berlangsung.

Pawai ini telah menimbulkan tantangan langsung bagi Perdana Menteri Israel yang baru, Naftali Bennett.

Militer Israel telah membuat persiapan untuk kemungkinan eskalasi di Gaza selama pawai, media Israel melaporkan, dan Kedutaan Besar AS di Yerusalem melarang karyawan dan keluarga mereka memasuki Kota Tua pada hari Selasa.

Orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur, termasuk Kota Tua, menjadi ibu kota negara yang ingin mereka dirikan di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.

Israel, yang mencaplok Yerusalem Timur dalam sebuah langkah yang belum mendapat pengakuan internasional setelah merebut daerah itu dalam perang tahun 1967, menganggap seluruh kota sebagai ibu kotanya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES