Peristiwa Daerah

Kisah Penyakit Kulit Putri Kandita Sembuh Setelah Mandi Air Laut Pantai Selatan

Minggu, 13 Juni 2021 - 13:14 | 318.92k
Perairan laut selatan Jawa Barat pantai Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)
Perairan laut selatan Jawa Barat pantai Batu Hiu di Kabupaten Pangandaran (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PANGANDARAN – Air laut sebagai penyembuh penyakit kulit rupanya pernah dialami Putri Kandita, perempuan berparas cantik di era kerajaan Pajajaran.

Putri Kandita adalah keturunan salah satu selir di Kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.

Paras cantik yang dimiliki Putri Kandita melebihi kecantikan ibunya, Putri Kandita juga merupakan putri kesayangan Prabu Siliwangi.

Karena kecantikan yang dimiliki, kasih sayang Prabu Siliwangi membuat iri keluarga Kerajaan Pajajaran waktu itu.

Ketika Putri Kandita mulai dewasa, sifat arif dan bijaksana seperti yang dimiliki Prabu Siliwangi mulai muncul pada dirinya.

Tidak heran jika Prabu Siliwangi bermaksud mencalonkan Putri Kandita sebagai penggantinya kelak.

pantai-Batu-Hiu-2.jpgSeorang wanita berparas cantik sedang berjalan di tepi pantai Batu Hiu (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Rencana tersebut ternyata tidak disukai oleh para selir dan putra putrinya yang lain, akhirnya mereka bersekongkol untuk mengusir Putri Kandita dan ibunya dari Kerajaan.

Para selir Prabu Siliwangi dan putra putri mereka mengadakan pertemuan rahasia di dalam istana tanpa sepengetahuan Prabu Siliwangi.

"Hasil pertemuan rahasia itu menyepakati Putri Kandita serta ibunya dengan cara disantet melalui penyakit kulit yang menjijikkan," kata salah satu penggiat kebudayaan Erik Krisnayudha.

Salah satu yang menggelar pertemuan lalu mengutus seorang dukun untuk mengirim penyakit kulit yang sangat menjijikan dan akhirnya Putri Kandita dan ibunya.

"Ilmu hitam yang dimiliki dukun itu menyihir Putri Kandita dan ibunya dengan penyakit kusta sehingga sekujur tubuh mereka yang semula mulus dan bersih, timbul luka borok dan mengeluarkan bau tidak sedap," tambahnya.

Prabu Siliwingi heran melihat penyakit borok itu tiba-tiba menyerang putri dan permaisurinya secara bersamaan.

Para tabib didatangkan untuk mengobati penyakit Putri Kandita dan ibunya, namun tidak satu pun yang berhasil.

pantai-Batu-Hiu-3.jpgSalah satu batu karang di pantai Batu Hiu yang setiap waktu menahan deburan ombak (Foto : Syamsul Ma'arif/TIMES Indonesia)

Penyakit Putri Kandita dan ibunya semakin parah dan menyebarkan bau busuk yang sangat menyengat, tubuhnya semakin lemah karena tidak mau makan dan minum.

"Selang beberapa hari kemudian ibu Putri Kandita menghembuskan nafas terakhirnya dan Prabu Siliwangi sangat terpukul dengan kepergian itu," jelas Erik.

Harapan Prabu Siliwangi waktu itu Putri Kandita sembuh, namun para selir dan putra putrinya menghasut agar Putri Kandita pergi meninggalkan istana karena khawatir penyakit kulitnya menular ke seluruh warga yang ada dalam Kerajaan.

"Putri Kandita pun meninggalkan istana melalui pintu belakang, dia berjalan menuruti ke mana kakinya melangkah tanpa arah dan tujuan yang pasti," sambungnya.

Setelah berhari-hari berjalan, Putri Kandita tiba di pantai selatan, dihadapannya terbentang samudera yang luas dan dalam.

"Putri Kandita memilih istirahat di tepi pantai selatan jawa, saat itu ada suara yang menyuruh jika ingin sembuh harus mandi di laut," tutur Erik.

Putri Kandita mengikuti pesan tersebut. Mandi di air laut .Setelah itu seluruh penyakit kulitnya hilang dan kulitnya mulus bersih seperti sediakala. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES