Peristiwa Internasional

Sejarah Hari Ini: 14 Juni Memperingati Hari Lahir Sang Revolusioner Kuba Ernesto 'Che' Guevara

Senin, 14 Juni 2021 - 16:15 | 79.03k
Ernesto Che Guevara. (history.com)
Ernesto Che Guevara. (history.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejarah hari ini akan mengulas Ernesto 'Che' Guevara lahir di Rosario, Argentina, 14 Juni 1928. Dia adalah pejuang revolusi, dokter, penulis, pemimpin gerilyawan, diplomat, dan pakar teori militer.

Sebagai salah satu tokoh utama dalam Revolusi Kuba, wajahnya telah menjadi simbol perlawanan dalam gerakan kontra-kebudayaan dan dalam budaya populer.

Che Guevara meninggal di Bolivia pada 9 Oktober 1967 pada umur 39 tahun. Saat itu Che memimpin perlawanan di negara tersebut. Ia meninggalkan jabatan menteri di Kuba dan memilih berjuang untuk negara-negara tertindas di Asia Selatan dan Afrika.

Saat masih menjadi seorang mahasiswa kedokteran, Guevara menjelajahi wilayah Amerika Selatan dan mengalami radikalisasi akibat kemiskinan, kelaparan, dan penyakit yang ia saksikan dengan mata kepalanya sendiri.

Guevara berkeinginan menghentikan eksploitasi yang menurutnya dilakukan oleh "kapitalis Amerika Serikat", sehingga ia mencoba membantu reformasi sosial yang dicanangkan di Guatemala oleh Presiden Jacobo Árbenz.

Namun, Árbenz kemudian dilengserkan dengan bantuan dari CIA atas desakan dari United Fruit Company, sehingga Guevara menjadi semakin mantap dengan ideologi yang dianutnya.

Setelah itu, ia pindah ke Kota Meksiko, dan di situ ia bertemu dengan Raúl dan Fidel Castro dan bergabung dengan Gerakan 26 Juli.

Mereka berlayar ke Kuba dengan menumpangi sebuah kapal yacht yang bernama Granma, dengan tujuan menjatuhkan diktator Kuba yang didukung oleh Amerika Serikat, Fulgencio Batista.

Guevara kemudian menjadi tokoh yang terkenal di kalangan pemberontak dan diangkat sebagai komandan kedua, dan ia sendiri juga memainkan peranan yang penting dalam kampanye gerilya selama dua tahun yang pada akhirnya berhasil melengserkan rezim Batista.

Seusai Revolusi Kuba, Guevara mengemban berbagai peranan penting dalam pemerintahan Castro. Peran-peran tersebut meliputi peninjauan banding dan hukuman tembak mati untuk orang-orang yang divonis melakukan kejahatan perang oleh pengadilan revolusioner, pelaksanaan reformasi agraria dalam kapasitasnya sebagai menteri perindustrian, serta penggalakkan kampanye melek huruf di seluruh Kuba.

Selain itu, ia menjabat sebagai direktur pengarahan angkatan bersenjata Kuba dan presiden bank nasional, dan ia berkeliling dunia sebagai perwakilan resmi Kuba.

Guevara turut andil dalam melatih militer yang akhirnya berhasil menghalau Invasi Teluk Babi, dan ia mendukung pengiriman misil-misil balistik bersenjata nuklir milik Uni Soviet ke Kuba yang berujung pada Krisis Misil Kuba tahun 1962.

Guevara juga merupakan seorang penulis. Ia menyusun sebuah buku panduan tentang perang gerilya dan juga sebuah memoir tentang perjalanan masa mudanya dengan menggunakan sepeda motor.

Guevara meninggalkan Kuba pada tahun 1965 untuk mengobarkan revolusi di luar negeri. Pertama-tama ia mencoba membantu pemberontak di Kongo-Kinshasa, tetapi upaya ini mengalami kegagalan. Ia lalu menjadi gerilyawan di Bolivia, tetapi ia ditangkap oleh militer Bolivia yang dibantu CIA dan kemudian dihukum mati dengan ditembak.

Guevara dan Soekarno

Che dan Presiden Soekarno merupakan sahabat dekat. Keduanya saling mengagumi dan mempunyai semangat yang sama untuk memajukan negara-negara dunia ketiga. 

Kala itu, Fidel Castro dan Che Guevara baru memenangkan revolusi di Kuba. Pada Bulan Juni 1959, Castro mengutus Che melawat ke negara-negara Asia. Ada 14 negara yang dikunjungi Che, sebagian besar negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.

Indonesia yang saat itu sebagai tuan rumah konferensi Asia Afrika, mendapat lawatan khusus Che. Dia menemui Presiden Soekarno di Jakarta. 

Keduanya berdiskusi panjang lebar soal revolusi di masing-masing negara. Keduanya cocok karena sama-sama anti imperialis. Selain berdiskusi, Che juga menjalin kerjasama di bidang ekonomi antara Indonesia dan Kuba. 

Che juga sempat berwisata ke Candi Borobudur. Ia pun kemudian mengundang Soekarno untuk ganti berkunjung ke Kuba.

Ernesto Che Guevara adalah seorang mahasiswa kedokteran dan pernah mengalami radikalisasi akibat kemiskinan dan kelaparan yang disaksikan di Amerika Selatan. 

Sebagai figur besar dari Revolusi Kuba, jasa-jasanya telah menjadi simbol pemberontakan kontra-kebudayaan dan lambang global dalam budaya populer. Nama Che Guevara begitu dikenang, keberanian dan semangat yang memberikan power tersendiri bagi penggemarnya.(*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES